Sabtu, 23 Januari 2010

Kuliah 2: Interaksi Elemen Politik Ditinjau Dari Perspektif Sistem

Salam,

Salah satu yang mendasar dalam konsep Ilmu Politik adalah mengenai Pendekatan-Pendekatan Kajian Politik yang dikategorikan dalam beberapa jenis. Namun, dua pendekatan yang cukup menonjol adalah pendekatan Institusionalisme-Strukturalis dan Pendekatan Behavioralisme. Perspektif kajian sistem dalam ilmu politik lahir dari kajianpendekatan behavioralisme yang menekankan kajian pada interaksi yang terjadi antar aktor politik yan ditinjau secara general.

Pertemuan perkuliahan Politik Indonesia kali ini mencoba untuk membongkar bagaimana pola interaksi antar aktor politik tersebut berlangsung serta bagimana pola-pola interaksi tersebut berkembang. tidak kala pentingnya juga kita perlu untuk memahami bagaiana sisem politik itu sendiri dikembangkan.

Sumber bacaan yang perlu anda baca adalah: Bukunya David Easton yang berjudul A System Analysis of Political Life. sedianya anda perlu membaca seluruh isi buku ini. sebab keseluruhan materi perkuliahan diambil dari sintesa atas buku tersebut.

Terima Kasih

146 komentar:

  1. mas bisa tolong diperjelas apa yg dimaksud dgn pendekatan institusinasionalisme-strukturalis? saya belum ngerti. dan apa bedanya dgn pendekatan behavioralis?

    BalasHapus
  2. mas kristian,agak masih bingung nih. ini bahan untuk kuliah politik indonesia pertemuan yg kedua kan ya?

    BalasHapus
  3. P@Cristzhang: Pendekatan institusionalisme lebih menfokuskan kajian terhadap peran lembaga dalam interaksi politik seperti antara DPR dengan Eksekutif di bawah kepemimpinan Presiden. Sedangkan pendekatan perilaku lebih menfokuskan aktivitas manusia (personal) sebagai zoon politicon

    BalasHapus
  4. @Inez: materi ini benar untuk pertemuan perkuliahan kedua. terima kasih

    BalasHapus
  5. mas, salam kenal, saya radit (2009330024).
    Saya sendiri dan mungkin juga beberapa teman lain mengalami kesulitan menemukan buku yang mas ekomendasikan untuk dibaca, di perpus buku hanya sedikit dan sudah habis terpinjam, dan kakak kelas pada nggak punya mas.
    Ada saran mas? biar kami yg kesulitan ni juga bisa mengikuti dan kasih komen.

    thanks

    BalasHapus
  6. Kalo mau neliti politik di indonesiatu sendiri lebihkelihatan pake pendekatan yang mana ya mas kira-kira? Apa keduanya bisa digunakan? Atau hanya salah satu? Atau dikombinasikan?

    terima kasih mas Kristian

    BalasHapus
  7. Selamat malam mas, saya Yuanita (2009330046).
    Saya mau bertanya tentang bagian terakhir kuliah kita tadi, interaksi antar aktor politik, bisa dijelaskan lebih terperinci tentang interaksinya? ada contoh konkret nya? saya kurang mengerti karena tadi ketika mas menjelaskan, kelas berisik hehe...

    Slain itu mas, soal buku rekomendasi mas, apa ada buku wajib yang harus kita miliki?

    thanks mas...

    BalasHapus
  8. pa, met malem saya billy (2009320004) saya mau tanya soal kuliah yang tadi kasih siang tadi.. saya mau tanya tentang istilah baru dalam aktor politik yang tadi dijelaskan bahwa pasar atau orang" kaya sekarang bisa menjadi aktor politik. sampe sini pemahaman saya benar atau gak?. lalu apakah presiden sebagai kepala negara sadar akan hal ini?? dan kalau liad tadi contoh yang diberikan tentang seseorang yang menjadi kepala daerah karena dia mau mencari keuntungan sendiri, bukankah ini semakin menyimpang??.. apakah contoh lain juga bisa artis" yang berkecimpung dalam dunia politik termasuk??.. trus kalo ditinjau dari partai politik dia seharusnya menjadi aspirasi masyrkat khan?? apakah hal ini bisa dibenarkan dalam aktor" politik

    BalasHapus
  9. mas saya steven(2009320041)
    bisa tolong jelasin bagaimana sistem politik dekembangkan?
    makasih mas..

    BalasHapus
  10. mas, jadi pendekatan itu ada pendekatan institusinasionalisme-strukturalis (yang mana melihat dari sudut pandang lembaga politik) dan pendekatan behavioralism (yang mana melihat dari sudut pandang tidak hanya dari lembaga, tetapi juga dari peran individu aktor aktor politik). pertanyaan saya, di Indonesia atau di sistim politik indonesia ini pendekatan yg di gunakan yg mana nih mas?
    apakah pendekatan itu cocok dengan faktanya?(validitas empiris), ataukah masuk akal/bisa di laksanakan di Indonesia?
    sekiranya sgitu dulu, soalnya blom di baca lebih lanjut.
    (maaf ngomen-nya malem bgt, udah pagi malah)

    BalasHapus
  11. mas saya Lena (2009330066)
    saya masih kurang mengerti yg pendekatan strukturalisnya. kira2 bs diberi contoh konkritnya ga mas?, lalu yg msalah behavioralis itu kan disebutkan sama mas kalau itu menempatkan manusia sebagai zoon politicon, lalu manusia yg dimaksud ini adalah masyarakat atau manusia yg berperan aktif dalam kehidupan politik? makasih mas..

    BalasHapus
  12. salam,

    mas saya riva(2009320141)
    saya masih kurang mengerti contoh real dari pendekatan behaviorilisme?dan apa yang dimaksud dengan zoon politicon?

    terimakasih

    BalasHapus
  13. pak kris saya angga dari jurusan administrasi publik(2009310002)..saya mau menanyakan...wajib pak membeli 7 buku yang waktu itu babap kasih tau??????????

    BalasHapus
  14. siank mas kris...
    saya andy mas (2009310010)
    saya mau tanya tentang prespektif kajian sistem dalam ilmu politik lahir dari kajian pendekatan behavioralisme yang menekankan pada kajian interaksi yang terjadi antara aktor politik yang ditinjau secara general. nah maksud dari pendekatan behavioralisme yang menekankan pada kajian interaksi yang terjadi antara aktor politik yang ditinjau secara general tuh seperti apa?????dan kenapa pendekatan behavioralisme harus menekankan pada kajian interaksi antara aktor politik?????dan apakah hanya aktor politik saja yang harus ditekankan pada kajian sistem ilmu politik????

    mas maav kalau pertanyaan saya membingungkan karena saya juga tidak mengerti tentang pendekatan behavioralisme yang harus menekankan pada kajian antara aktor politik yang ditinjau secara general...
    makasih mas.....

    BalasHapus
  15. salam kenal mas, saya untari sabdiana (2009330137) mau bertanya apakah tulisan ini diperuntukkan untuk pertemuan kedua kuliah?
    saya juga ingin menanyakan apakah pendekatan behavioralisme juga mengacu pada watak/sifat para aktor politik?atau hanya pada interaksinya saja?
    terima kasih wass.

    BalasHapus
  16. @Radit: untuk masalah buku sebenarnya juga bisa dilihat sinopsinya secara online di internet. tetapi sumber bacaan sifatnya tidak kaku, kamu juga bisa mencari sumber bacaan lainnya yang memiliki kesamaan pembahasan dengan bab yang akan kita bahas. kemudian, dalam kenyataannya pendekatan institusionalisme dan pendekatan behavioralisme saling bercampur satu dengan lainnya sehingga tidak bisa dikatakan lebih condong pada salah satu pendekatan melainkan lebih berupa fokus kajiannya yang menjadi perhatian apakah kita hendak mengkajinya dari sisi perilaku aktor-aktor dalam sistem politik tersebut atau lebih fokus pada keputusan-keputusan yang dibuat lembaga-lembaga politik

    BalasHapus
  17. @Yuanita: interaksi antar aktor politik bisa berupa bargaining (tawar-menawar) mengenai suatu keputusan, bisa juga perdebatan karena berbeda pandangan bahkan konflik baik non-fisik seperti konflik pemikiran yang biasanya dilatari perbedaan ideologi atau perbedaan kepentingan bahkan juga konflik fisik seperti kerusahan, bentrokan fisik hingga peperangan. sedianya dalam sebuah sistem politik yang sehat maka interaksi antar aktor politik berlangsung secara sehat dan berkeadilan dimana semua orang dalam sistem politik tersebut mendapat perlakuan yang tidak diskriminatif. Namun, tidak jarang juga bila sebuah kelompok telah menguasai komunitasnya maka interaksi yang terjadi bentuknya win-lose.

    BalasHapus
  18. @Steven: sebuah sistem politik dapat dikatakan berkembang apabila sistem yang berlangsung dalam sebuah komunitas (mis: negara) terus berjalan secara konsisten dan berkesinambungan. Berkembangnya sistem politik tersebut dipengaruhi perilaku yang kondusif dari setiap aktor politik yang ada dalam sistem politik tersebut untuk menjalankan sesuai dengan fungsinya masing-masing secara konsisten. hal inilah yang mendorong sistem tersebut terus berjalan.

    BalasHapus
  19. @ Billy: semua yang terlibat dalam pengambilan, pelaksanaan, pengawasan bahkan pengegakkan dan evaluasi sebuah keputusan adalah aktor politik baik secara individual maupun secara berkelompok, pelaku pasar, LSM dan lain sebagainya. selama mereka memiliki kepentingan untuk turut mempengaruhi proses kebijakan maka dia turut berperan dalam sistem politik dan bisa dikategorikan sebagai aktor politik.
    Apakah keterlibatan mereka menyimpang? tentunya tidak selama keterlibatannya tersebut konstruktif sebab setiap wargangera memiliki hak untuk dipilih dan memilih dalam konteks kepolitikan. hal tersebut menjadi menyimpang apabila menyelewengkan kekuasaan demi kepentingan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

    BalasHapus
  20. @Dhika pada prinsipnya pendekatan yang digunakan dalam sebuah kajian politik merupakan cara bagi akademisi termasuk kita yang aktif dalam kajian ini untuk melihat bagaimana sedianya sebuah sistem politik berlangsung. sehingga sama dengan jawaban saya pada Radit bahwa tidak bisa dinyatakan bahwa salah satu pendekatan lebih benar atau salah sebab tergantung pada anda sebagai penstudi politik untuk memilih pendekatan mana yang dapat digunakan untuk membantu memahami kepolitikan yang tengah berlangsung

    BalasHapus
  21. @Lena: contoh dari pendekatan strukturalis adalah interkasi antara DPR dan Lembaga Kepresidenan misalnya dengan menteri kominfo untuk merumuskan kebijakan tentang UU Kebebasan Informasi, atau antara BPK dengan DPR terkait tentang informasi penyimpangan pencairan dana bailout bank century. jadi fokusnya adalah hubungan-hubungan yang terjadi antar lembaga-lembaga yang berkonsekuensi secara politis. Lalu zoon politicon artinya adalah manusia (individu) sebagai makhluk politik.sebab setiap manusia memiliki kepentingan yang tentunya merasa perlu diakomodir dalam sebuah interaksi dalam komunitasnya

    BalasHapus
  22. @ Riva: contoh real dari pendekatan behavioralisme adalah interkasi yang terjadi antar anggota Pansus Century di DPRD. sebagai individu sejumlah anggota pansus secara mencolok memperlihatkan perbedaan visinya dalam kasus century misalnya antara Muarar Sirait (dari PDI-Perjuangan) dengan Ruhut Sitompul (dari Demokrat) mereka memiliki ketidaksamaan cara pandang tentang hak-hak pemerintah dalam hal ini yang dilakukan Boediono (selaku Gubernur BI kala itu) dan Sri Mulyani (selaku Menteri Keuangan) untuk menerbitkan kebijakan Bailout kepada Cantury.

    BalasHapus
  23. @Angga: silahkan anda baca tulisan saya di atas yang ditujukan kepada Radit. Thanks

    BalasHapus
  24. @Andi: Pendekatan behavioralisme dalam bahasa Indonesia dapat dikatakan sebagai pendekatan tingkah laku (perilaku)dari setiap individu yang terlibat dalam sebuah sistem politik pada komunitasnya. Sebab semua manusia termasuk anda dan saya memiliki kepentingan. misalnya anda pacaran dengan seseorang maka anda akan menuntut perhatian dan kasih sayang dari pacar anda tersebut hal ini memperlihatkan anda memiliki kepentingan atas perhatian dan kasih sayang yang pasti anda peroleh secara tidak cuma-cuma sebab pacar anda punya orang tua yang masih harus diperhatikan, kesebukan kuliah yang juga menyedot perhatiannya bahkan juga teman lainnya yang perlu ia temui saat ia kongkow. akan tetapi pasti anda akan membuat sejumlah kesepahaman sehingga menurut anda hal tersebut akan membuat anda dan pacar anda tersebut merasa nyaman. hal inilah yang terjadi antar aktor politik, sebagai warganegara anda misalnya punya kepentingan atas rasa keamanan supaya anda bisa berangkat kuliah dengan aman, beraktivitas dengan aman dan lain sebagainya maka sebagai warganegara anda punya kepentingan untuk berintekasi dengan pemerintah agar pemerintah mampu menciptakan rasa aman bagi warganya. kondisi seperti inilah yang menjadi fokus kajian dalam pendekatan perilaku yang melihat secara detail perilaku dari setiap individu dalam sistem politik

    BalasHapus
  25. @Untari: mengenai masalah watak saya rasa itu bagian dari sikap, akan tetapi ketika hal tersebut ditunjukkan dalam tindakan baru kita bisa mengkategorikannya kedalam kajian behavioralisme

    BalasHapus
  26. Salam sejahtera mas kristian, saya dimas(2009330078. Jujur saya bahkan belum menyentuh buku Easton karena ksulitan mendapatkannya namun sebagaimana yang mas sarankan saya mencobe menelaah materi pendekatan sistem ini dari beberapa referensi lain. Nah ada beberapa persoalan atau lebih tepatnya kebingungan yang saya temukan diantaranya
    1. Klaim bahwa pendekatan behavioralis adalah pendekatan yang untuk pertama kalinya menjadikan politik sebagai sebuah'ilmu' dengan segala atributnya seperti kuantitatif,bebas dari nilai,dll. Di saat yang sama behavioralis juga memperkenalkan studi ilmu politik tidak hanya sebagai studi yang mendalami peran insitusi namun menitikberatkan pada perilaku aktor-aktor politik. Pertanyaan pertama saya apakah dimungkinkan mempelajari perilaku manusia dengan mengabaikan nilai-nilai yang acakali justru memegang peranan penting dalam pembentukan tindakan seseorang(seperti nilai berupa norma,agama,kebiasaan,dll) atau diletakkan dalam konteks yang lebih luas apakah mungkin ilmu politik bebas seutuhnya dari nilai normatif
    2. Menanggapi keterangan mas sebelumnya bahwa berbagai pendekatan harus saling dipadu-padankan dan melengkapi. Misal antara struktural-fungsional dengan behavioralisme. Menurut pendapat saya ada kalanya kedua pendekatan saling bersebrangan jauh. Misal bagaimana kedua pendekatan memandang perilaku Ruhut dalam pansus Century. Behavioralis mungkin akan berpendapat kalau perilaku Ruhut itu independen berasal dari pemikiran dan keputusan politiknya sendiri. Namun para struktural institusional tradisionalis akan beranggapan bahwa perilaku Ruhut tadi didorong oleh 'paksaan' struktural dan nilai dari parpol tempatnya bernaung yakni demokrat, mungkin mereka akan mengatakan siapa pun yang berada dalam posisi Rukut bahkan sevokal Gayus Lumbuan, Ganjar Pranowo atau Nadi Rahmat semuanya akan cenderung lunak bahkan menyokong keputusan bail-out. Jadi dalam kondisi konflik seperti ini pendekatan mana yang mesti diutamakan?
    3. KOmentar saya ini Berangkat dari rumusan Easton mengenai political system, yang mengandung berbagai elemen seperti input(demands dan support) output(decisions and actions serta fedback. Easton berpendapat apapun sistemnya struktur ini harus ada. Pertanyaan prtama saya bagaimana dengan sistem otoritarian yang justru menabukan demands, support dan feeback dari kebijakan yang diambil sang diktator. Kedua Kalau saya boleh menanggapi entah mengapa pendap[at Easton ini cenderung reduksionis dan mensimplifikasi sistem plitik yang ada, misal apa yang dimaksud dengan feedback,demands dan support dan yang terpenting bagaimana pula gambaran ideal ketiganya. Karena bukankah'adu jotos' pansus century yang dikompori media massa(yang saya rasa juga memiliki muatan politis tersendiri) yang lalu kemudian menggiring opini publik kesana kemari juga adalah kompetissi demands dan support sebagai feedback kebijakan bail-out. Namun apakah kompetisi ini ideal? saya rsa tidak. Jadi bagaimana easton memandang hal teresbut.
    Terima kasih banyak mas atas waktunya, mohon banyak bila dalam pertanyaan banyak kesalahan di sana-sini, karena jelas saya tidak ada mapa-apanya dibanding mas kris, sekali lagi terima kasih.

    BalasHapus
  27. Mas,saya Gilang Sagita 2007330124
    mau nanya,penjelasan infrastruktur politik tuh apa?
    saya kmrn ktinggalan nyatetnya..
    makasih ya mas..

    BalasHapus
  28. @Dimas: pertanyaan anda sangat menarik. dengan senang hati tentunya saya akan berupaya menjadi mitra diskusi anda yang baik. Pendekatan adalah cara untuk memahami suatu fenomena. tentunya pendekatan akan sangat banyak mensimplifikasi kenyataan untuk diterjemahkan ke dalam sebuah model. maka dari itu pendekatan perilaku (behavioralisme) menghasilkan model sistem dan saya setuju banyak kenyataan politik yang direduksi di dalamnya. hanya saja pendekatan ini membantu kita (meskipun mungkin tidak terlalu banyak)untuk memahami konfigurasi interaksi politik dalam kehidupan sehari-hari secara lebih sistematik dan rasional.
    Saya termasuk orang yang percaya bahwa tidak ada sesutau yang bebas dari nilai (value free) namun, nampaknya easton hanya ingin menyatakan bahwa ditengah-tengah pergulatan dan perdebatan antar ideologi-ideologi politik, beliau ingin menghadirkan sebuah penjelasan yang mencoba merepresentasikan kenyataan tanpa terjebak dalam sebuah ideologi (tolong juga dipahami bahwa buku ini disusun sekitar tahun 1965 pasca perang dunia ke-2. pada tahun-tahun tersebut kita tentunya mengetahui bahwa persaiangan antara komunisme dan liberalisme sedang gencar-gencarnya.
    Kemudian, pendekatan yang mana yang lebih diutamakan bukalanlah sebuah masalah, sebab tentunya perspektif kita akan berbeda dalam memandang suatu kondisi termasuk bagaimana kita menggunakan sebuah metode dalam memahami gejala dan indikasi kepolitikan yang berlangsung

    BalasHapus
  29. @Gilang: infrastruktur politik adalah aktor-aktor politik yang bukan penguasa formal dalam sebuah sistem politik tetapi mampu mempengaruhi sistem politik tersebut seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, Media Massa, Partai Politik, Kelompok Penekan dll

    BalasHapus
  30. selamat PAGI mas kris,saya stephanie(2009310040)
    saya mungkin kurang faham apa maksud dari pendekatan Institusionalisme-Strukturalis dan Pendekatan Behavioralisme.mungkin mas bisa jelaskan lebih rinci ?
    namun saya sedikit faham dengan inti materi ini yaitu untuk membongkar bagaimana pola interaksi antar aktor politik.
    menurut saya untuk membongkarnya pertama yang jelas dengan cara mengamati para politisi dalam negeri kita sendiri saja lalu selanjutnya dengan cara hukum atau aturan-aturan yang telah dipakai dalam berpartisipasi politik sebagai warga negara demokrasi.untuk pola dan sistem mungkin sudah dipelajari dalam ilmu politik pada semester satu namun saya kurang faham.
    mungkin cukup ini saja mas komentar saya,menurut mas bagaimana ?

    semoga bisa membimbing kami pada semester 2 ini ya . THX . GBU:-)

    BalasHapus
  31. @Stephanie: terima kasih atas komentarnya. seperti yang saya telah jelaskan sebelumnya bahwa pendekatan institusionalisme jelas lebih mengarah pada kajian lembaga-lembaga politik yang saling berinterakssi dalam kepolitikan suatu komunitas sedangkan pendekatan behavioralisme lebih menfokuskan kajian kepada individu-individu yang ada dalam lembaga-lembaga politik tersebut khusunya bagaimana individu-individu tersebut mempengaruhi proses politik dalam komunitasnya. sedangkan teori sistem dalam kajian politik merupakan sebuah model yang mencoba menjelaskan bagaimana sebuah sistem politik pada semua komunitas masyarakat bekerja. menurut easton hal tersebut terjadi karena adanya input berupa dukungan dan permintaan kemudian diolah oleh sistem politik untuk diubah menjadi ouput berupa kebijakan dan seperangkat tindakan

    BalasHapus
  32. mas saia vera (2009330221)
    yang ingin saia tanyakan apakah kita harus menggunakan kedua pendekatan ini untuk melihat suatu sejarah politik suatu negara...

    BalasHapus
  33. @Vera: seperti yang sudah dikemukakan sebulmnya bahwa ada beberapa pendekatan politik lainnya yang bisa memberikan perspektif yang berbeda terhadap suatu fenomena politik. pilihan pendekatan mana yang anda akan gunakan itu semua tergantung cara pandang anda.

    BalasHapus
  34. pa, saya irma (2009320177)
    dalam pertemuan yang ke 2 di atas ditulis bahwa akan dibahas mengenai perspektif sistem. saya ingin mengetahui sistem politik apa yang saat ini dianut Indonesia? bagaimana perkembangannya? dan sistem apa yang lebih cocok untuk Indonesia? karena saya melihat suasana politik di Indonesia saat ini tampak kurang pas.
    tentang pendekatan2 diatas, bagaimana agar kita bisa lebih memahami sistem politik melalui pendekatan2 tersebut?

    BalasHapus
  35. mas saya sandy (2009310012)
    mas saya mau nanya kalo perbedaan antara pendekatan Institusionalisme-Strukturalis dan Pendekatan Behavioralisme itu apa ( secara garis besar saja)
    dan contoh konkretnya apa?
    karena saya masih belum paham.
    terima kasih

    BalasHapus
  36. pa, saya Fanny(2009320157) kelas H. Patricia Irmalia yang memberi komen di atas jg klz H, dia lupa mencantumkan kelas.
    dalam kuliah yg k-2 ini, saya ingin bertanya, pendekatan-pendekatan lain nya selain kedua pendekatan tersebut dan mengapa kedua pendekatan itu lebih menonjol di bandingkan pendekatan lain nya? saya pun belum paham mengenai pendekatan institusionalisme-strukturalis dan pendekatan behavioralisme. terima kasih...

    BalasHapus
  37. mas, saya Adnan (2006330080)
    maqu nanya mas, materi ini, materi buat selasa besok ya? soalnya waktu pertemuan pertama selasa kemarin baru perkenalan ttg perkuliahan saja yang mas sampaikan.
    trus, saya jg lihat ada tulisan kuliah 3, bererti untuk kelas selasa jam 1 sedikit tertinggal ya mas?
    terima kasih sebelumnya mas

    BalasHapus
  38. mas, saya mau nanya sebelumnya..cari bukunya di mana y? ehm, kalo misalnya nga baca bukunya semua, gimana, apakah ad sumber lain yang bisa kita baca, yang lebih ringkas mungkin?
    apakah hanya 2 pendkatan di atas saja yang ada?

    ehm, kalo menurut saya mas, antara pendekatan isnstitusional-strukturalis dan behaviuralis memiliki keterkaitan satu sama lain. memang kedua pendekatan tersebut sangat mempengaruhi, namun juga kedua pendekatan tersebut saling berhubungan shingga dapat menjelaskan mengenai perkembangan ilmu politik itu sendiri..
    mas, apabila komentar saya ada kesalahan, mohon mas dapat memberikan penjelasan...

    Terima Kasih banyak mas, sebelumnya..^^

    BalasHapus
  39. selamat malam mas, saya Angelina (2007320117),
    saya mau tanya, dari kedua pendekatan yang menonjol kajian politik yang disebutkan di atas, apakah keduanya saling terkait atau malah hanya berjalan sendiri-sendiri? kalau pun ada keterkaitannya, bagaimana bentik keterkaitan tersebut?
    terima kasih atas penjelasannya, mas.

    BalasHapus
  40. met pagi mas,, saya Monica Rosdiana 2007330112
    terkait dengan materi di atas,yang saya tau sih pola2 interaksi antar aktor2 itu sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan oleh para decision makers, keputusannya sendiri maupun bagi kepentingan2 para aktor tersebut. Bener ga tuh mas?? thx. :)

    BalasHapus
  41. @Irma: sistem politik di Indonesia saat ini mengaplikasikan demokrasi yang dilandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. hanya saja demokrasi yang berlaku untuk saat sekarang belum memasuki arena demokrasi yang sehat baik dari segi perilaku, isntitusi dan konstitusinya. oleh kareanya, perubahan untuk menciptakan demokrasi yang lebih sehat masih memakan waktu yg cukup panjang terutama untuk membuat demokrasi tersebut berkualitas dalam pelibatan masyarakat.
    Pendekatan behavioralisme dan institusionalisme merupakan instrumen (alat) yang kita gunakan untuk memahami sebuah konstelasi politik sehingga kedua pendekatan tersebut dengan fokus kajiannya masing-masing akan memberikan penjelasan kepada kita bagaimana situasi politik yang sedang berlangsung di tengah-tengah masyarakat.

    BalasHapus
  42. @Shandy: pendekatan behavioralisme mengarah pada perilaku dari aktor-aktor poltik sedangkan pendekatan institusionalisme memfokuskan pada kajian interaksi antar lembaga politik. contoh: pendekatan behavioralisme memfokuskan pada kajian atas perilaku yang ditunjukkan anggota pansus century tentang bagaimana cara mereka berpendapat, beradu argumentasi dll sedangkan pendekatan institusionalisme mengarahakan bagaimana kesimpulan sementara yang dibuat pansus century sebagai institusi/lembaga yang tengah melakukan penyelidikan terhadap sebuah kasus bailout lembaga keuangan privat

    BalasHapus
  43. @Fanny: pendekatan politik ada aneka ragam sebenarnya pendekatan-pendekatan ini sudah pernah dikupas dalam kajian matakuliah ilmu politik semester lalu misalnya pendekatan neo-marxisme, pendekatan dependency (ketergantungan) dan pendekatan rational choice (pilihan rasional). Hanya saja yang seringkali dibicarakan memang pendekatan behavioralisme dan pendekatan institusionalisme.

    BalasHapus
  44. @Atnan: pertemuan kelas yg hari rabu memang lebih duluan dibandingkan dengan kelas hari senin dan selasa.

    BalasHapus
  45. @Jessica: kalau kamu mau coba cari bukunya...bisa jalan-jalan ke Bandung Book Center di Palasari atau ada juga di Giant Pasteur atau Giant yang deket kampus ITENAS. atau kamu juga bisa cari ke Toga Mas, tokonya ada di jalan dipenogoro kra-kira 1 kiloan dari gedung sate ke arah RRI bandung. Lalu, mengenai keterkaitan antara behavioralisme dgn insitusionalisme prinsipnya bisa saja dikatakan demikian sebab yang membedakannya lebih pada fokus kajiannya

    BalasHapus
  46. @Angelina: kalau dikatakan terkait yah karena aktor-aktor politik yang diamati dalam pendekatan behavioralisme merupakan bagian dari sebuah insitusi politik. namun kalau dikatan berbeda, kajian ini akan memberikan penjelasan yang agak sedikit berlaianan mengenai sebuah fenomena politik sebab memang demikian adanya sebab yang satu berfokus pada aktornya secara individual dan yang satu berfokus pada lembaga politiknya

    BalasHapus
  47. @Monica: saya rasa pendapatmu benar sebab keputusan/kebijakan yang dihasilkan dari sebuah mekanisme sistem politik merupakan produk dari relasi-relasi yang terjadi di dalam sistem politik tersebut.

    BalasHapus
  48. Salam kenal Mas Kris,Saya Randy(2009330038)
    Dengan menggunakan sumber lain dari internet,saya selalu menemukan bahwa dalam pendekatan behavioralis terdapat bebas nilai.Lalu disebutkan bahwa ilmu politik itu tidak bisa dan tidak boleh bebas nilai.apa maksudnya Mas?
    Menurut saya,pendekatan -pendekatan yang ada bisa saling melengkapi daripada saling mengkritik satu sama lain.Yang satu melihat secara mikro(individu)dan satu lagi melihat secara makro(institusi).

    BalasHapus
  49. mas kristian saya Naomi (2009330168)
    tadi dalam perkuliahan, mas menjelaskan tentang pendekatan institusionalisme dan behavioralisme..lalu mas mengatakan "jangan lupa kalau institusi terdiri dari aktor-aktor politik". yang mau saya tanyakan adalah kapan kita memilih institusionalisme kapan behavioralisme..kalau dari pernyataan mas diatas, seandainya kita telah menggunakan behavioralisme, apakah masih perlu kita menggunakan institusional mas??
    Terima Kasih

    BalasHapus
  50. Mas Kris, saya Marya Sutimi (2007330105).
    Saya mau tanya soal pendekatan selain institualisme dan behavioralisme, dimana tadi di kelas Mas Kris juga menyebutkan mengenai pendekatan seperti Neo-Marxisme dll.

    Menurut saya, neo-marxisme adalah semacam "turunan" dari pendekatan behavioralisme itu sendiri, dimana pendekatan tersebut muncul karena adanya perkembangan dari pendekatan marxisme yang lebih dulu muncul karena adanya pengikut-pengikut ajaran Karl Marx.

    Tapi saya juga tidak terlalu yakin dengan pendpat saya tersebut, bagaimana menurut Mas?

    BalasHapus
  51. Pak Kristian, saya Cynthia (2009320137)

    Pertama, seperti komentar diatas, saya juga mau menanyakan tentang pendekatan2. tadi dikelas bapak menyebutkan adanya pendekatan-pendekatan lain seperti neo-marxisme, depedensi dan rational choice. boleh saya minta contoh2nya ga pa?

    yg Kedua, sama penjelasan mengenai pengelompokkan aktor politik, yg istilah sekarang : State, Society dan Market. tadi kurang mengerti.

    terima kasih pa.

    BalasHapus
  52. pak kristian
    saya osy mirani(2009320044)
    saya ingin sedikit berkomentar tentang pembelajaran tadi salah satunya yaitu tentang insfratruktur politik
    tentu saja didalam kegiatan politik di ind sekarang saya melihat kekuasaan yang didapatkan dati informal lebih berperan sangat banyak dan sangat berpengaruh di dalam politik dan pemerintahan ind sendiri.akan tetapi lsm-lsm ,ormas-ormas yang ada di ind sekarang terus bermunculan dan saya rasa sudah tidak terkontrol dan kebanyakan lsm serta ormas-ormas tsb termotivasi unuk mencapai tujuan pihak-pihak tertentu saja bukan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat ,dan saya rasa malah kadang kala memperkeruh suasana politik dan pemerintahan ind tentusaya itu hanya sebagian,,,apa komentar saya bisa dibenarkan atau disalahkan?makasih

    BalasHapus
  53. Pak Kris, saya Uun Sutini (2009320067)
    Tadi di kelas, Bapak menunjukkan suatu bagan yang bersumber dari buku David Easton. Saya masih kurang mengerti apa sebenarnya maksud dan tujuan dari bagan tersebut. Tolong jelaskan kembali, Pak. Terima kasih.

    BalasHapus
  54. pak. saya luqman pradityo (2009330174)
    saya ingin mengomentari komentar dari ossy, menurut saya pribadi lsm-lsm atau ormas-ormas yang ada kurang berpengaruh dalam pengambilan keputusan2, kepentingan rakyat hanya kedok bagi mereka semua agar mereka dapat menjalankan kepentingan mereka sendiri. terima kasih, Pak.

    BalasHapus
  55. Mas Kris, saya Andy A.H (2009310010)

    tadi mas di kelas bilang bahwa pengelompokan aktor politik dalam istilah sekarang dibagi menjadi 3, state, society and market.
    yang saya ingin tanyakan tentang market pada aktor politik dalam istilah sekarang menurut mas apakah para aktor (pemerintah) telah tepat dalam melakukan keputusan atau tindakan dalam perdagangan bebas yang membebaskan pajak pada barang barang import hasil dari kerjasama beberapa negara di asia????? apakah pemerintah begitu percaya diri bahwa produk produk indonesia mampu bersaing baik dari segi kualitas maupun segi harga yang ekonomis, yang pada kenyataannya produk produk indonesia masih kalah jauh baik dari segi harga maupun kualitas.

    menurut pendapat saya seharusnya pemerintah sekarang ini jangan dulu melakukan perdagangan bebas dengan negara manapun sebab produk produk lokan masih perlu diperbaiki dari segi kualitan dan harganya, karena bila dilihat dari produk produk import, produk produk import kualitasnya lebih baik dari produk lokal dan harga pun lebih murah dari produk lokal. hasil dari perdagangan bebas yang dilakukan oleh pemerintah banyak pengusaha pengusaha asing yang menyimpan modal di indonesia malah angkat kai bukan menambah modalnya karena mereka sadar bahwa mereka kalah dari segi harga dan kualitas pun tidak jauh beda, selain para investor hengkang dari indonesi para pengusaha lokal pun banyak yang menjadi gulung tikar akibat kalah dari persaingan.

    terima kasih mas.....

    BalasHapus
  56. Mas kris, nama saya nike (2009330007)..
    Saya punya 2 pertanyaan :
    1. Saya memang tidak membaca buku referensi milik David Easton, tapi saya mencoba mencari beberapa referensi terkait seperti Miriam Budiardjo.. Di buku tersebut dikatakan bahwa David Easton, sebagai pencetus lahirnya pendekatan Behavioralisme pada akhirnya juga dia sendiri yang memberikan kritik terhadap teorinya sendiri dengan mengeluarkan teori Pasca Behavioralisme. Perbedaannya terletak di skala prioritasnya. Yang ingin saya tanyakan, skala prioritas apa yang dimaksud oleh David Easton? Lalu, kritik yang ia sendiri sampaikan kurang lebih sama dengan kritik yang dikemukakan oleh para pendukung Institusionalisme, jadi apakah sebenarnya antara behavioralis dan institusionalis tidak ada perbedaan yang cukup mencolok?

    2. Melihat sejarah perkembangan politik di Indonesia terutama zaman Orde Baru, membuat saya bertanya, apakah pada zaman tersebut, infrastruktur politik Indonesia berfungsi sebagaimana mestinya? Kalaupun tidak berfungsi,apakah politik sebuah negara tetap dapat berlangsung hanya dengan mengandalkan suprastruktur saja?

    Makasih mas.. ^^

    BalasHapus
  57. salam,

    mas,saya kunto (2009310046)

    saya mau nanya, selain 2 pendekatan tersebut yaitu pendekatan Institusionalisme-Strukturalis dan Pendekatan Behavioralisme, apakah ada lagi pendekatan2 yg lain yg mungkin bisa melengkapi lagi???

    trimakasih.

    BalasHapus
  58. salam..,

    saya akrim (2009310066) mas, apa yang dimaksud dengan ini,"interaksi yang terjadi antar aktor politik yan ditinjau secara general."ditinjau secara general itu kayak apa mas bisa tolong jelaskan ??

    terimakasih...,

    BalasHapus
  59. @Randy: Saya termasuk orang yang percaya bahwa tidak ada sesutau yang bebas dari nilai (value free) namun, nampaknya easton hanya ingin menyatakan bahwa ditengah-tengah pergulatan dan perdebatan antar ideologi-ideologi politik, beliau ingin menghadirkan sebuah penjelasan yang mencoba merepresentasikan kenyataan tanpa terjebak dalam sebuah ideologi (tolong juga dipahami bahwa buku ini disusun sekitar tahun 1965 pasca perang dunia ke-2. pada tahun-tahun tersebut kita tentunya mengetahui bahwa persaiangan antara komunisme dan liberalisme sedang gencar-gencarnya.

    BalasHapus
  60. @Naomi: pada prinsipnya kedua pendekatan tersebut berbeda dengan unit analisis yang berbeda. sehingga masing-masing penjelasan dari kedua pendekatan tersebut dapat memberikan nuansa yang berbeda meskipun terkadang terdapat kemiripan satu dengan lainnya. akan tetapi yang perlu saya sampaikan adalah kedua pendekatan tersebut dapat digunakan secara bersamaan tergantung jenis dan tingkat eksplanasi seperti apa yang kita harapkan. semakin kita mengharapkan tingkat eksplanasi yang komprehensif maka semakin banyak juag pendekatan yang dapat kita gunakan

    BalasHapus
  61. @ Marya: Menekankan pada aspek komunisme tanpa kekerasan dan juga tidak mendukung kapitalisme. Neo Marxis membuat beberapa Negara sadar akan pentingnya persamaan tanpa kekerasan, akan tetapi komunisme sulit dijalankan di beberapa Negara karena komunisme identik dengan kekerasan dan kekejaman walaupun pada intinya adalah untuk menyamakan persamaan warga negaranya di suatu Negara sehingga tidak ada yang ditindas dan menindas terlebih lagi dalam bidang ekonomi.

    Neo-Marxis juga menginginkan tidak adanya kapitalisme yang sering dilakukan Negara Barat dalam hal ini Negara maju, karena kapitalisme hanya mementingkan keuntungan yang sebesar-besarnya sehingga sering kali “menyengsarakan” rakyat pribumi karena orang-orang pribumi sering kali hanya menjadi penonton atau pun menjadi korban dari kapitalisme ini. Walaupun kapitalisme berhubungan dengan bidang ekonomi tetapi kapitalisme juga berpengaruh dalam hal kebijakan politik yang dibuat oleh Negara-negara maju terhadap Negara-negara berkembang yang sering dijadikan sasaran kapitalisme besar-besaran seperti Indonesia.

    BalasHapus
  62. @Cyntia: kamu bisa kunjungi situs ini untuk mengetahui tentang aneka macam pendekatan politik http://gdpermana.blogspot.com/2009/12/pendekatan-pendekatan-dalam-ilmu.html
    kemudian state, society and market adalah ilustrasi mengenai hubungan yang dibangun oleh tiga aktor besar yakni negara, pasar dan masyarakat. ketiga elemen ini saling berkolaborasi meskipun juga tidak jarang ada kepentingan-kepentingan yang antagonistik antara yang stu dengan lainnya, namun ketiga aktor tersebut saling melengkapi satu dengan lainnya

    BalasHapus
  63. @ Osy: perkembangan Organisasi Non Pemerintah (Ornop) atau yang juga sering disebut LSM sedianya menunjukkan kesadaran politik masyarakat. Akan tetapi, perilaku opourtunistik membuat LSM-LSM tertentu justeru melakukan apa yang tadi telah kamu uraikan dan kondisi seperti ini jelas mencederai upaya-ypaya untuk mewujudkan keaikan bersama tersebut

    BalasHapus
  64. @uun: teori sistem bebrbicara pengolahan input politik berupa dukungan dan tuntutan yang datang dari lingkungan sosial baik yang skalanya makro seperti lingkungan internasional maupun yang skalanya mikro yakni dari dalam sistem politik itu sendiri seperti masyarakat lokal. selanjutnya input ini diproses dalam sistem politik dan menghasilkan output berupa kebijakan

    BalasHapus
  65. @Luqman: memang ada juga LSM_LSM yang bermasalah untuk kepentingan uang misanya mereka memprovokasi konflik antara pegawai dengan majikan lalu memeras majikannya supaya membayar sejumlah uang agar pegawainya dapat ditenangkan

    BalasHapus
  66. @ Andy: joining global market bukanlah pekerjaan yang mudah sebab kita harus mempersipakan diri dengan baik agarkita tidak digilas dalam persaingan internasional. saya setuju bahwa perlu upaya-upaya serius guna memproteksi produk dalam negeri seperti Jepang juga memberikan proteksi terhadap pertanian. hanya saja konsekuensi dari proteksi biasanya menyedot anggaran negara. namun, keberpihakkan pemerintah terhadap waraganegaranya harus menjadi prioritas

    BalasHapus
  67. @Nike: pertanyaan pertama memang cukup menarik, hanya saja post behavioralisme mencoba untuk memberikan gambran yang lebh general mengenai sebuah sistem politik. memang pada akhirnya seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwapendekatan hanya instrumen untuk melihat sutau realitas politik dan kita tidak perlu kaku melihat pendekatan-pendekatan tersebut.
    pertanyaan kedua adalah negara yang ditaktor memag hanya memfungsikan lembaga suprastrukturnya saja dan negara tersebut terkadang bisa berjalan meskipun penuh represivitas dan potensi pemberontakan. di zaman orde baru infrastruktur politik kita memang dibungkam melalui berbagai cara atas nama stabilitas politik

    BalasHapus
  68. @ kunto: untuk pendekatan politik yang lain bisa kunjungi situs berikut ini http://gdpermana.blogspot.com/2009/12/pendekatan-pendekatan-dalam-ilmu.html

    BalasHapus
  69. @ Akrim: ditinjau secara general maksudnya dilihat secara umum

    BalasHapus
  70. mas, saya andrea (2009330190)

    mau tanya sedikit nih mas ttg pendekatan perspektif sistem. input berupa tuntutan dan dukungan yg berasal dr lingkungan sistem politik terbagi dua mnjadi Intra dan Extra Societal Environment. extra yaitu dlm skala makro atau internasional. kalau intra yaitu dlm skala mikro, maksudnya negara itu sendiri atau masyarakat/warga negara nya ?

    oiya mas, kalau buku david easton 'a system analysis of political life' bisa saya dapat dimana ya ? karena saya sudah coba cari di express, dn katanya tidak ada disana.

    makasih mas :)

    BalasHapus
  71. mas, saya Amanda lagi (2006330015) hehe..
    mau nanya aja, perkuliahan kita ini akan lebih banyak membahas ttg teori atau pengaplikasian politik di indonesia ya??nuhun :)

    BalasHapus
  72. @ Andrea: lingkungan intra maksudnya adalah aktor-aktor politik yang ada di dalam negara tersebut.
    kalau buku saya rasa harganya sudah cukup murah sekarang karena buku tersebut termasuk buku yang sudah lama. coba kalau kamu mau beli online buku situsnya amazone

    BalasHapus
  73. @Amanda: pembahasan akan condong ke arah keduanya sebab seperti yang sudah disampaikan di awal perkuliahan kita akan mencoba memahami realitas politik Indonesia menggunakan pendekatan-pendekatan teoritik yang relevan. Thanks

    BalasHapus
  74. Salam kenal Pak Kris, saya Nilawaty (2009320012) ingin bertanya tentang perkuliahan kemarin. Setelah saya membaca kembali catatan yang saya catat berdasarkan slideshow perkuliahan dari bapak, saya kurang mengerti tentang satu hal, yaitu mengapa perspektif kajian sistem dalam ilmu politik "cenderung" lahir dalam kajian pendekatan behavioralisme? Apa yang menyebabkan hal tersebut?
    terima kasih...

    BalasHapus
  75. lanjutan dari andy(2009310010)
    mas berarti secara tidak langsung mas tidak setuju dengan adanya global market????
    makasih mas....
    (*_*)

    BalasHapus
  76. selamat sore mas, saya made 2009330127....

    mengenai kedua pendekatan tersebut, pendekatan institusionalisme selain menekankan pada interaksi antar lembaga, pendekatan ini juga bersifat normatif dalam arti ada standar tertentu dalam interaksi antar lembaga. yang menjadi pertanyaan saya adalah bukankah dalam interaksi antara aktor-aktor politik (pendekatan behavioralisme) juga ada norma atau standar tertentu yang mengatur interaksinya? lalu mengapa pendekatan behavioralisme bersifat empiris?

    sekian pertanyaan dari saya mas, terima kasih

    BalasHapus
  77. mlm ..

    klo g slh sy prnh baca atau dengar atau malah bljr tentang ini ,, tp br ngerti'y wkt kmrn bpk jelasin . wah , moga berkelanjutan d materi" berikut'y y pak . terima ksh atas penjelasan'y ..

    Marsella fauziah (2009320109)

    BalasHapus
  78. @Nilawaty: pendekatan behavioral solanya lebih spesifik pada person sehingga easton mencoba melihat relasi-relasi yang terjadi diantara aktor politik tersebut sebagai sebuah kesatuan yang holistik yaitu sebagai sistem

    BalasHapus
  79. @Marsella: saya juga berharap semoga kelas-kelas kita berikutnya lebih baik lagi sehingga semakin banyak pengetahuan yang dapat kita kembangkan. terima kasih

    BalasHapus
  80. @Made: pendekatan behavioralisme lebih melihat perilaku yang ditampakkan oleh individu sebagai aktor politik sehingga unit analisnya melalui pengamatan yang mendalam pada perilaku individu. sedangkan pendekatan institusionalisme sifatnya lebih generalisasi dari pilihan tindakan lembaga politik sehingga lebih mengarah e idealisme bukan empirisme

    BalasHapus
  81. selamat sore pak, saya virliane 2009320117.
    saya mau tanya, apakah 100 hari program kerja presiden SBY termasuk ke pendekatan institusionalisme-struktural atau pendekatan behavioralisme.?
    mohon penjelasannya.
    terima kasih pak :)

    BalasHapus
  82. Sore pak,saya Wulan 2009320074.
    Sy mau nanya komentar bpk mengenai para korban tsunami aceh ataupun lapindo yang hidup mereka masih terombang ambing??sedangkan di lain pihak para menteri bahkan presiden sendiri mendapat kenaikan gaji,para menteri mendapat mobil mewah padahal mobil mereka sendiri masih nampak bagus.Pembelian laptop baru,renovasi rumah para anggota dewan,dsbnya.Seperti yang bpk katakan tentang perspektif sistem bahwa dimana input/tuntutan diubah menjadi output yaitu kebijakan.Tetapi hasilnya sangat tidak adil dengan situasi kondisi negara kita saaat ini.Dimana lagi HAM?untuk apa dibuat semua peraturan ataupun Undang-Undang kalau hanya sebuah hiasan atau menjadi unsur negara yang tak ada terapannya.
    Yang kedua yang ingin sy tanyakan kepada bpk bagaimana paradigma bpk mengenai pemerintahan SBY pada periode pertamanya sampai saat ini?Dan saya pernah membaca 1 buku yang menuliskan bahwa presiden SBY secara tidak langsung memiliki kesamaan dengan pak Harto?bagaimana menurut bapak?

    terima kasih pak..^^

    BalasHapus
  83. Siang mas,saya dicky (2009320053)

    Saya ingin berkomentar mengenai pertemuan ke-2 ini ..
    Mas mengatakan "orang kaya" bisa menjadi aktor politik,jika seperti itu ada'a maka aktor2 politik yang ada di Indonesia adalah aktor2 politik yang hanya menjadi aktor saja dan tidak mengerti apa itu arti menjadi aktor politik yang sebenar'a ..
    Thx ..

    BalasHapus
  84. saya dion (2009310051)

    saya mau berkomentar
    menurut saya perilaku yang dilakukan aktor politik itu sebagai batu loncatan untuk menaikkan popularitas politik aktor tersebut.
    terima kasih..

    BalasHapus
  85. selamat malam pak.. saya Calvin Kelvianto(2009320110/kelas E)

    pada materi ini saya ingin menanyakan apakah tujuan sebenarnya aktor politik melakukan pendekatan institusionalisme-strukturalis dan behavioralisme? apakah tujuan dari kedua pendekatan itu sama dan hanya untuk kepentingan politik saja? lalu bagaimana cara mengembangkan sistem politik tersebut? menurut saya aktor politik tidak akan bergantung hanya pada satu sistem politik saja, tergantung dari situasi dan kondisi yg dia alami dalam melakukan aktivitas politiknya. apakah benar pak? terima kasih pak

    BalasHapus
  86. selamat siang mas. saya Ronald Frenly Munthe - 2007330173.
    mas, saya mau nanya.
    mas mengatakan bahwa perspektif sistem lahir dari penrspektif behavioralisme. apakah perspektif sistem dan perspektif behavioralisme dapat sejalan dalam menjelaskan fenomena politik? karena yang saya tangkap, perilaku seorang aktor politik tidak selalu berdasarkan sistem yang ada untuk mencapai tujuan-tujuan politiknya melainkan berdasarkan tingkah laku dan pola pikirnya. terima kasih.

    BalasHapus
  87. slamat mlem mas kris...
    saya Ryan Daniel Gunawan (2009 330 203)..
    ingin tanya...
    dalam penjelasan salah satu pertanyaan sebelumnya, mas mengatakan bahwa pendekatan institusional itu lebih terhadap lembaga nya kan dan untuk pendekatan behavioralisme lebih pada aktivitas personel...sedangkan dalam setiap lembaga pasti ada personel (manusia) itu berarti dalam setiap pendekatan institusional akan selalu ada pendekatan behavioralisme?

    trims...

    BalasHapus
  88. Jocelyn Arvena (2009320129)

    Pada pertemuan kedua dijelaskan bahwa pendekatan behavioralisme mencoba untuk memberikan perspektif berbeda mengenai interaksi antar aktor politik melalui tinjauan yang lebih flexibel. Perspektif yang bagaimana yang diberikan oleh pendekatan behavioralisme ini, dan bagaimana bila dibandingkan dengan pendekatan yang lainnya? Apakah terdapat kesamaan atau tidak?
    Terimakasih..

    BalasHapus
  89. maaf y mas saya komentar bhan lama...
    saya ruthyana 2009330122..
    saya mau tya ap sih perbedaan new behaviour dan teori behaviour??
    dan menurut mas teori ap yang cocok diantara keduanya untuk membahas mengenai politik indonesia....
    thx y mas...

    BalasHapus
  90. Ilmu politik tidak dapat, dan tidak akan dapat menjadi sains dalam artian yang sebenarnya. Terlampau banyak variables yang harus dikontrol ketika orang harus menjelaskan gejala politik" berarti apakah ilmu politik tersebut cocok untuk di anggap sebagai sebuah ilmu? karena di kekurangan dan kelebihannya sangatlah bertolak belakang.

    BalasHapus
  91. mas,,saya komentari postingan lama yah,,hehe..
    nama saya Grace(2009330016)..
    Menurut saya, kedua pendekatan ini memiliki sudut pandang yang cukup berbeda, yang satu memfokuskan pada peran lembaga,yang satu lebih kepada pribadi yang bersangkutan..
    Namun seperti yg kita ketahui bahwa setiap lembaga juga terdiri dari individu-individu dengan kepentingannya masing-masing.. jadi bagaimana memadankan kedua pendekatan ini agar benar-benar dapat menilai hal-hal yang terdapat di balik setiap permasalahan??
    Trims mas.. GBU =)

    BalasHapus
  92. Mas, saya kristi birowo ( 2009330027 ). Saya baru bisa untuk o.l lagi sekarang. Mohon maklum.
    Menurut saya akhir-akhir ini di negara kita nampak sekali peristiwa di mana infrastruktur politik sangat mempengaruhi suprastruktur politik kita. Saya bisa memahami hal semacam ini. Namun saya merasa apabila infrastruktur yang beraksi adalah golongan yang bermodal dan justru berjuang untuk kepentingannya sendiri. Sehingga saya merasa banyak aturan yang dibuat untuk kepentingan infrastruktur yang bersangkutan. Dan saya rasa hal semacam itu tidak baik bagi kepentingan rakyat.

    BalasHapus
  93. Nama : Nicole Andrea
    NPM : 2009330119

    mas,saya kurang begitu mengerti mengenai pembaasan pertemuan 2 ini

    BalasHapus
  94. halo mas =)
    saya Sandra Triastuti Effendy - 2009330015

    saya baru mengikuti perkuliahan polindo dengan anda setelah PRS yaitu pertemuan kelima.. jadi belum memperoleh kuliah 2, 3, dan 4 ini.

    mengenai materi ini, saya mohon penjelasan mengenai apa itu pola hubungan aktor politik : egaliter vs struktural, serta contohnya kalau ada.
    sekian dan terima kasih.

    BalasHapus
  95. Selamat sore pak. Saya Yulia Nurliana 2009320008
    Saya hanya ingin memberikan sedikit pendapat.Menurut saya pendekatan behavioralisme yaitu interaksi antara aktor politik yang paling sering terjadi dalam kehidupan politik saat ini. Dari pendekatan behavioralisme saya menangkap kebiasaan politik yang tidak baik seperti pengembangan mosi tdk percaya (untuk lawan politik)dan korupsi dikarenakan adanya interaksi tersebut dan kemudian menjadikan adanya sebuah rutinitas yang menjadi kebiasaan para pelaku politik. Benar atau tidak pak?dan bagaimana pendapat bapak mengenai kebiasaan personal para pelaku politik yang relatif sama yaitu kebiasaan kurang baik.
    terima kasih

    BalasHapus
  96. hai mas, saya tanty novrita 2009330051.
    maaf banget saya baru bisa kasih komentar di blog sekarang ^^ tapi belom terlambat kan mas..

    comment saya soal bab ini singkat aja ya mas, menurut saya pendekatan yang dianggap mendekati baik memang yang menggunakan pendekatan behavioralisme karena prilaku politik diamati dengan sangat jelas melalui individu (spesifik).

    saya waktu itu sempat binggung, tapi setelah tanya sama mas saya jadi lebih clear. makasih mas udah jawab pertanyaan saya yang waktu pertemuan yang dulu hehe ^^

    oia mas, kok nyari buku sumbernya susah ya?
    kalo oleh tau biar dapet buku sumber yang gampang saya harus nyari dimana ya?

    makasih sbelumnya mas ^^

    BalasHapus
  97. halo mas Kristian
    saya Kevin Tiganna Tarigan - 2009330223
    saya punya pertanyaan :
    1. apa yang mencegah seorang ahli politik yang menganut pendekatan behavioralis dari melakukan suatu penilaian yang subjektif ? bukankan apabila kita melihat suatu sistem melalui individunya saja, cenderung ada unsur2 subjektif.
    2. misalnya anda diberi kasus untuk menganalisis sistem politik di Indonesia, anda lebih prefer pake pendekatan yang mana ? dan mengapa ?

    BalasHapus
  98. mas saya riska (2006 330 173)

    Dalam kerja sistem politik david easton dikatakan bahwa model arus sistem politik menunjukan baik intrasocietal maupun extrasocietal, mampu mempengaruhi tuntutan dan dukungan yang masuk ke dalam sistem politik. Saya masih kurang paham tentang ini, bisa tolong dijelaskan mas contoh aplikasi konkritnya dalam konteks politik indonesia??

    BalasHapus
  99. selamat siang mas, saya ryan (2009320018)

    pendekatan dalam politik dibagi menjadi 2 kategoti, yaitu pendekatan institusionalisme-strukturalis dan pendekatan behavioralisme. saya mau bertanya, apakah ada contoh undang-undang yang dibuat di indonesia yang didasarkan atas asas behavioralisme?? thx.

    BalasHapus
  100. jessica indah (2009330070/H)

    pendekatan institusionalisme tidak ada perilaku individu jadi di generalisasi sedangkan behaviorallisme lebih dilihat dari tingkah laku individu jadi mungkin pantas saja perspektif sistem lebih berkembang dalam dalam pendekatan behavioralisme karena elemen-elemen dari sistem politiknya adalah individu jadi disini individu sebagai aktor. begitu yang saya tangkap sih mas. thx

    BalasHapus
  101. Dhimas Sindu Aji (2009330040)

    mohon maaf sebelumnya mas karena saya mulai mengikuti perkuliahan mas kris pada pertemuan ke lima jadi pertemuan 2,3,4 saya belum mengikuti perkuliahan mas kris..
    saya masih bingung tentang pendekatan institusionalisme dan perilaku???
    kalo bisa berikan contohnya juga mas../?? thx

    BalasHapus
  102. chakra pratama 2009330043

    Mas, bagaimana pendapat mas jika indonesia menjadi negara komunis? dilihat dari masa pemerintahan sekarang, indonesia sedang mengalami krisi moral dan kepercayaan, dengan adanya berbagai kasusus yang melibatkan petinggi negara.menurut saya bila indonesia menjadi negara komunis, maka setidaknya rakyatnya dapat hidup dengan lebih sejahtera dikarenakan azas sama rata dan sama rasa. tidak ada yang kaya sekali, dan tidak ada yang miskin sekali

    BalasHapus
  103. Jennie Suhitono (2009320030)

    Mas,input dalam lingkungan sistem politik kan dibagi dlm 2 skala yaitu intra societal environment dan extra societal environment..apa bs dijelaskan lingkungan yg msk dlm intra dan extra,serta apa pembedanya?
    tq~

    BalasHapus
  104. mas kris..
    ini noverdo (2009330207) yang kemarin bawa buku sistem politik karangan inu kencana..
    kalau menurut saya, kedua pendekatan itu sebaiknya ditinjau satu per satu. Yang lebih diutamakan adalah behaviralisme dulu, karena sangat penting untuk melihat keprbadian objek daripada organisasinya. Sifat organisasi dibentuk melalui sikap para anggota, jadi sebaikna pendekatan behavioralis lebih bayak dilakukan

    BalasHapus
  105. malam mas..
    saya Jessica Martha (2009330036)

    saya mau bertanya , apakah kedua pendekatan yg disebutkan dipakai di Indonesia ?
    klo ya, mengapa ?
    kalo tidak, mengapa lalu apa yg sbnrnya dipake oleh Indonesia ?
    terima kasih .

    BalasHapus
  106. Mas Kristian, saya Astriana 2009330155 (setelah PRS jadi kelas J)
    Mas, menurut apa yg sudah sy baca, pendekatan behavioralisme lebih menekankan pada tingkah laku dan interaksi antar aktor (individu)yang terlibat dalam proses politik, dgn tujuan agar tercipta keadilan. tetapi disitu juga disebutkan bahwa pendekatan ini menekankan pada keseragaman dan keteraturan sehingga sering terjadi pertarungan atar kelompok.kemudian pendekatan behavioralis dinilai tidak lg efektif dalam menangani gejala politik. karna pada kenyataannya, menurut saya pendekatan ini pada kenyataannya akan bersifat subjektif dibandingkan objektif.
    kemudian pendekatan institusional, yang secara sepintas saya artikan kekuasaan lembaga-lembaga yang mengendalikan politik negara, sedangkan di Indonesia sendiri, sekarang saya rasa masyarakat sudah tidak percaya lg pd petinggi-petingginya. lalu apa yang pendekatan apa yang pantas dipakai untuk indonesia?
    terima kasih

    BalasHapus
  107. Pemahaman sistem politik sebenarnya adalah kajian penting dalam mempelajari ilmu politik. Entah pendekatannya berupa sistem atau pada dinamika sosial-politik secara menyeluruh, keberadaan pemahaman sistem politik tak bisa dipisahkan dari perkembangan suatu negara.
    Dalam perkembangan ilmu politik, pemahaman sistem suatu negara biasa digunakan untuk menganalisa beberapa masalah politik yang kerap terjadi. Semisal saja pada masalah keputusan Amerika Serikat menginvasi Irak. Lalu ada juga analisa untuk memahami dinamika politik di Indonesia yang selalu ada di ujung tanduk krisis politik.
    Hal ini membuktikan bahwa pendekatan sistem dan pemahaman politik penting dalam perkembangan ilmu politik. Lebih jauh lagi, hal ini membantu kita dalam membuat analisa dan bahkan pemecahan masalah dalam isu-isu politik suatu negara
    Ardiyanto ( 2009330195 )

    BalasHapus
  108. menurut saya "renny ferdilla (2009320150)"

    pendekatan behavioralisme itu meneliti lembaga-lembaga abstrak, pendekatan ini khusus membahas tingkah laku politik individu ..
    behavioralisme menganggap individu sebagai unit dasar politik (bukan lembaga, seperti pendekatsn institusionalisme.
    yang ingin saya tanyakan mengapa satu individu berperilaku politik tertentu serta apa yang mendorong mereka ??? ...

    BalasHapus
  109. mas saya devi (2009330023)

    saya ingin tanya, dari 2 pndekatan terebut manakah yang lebih efektif untuk digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah ?

    lalu bila pndekatan institusionalisme-strukturalis diterapkan apakah setiap individu didalam kelompok dapat berkembang ? karena dalam pendekatan ini kan yang dilihat kan hanya institusinya saja, bukan peran individunya, lalu bagaimana cara individu dalam sistem ini berkembang ?

    makasih mas

    BalasHapus
  110. Gilang Kharisma (2009330194 Kelas I)

    Menurut saya pendekatan behavioralisme sangat menarik. Karena menurut saya setiap individu pasti memiliki motivasi atau kepentingan dalam perilaku politik tertentu. dalam suatu organisasi apapun tentu ada sosok individu yang akan mengarahkan kemana organisasi itu akan dibawa.
    Jadi, menurut saya individu sebenarnya bisa membawa perubahan dalam suatu lembaga.

    BalasHapus
  111. saya Anisyah Nurrizka I (2009330187)

    maaf mas kasih comment sekarang
    mudah2an blm terlambat

    mas kalo yang pendekatan institusionalisme kan lebih menekankan kepada prilaku kelembagaan tetapi bukankah prolaku di dalam kelembagaan tersebut dipengaruhi diprilaku individu ya??
    bedanya apa sih mas??

    makasih mas

    BalasHapus
  112. citra kartika dewi 2009310075

    mas, saya mau tanya. saya pernah mendengar istilah komunikasi dua arah antara infrastruktur dan suprastruktur apa yang dimaksud dengan itu?

    BalasHapus
  113. aldila meitiasari 2009330096
    mas, ga ada alasan tentang kenapa pendapat behavioralisme?

    BalasHapus
  114. Mas, saya Arlin Gunawan 2009320010/J

    Saya mau tanya tentang penjelasan pola hubungan aktor politik egaliter dan struktural, dan apakah yang menyebabkan kedua pola hubungan ini saling bertentangan ?

    Terima kasih mas...

    BalasHapus
  115. Mas saya Aloysius Domenico Kevin, 2009330161

    Saya ingin tahu mas, hubungan antara infrastruktur dan suprastruktur yang terjadi di Indonesia belakangan ini sehat atau ga? seperti salah satunya kasus Bank Century ini yang cukup polemik dan mempengaruhi banyak pihak. Apakah sirkus ini pantas disebut demokrasi?

    BalasHapus
  116. Oudy Immanuel Artz (2006320068) menurut literatur yang saya baca, bahwa kajian atas sistem politik tidak bisa dilihat hanya dari pendekatan behavioral dan pendekatan institusionalisme saja, tetapi harus mempertimbangkan aneka pengaruh dari lingkungan juga, seperti pengaruh psikologis masyarakat; situasi yang berkembang pada level internasional harus diperhatikan pengaruhnya terhadap suatu system politik. Dengan kata lain kajian atas system politik tidak boleh bersifat ahistoris

    BalasHapus
  117. Mas.saya dewi(2009310005).Saya mau coment soal pendekatan isnstitusional itu kan dititik beratkan pada institusinya,sedangkan pendekatan behavioralisme yg menitik beratkan pada prilaku individu dalam institusi.Menurut saya,bila ingin membangun suasana perpolitikan yang baik haruslah didalmnya terdapat orang-orang yang fokus untuk memikirkan mengenai poltik sebagai kebaikan bersama.tapi yang terlihat saat ini para aktor politik hanyalah sekumpulan orang yang berpura-pura berusaha mati-matian atas nama rakyat namun dibalik semua itu mereka melakukannya terlebih atas dasar atau motif mencari keuntungan untuk diri sendiri.Jadi menurut saya untuk membuat suasana politik yang baik haruslah para aktornya yang terlebih dahulu di ganti dgn orang-orang yang seharusnya.Hal ini memang sulit namun apa salahnya jika dicoba.terima kasih...

    BalasHapus
  118. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  119. maaf mas kristian..saya jon ricardo (2009320022saya kurang ngerti dengan materi dalam pertemuan k2 ini..
    bisa di jelaskan lagi ga, beda infrastruktur dan suprastruktur?
    thx..

    BalasHapus
  120. mas, saya ingin komentar tentang pendekatan behavioralisme.. saya setuju dengan pendekatan tersebut, sebab dengan adanya pendekatan individu terhadap institusi, maka kinerja seorang pasti akan lebih baik. namun tidak ada salahnya dengan pendekatan institusional sebab hal tersebut dapat memotivasi para aktor untuk lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugas. terima kasih (2009310043)

    BalasHapus
  121. siang mas,, saya inayah (2007330044)

    sebelumnya pada pertemuan ini saya masih ada di kelas pak pius. yang saya tangkap dari penjelasan pak pius mengenai sistem ini adalah dimana sistem merupakan sebuah bagian yang memiliki sub bagian lagi dimana itu akan saling berhubungan, mempengaruhi, ketergantungan dan berada dalam suatu wilayah. dan penerapan ini terbukti didalam sistem politik yang dijelaskan oleh david easton bahwa input yang didukung oleh support dan demand akan menghasilkan sebuah proses da output, output dan input saling berpengaruh terlihat dengan adanya feed back. seperti contohnya pada masa orde baru dimana input yang berasal dari soeharto (behavioralisme) tersebut dan dalam prosesnya cenderung otoriter pada saat itu sehingga output yang terjadi adalah negara indonesia pada saat itu menjadi sebuah negara yang totalitarianisme selama 32 tahun. apakah penjabaraan sistem politik ini bisa dijelaskan seperti contoh kasus saya yang diatas mas?? makasiih mas..

    BalasHapus
  122. andre kurniawan
    2009330169

    menurut mas, bagaimanakah pola interaksi antar tokoh politik yang terjadi di indonesia? dan mengapa pola tersebut bisa terbentuk?

    terima kasih

    BalasHapus
  123. saya Renaldhi Hardyana R (2009320056)
    malam mas, saya mau bertanya diatas dikatakan bahwa pendekatan institusionalisme-strukturalis-behavioralisme adalah pendekatan yang cukup menonjol, maksud menonjol dalam pendekatan ini apa ? saya ingin tau apa sisi positif dan negatifnya dari masing-masing pendekatan tersebut dalam interaksi politik dan juga contoh-contoh kejadian yang paling menonjol dalam interaksi tersebut.

    BalasHapus
  124. dimas bayu permana (2009330165)

    mas, kira2 dalam mengkaji permasalahan politik dalam kehidupan nyata, apakah mungkin jika kita menggunakan 2 pendekatan tersebut sekaligus?

    BalasHapus
  125. Maria frances Shela (2009320002)

    met sore pak,komentar saya pasti sama aja dengan komen yang diatas, jadi saya mau menambahkan sedikit aja..hoho
    tentang pendekatan-pendekatan ilmu politik,saya setuju dengan pendekatan perilaku atau yang disebut behavioral.
    jika pendekatan Institusionalisme meneliti lembaga-lembaga negara, pendekatan behavioral menggambarkan pola tingkah laku individunya karena manusia dianggap unit dasar politik (bukan lembaga)jadi lebih bermanfaat bagi peneliti untuk mempelajari manusia itu sendiri dibandingkan membahas lembaga-lembaga formal aja.

    trimakasih

    BalasHapus
  126. sartika nur rachmawati (2009330026)
    kenapa dua pendekatan yang cukup menonjol adalah pendekatan Institusionalisme-Strukturalis dan Pendekatan Behavioralisme? selain itu ada pendekatan lain ga, Mas?
    terimakasih.

    BalasHapus
  127. mas, saya anggayasti (2009330224) ingin memberi komentar seputar pendekatan instutisionalisme. menurut saya pendekatan ini jauh lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan behavioralisme karena setiap individu tidak dapat mewakili setiap bagian dari kelompoknya karena perasaan egoitas yang mewakili unsur-unsur personal tersebut. benarkah pandangan saya tersebut atau ini hanya brupa sifat subjektif karena melihat aktor-aktor politik yang seringkali menimbulkan pandangan negatif yang terwakili dari diri mereka?
    sekian dari saya, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasi

    BalasHapus
  128. Lammie Ramadhia (2006330093)

    menurut saya mas, mungkin akan lebih mudah untuk mengakomodir aspirasi tidak melalui individu nya lasngsung. saya rasa lebih baik diakomodir dalam sebuah kelompok, sehingga bisa trjalin suatu persamaan visi dan misi apa yg ingin dicapai.
    walaupun jujur mas, saya belum begitu paham mengenai 2 pendekatan ini.
    terimakasih.

    BalasHapus
  129. saya jessica chandra (2009330006)

    politik ditinjau dari perspektif sistem dijelaskan dengan baik oleh mas kristian...

    politik mungkin bisa lebih dimengerti salah satunya melalui perspektif sistem... menjelaskan dengn lebih detail politik dari perspektif sistem......

    nga ada comment yang spesifik si mas.. sebelumnya saya uda pernah coment panjang... terima kasih mas...

    BalasHapus
  130. Alvin Rahmawan (2009330039) Kelas E

    Mas, saya mau bertanya, yang dimaksud dengan aktor politik itu siapa saja? apakah rakyat biasa juga termasuk? APakah ada pendekatan-pendekatan lain yang digunakan dalam mengkaji ilmu politik?

    BalasHapus
  131. Rosida Esther Marchelina Sitompul
    (2009310032)

    saya mau tanya mas, apa yang dimaksud dengan pendekatan Institusionalisme - Strukturalis dan Pendekatan Behavioralisme ?
    dan bagaimana kita sebagai mahasiswa menyikapi pola dan interaksi para pelaku politik yang menyimpang ?

    BalasHapus
  132. Erli Dwi Ratnasari 2009310062

    kedua pendekatan tersebut yaitu instusionalisme - strukturalis dan pendekatan behavioralisme yang sangat menonjol dalam proses politik di indonesia, apakah ada pendekatan lain ?? selain ini mengapa dua pendekatan tersebut bisa dikatakan yang paling menonjol ??

    BalasHapus
  133. Febe Kemala Rani (2009330126)
    Menurut saya, kedua pedekatan ini sebenarnya saling bergantung satu sama lain, misalnya saja dalam pendekatan strukturalis, dalam pendekatan ini kita juga melihat perilaku anggota-anggotanya yang dominan. Pendekatan behavioralis pun nantinya akan membawa kita pada penilaian suatu lembaga (Pendekatan strukturalis).

    BalasHapus
  134. r. nadia aryani karissa 2009330159

    Mas, saya tertarik dengan teori pendekatan behavioralisme. Di powerpoint yang mas berikan di kelas menyatakan bahwa contoh dari pendekatan behavioralime adakah perilaku pemilih dalam memilih kepala daerah. Seperti yang kita ketahui bahwa warga negara terutama yang berpartisipasi dalam pemilu merupakan salah satu aktor politik. Kasus yang ingin saya angkat adalah pemilu pada era Soeharto, dimana hampir semua pemilih secara tidak langsung dipaksa untuk memilih sebuah partai berwarna kuning yang mengusungnya. Terutama para PNS yang diharuskan memilih di kantor masing-masing dan mereka dipanggil sesuai nomor urutannya, setelah itu mereka memasukan kertas suara ke kotak suara yang sudah diset sedemikian rupa sehingga para PNS yang memilih bisa dipastikan memilih partai berwarna kuning tersebut bila tidak ingin dipecat. bagaimana perilaku pemilih bisa dijadikan Salah satu contoh dari pendekatan behavioralisme bila perilaku pemilih pada saat pemilu tersebut berlangsung adalah berdasarkan tekanan dari penguasa semata demi kepentingan golongan mereka saja?

    BalasHapus
  135. Menurut saya perbedaan antara pendekatan behavioralisme dan institusionalisme terletak pada aktor yg berperan dalam politik itu sendiri. Misal pada pendekatan behavioralisme yang dikaji adalah aktor-aktor non-lembaga sedangkan pada pendekatan institusionalisme lebih kepada lembaga-lembaga politik itu sendiri..

    Joshua Ferdika G (2009330222)

    BalasHapus
  136. Marisa Sanilita (2009330143)

    Dalam rangka memahami gejala politik yang terjadi selama di Indonesia menurut mas pendekatan yang lebih cocok digunakan ?

    BalasHapus
  137. 2009330037
    menurut saya aktor politik infrastruktur mempunyai peranan paling penting karene mewakili aspirasi rakyat secara nyata.ditambah lagi kebebasan pers dan sistem pemerintahan yg transparan.kesempatan ini harusnya dipergunakan sebaik-baiknya,karena kadang kala beberapa lembaga dan media massa tidak berani kritis

    BalasHapus
  138. Adrianus Novaryanto (2009330088)

    salam sejahtera,
    menurut saya, pendekatan institusionalisme-strukturalis dan pendekatan behavioralisme sama - samapenting dalam menyokong perkembangan ilmu politik.
    politik di Indonesia, dalam hal ini kita bisa mengkajinya dari 2 pendekatan paling menonjol tersebut. kita bisa menganalisa kebijakan-kebijakan politik yang ada dengan menggubnakan 2 pendekatan tersebut. saya pribadi lebih enyukai pendekatan behavioralis, karena pendekatan tersebut terjun langsung untuk melihat interaksi antar aktornya.
    terima kasih

    BalasHapus
  139. maaf mas,saya telat memberi komentar.Yang saya ingin tanyakan apakah pola2 perilaku antar aktor politik didasari oleh pola2 prilaku masing2 aktor politik atau hanya mengambil patokan dari kebanyakan aktor politik yang lain?
    thx
    Kevin Tjiardy(2009320034)

    BalasHapus
  140. I Gusti Agung Bagus
    2009330069

    Menurut saya kedua pendekatan yaitu pendekatan institusionalisme dan behavioralisme sangat penting dalam sistem politik Indonesia. saya setuju dengan penggunaan pendekatan behavioralisme karena menurut saya melalui pendekatan kita dapat melihat langsung interaksi antar masing-masing aktor. dibanding dengan pendekatan institusional yang hanya melihat hanya dari kelompok saja sehingga kurang akurat. oleh karena itu saya lebih setuju dengan pendekatan behavioralisme.
    terima kasih.

    BalasHapus
  141. Diah Putri Astuti 2009330133

    Mas, saya setuju dengan menggunakan pendekatan behavioralisme.
    Karena kalau saya lihat, sifat dari seorang pemimpin itu pengaruhnya besar sekali dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembuatan keputusan. Seperti Presiden AS yang sebelum Obama itu. Terlihat sekali dalam berbagai tingkah lakunya dalam menghadapi masalah di timur tengah.
    Dan setiap orang, seperti pemimpin negara, latar belakang akan membuat mereka memiliki pandangan yang berbeda - beda dalam melihat suatu masalah.

    BalasHapus
  142. saya fanny chintya chandra (2009320043)

    pendekatan behavioralisme yang menekankan kajian pada interaksi yang terjadi antar aktor politik yan ditinjau secara general itu seperti apa mas??
    apakah hanya 2 pendekatan itu saja yang paLing penting dalam konsep poLitik?

    BalasHapus
  143. Reynard Tjahja Wiguna (2009320111)

    pemdekatan sistem politik institusionalisme dan behavioralisme merupakan dua pendekatan yang sama baiknya menurut pendapat saya.
    keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan mnasing - masing.
    tetapi saya lebih cenderung untuk mendukung pendekatan behavioralisme karena melalui pendekatan behaviralisme tersebut dapat diketahui secara mendetail apa- apa saja yang dilakukan oleh para aktod politik.

    BalasHapus
  144. Raisha Fitri Yolanda (2009320167)

    menurut saya kedua nya merupakan pendekatan yang baik yang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. tetapi saya masih kurang paham mana pendekatan yang baik untuk digunakan sebagai sistem politik di Indonesia. terimakasih

    BalasHapus
  145. perkenalkan mas saya prita (2009330008)

    menurut saya kedua pendekatan itu baik behavioralis dan pendekatan strukturalis sangat penting untuk mengamati dunia perpolitikan. strukturalis-institusional yg mengamati lembaga" yang ada harus didukung dengan pendekatan behavioralis yg mengamati tingkah laku para aktor. karena menurut saya aktor politik bukan hanya pribadi perorangan tetapi mengenai suatu lembaga juga.
    trimakasih

    BalasHapus
  146. nama saya Andreas Julyardi-2007320036
    menurut saya pendekatan antara behavioralis dgn strukturalis sangat penting.mengapa ? karena kita bisa tahu hal-hal yg dilakukan oleh elit politik.

    BalasHapus