Sabtu, 20 Maret 2010

Kuliah 8: Posisi & Peran Kekuatan Islam

Salam,
Politik Islam dan Islam politik...dua buah dikotomi yg menarik utk melihat salah satu elemen besar dalam percaturan politik Indonesia. Masih ingatkah anda dgn Masyumi? Sebuah Partai Besar yg perolehan suaranya berbeda tipis dgn PNI pada pemilu 1955. Barangkali itulah momentum dimana kekuatan Islam sebagai sebuah kekuatan politik yg tangguh. Sejumlah pilar-pilar ketokohan Masyumi begitu luar biasa diantaranya M. Natsir, M. Roem, Syafruddin Prawirangera dlsb. Pengaruh mereka cukup mengakar pd masyarakat Indonesia. Belum lagi keteladanan mereka yg baik dgn menunjukkan Akhlaq yg mulia sehingga masyarakat seolah-olah menemukan keteduhan pada tokoh-tokoh tersebut.
Namun, waktu demi waktu berlalu Masyumi pun terpecah menjadi NU dan PSII. tentunya bisa kita bayangkan berapa jumlah dukungan terhadap masyumi bila kedua elemen tsb tidak undur diri dari Masyumi..itu pun dgn catatan bahwa mereka masih menempati posisi kedua dalam Pemilu 1955. Bagaimanakah kekuatan Islam selanjutnya terutama di masa sekarang dan di masa mendatang? apakah isu klasik seperti piagam Jakarta masih menjadi pokok perjuangan mereka? atau karena Isu terorisme semua sudah terpencar?
Mari kita temukan jawabnnya pada perkuliahan minggu ini....
Terim kasih

85 komentar:

  1. selamat siang mas

    jujur saja saya sama sekali tidak menyukai segala bentuk kekuatan islam politik atau politik islam di negeri ini dari sejak awal. Mulai dari masalah perumusan Pancasila (sila pertama), berlanjut ke DI-TII, hingga sampai sekarang tipe politik seperti ini sudah menjamur di Indonesia dalam bentuk politik aliran.
    Bukan karena sentimen, namun lebih karena kekuatan islam itu sekarang ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan yang sudah berbelok dari intisari islam itu sendiri.
    saya belum bisa berpikir bagaimana masa depan dari politik islam atau islam politik yang mas kemukakan.
    Menurut mas kristian bgmn?
    menurut teman2 bgmn?

    terima kasih
    Radit (2009330024)

    BalasHapus
  2. andre kurniawan/2009330169

    sebenarnya saya kurang tertarik dengan politik islam atau islam politik.
    saya ingin bertanya, daya tarik apa yang dimiliki oleh masyumi sehingga banyak masyarakat yang memilihnya?bahkan nyaris mengalahkan PNI yang notabene partai terbesar dan terkuat saat itu. apakah masyarakat tertarik dengan visi dan misi yang masyumi miliki? atau hanya sekedar kagum dengan tokoh2 politik yang ada dalam masyumi, seperti yang disebutkan di atas.
    menyangkut dengan piagam jakarta yang mas sebutkan, apakah ini terkait dengan isi piagam jakarta yg pertama yang berbunyi "Ketuhanan dengan menjalankan Syariat2 islam bagi pemeluknya"? apakah masyarakat lebih terdorong untuk mementingkan sifat nasionalismenya atau perasaan kecintaannya terhadap agamanya?

    terima kasih

    BalasHapus
  3. cynthia a. m.//2009320137

    saya hanya ingin bertanya :
    1. pada di kelas bapa mengatakan kalo ada pertentangan antara Soekarno (yg memegang teguh '7kata' dalam piagam jakarta yg pertama) dan Moh. Hatta yg ingin 7kata tsb dihapuskan. apa yg alasan mereka masing-masing dalam pertentangan tsb?
    2. seperti komentar diatas sebelum saya, saya jg ingin mengetahui mengapa Masyumi dapat begitu berkuasa?

    terima kasih.

    BalasHapus
  4. Syanne-2009330115

    Menurut saya mas, politik Islama di Indonesia bila sampai sekarang masih digunakan secara meluas di Indonesia, maka hanya akan menimbulkan konflik. Politik Islam pastinya hanya akan dianut bagi kelompok2 kepentingan tertentu dan dipakai untuk menjadi dasar untuk mencapai kepentingannya dan dasar untuk berkuasa.
    Seperti yang kita ketahui, perpecahan dari Masyumi yaitu salah satunya NU masih memiliki tempat bagi para penganut Muslim dibeberapa daerah di Indonesia, dan mungkin dominan dipakai dalam kebiasaan hidup bagi para pengikutnya, tapi bila politik Islam dipakai secara bebas dan luas dengan mempraktekkannya dalam segala aspek di Indonesia, tentunya hal ini akan menimbulkan kekacauan yang bisa dikaitkan dengan tidak adanya demokrasi di Indonesia sekarang ini, karena yang dipergunakan hanya politik Islam yang tentunya mengikat.

    Terima kasih..

    BalasHapus
  5. sore pa,
    saya anna maria (2009320183)

    amrozi, imam samudra, noorudin m. top, dr. azahari dll melakukan pengeboman seperti yang mereka lakukan di Bali yang mereka anggap sebagai suatu bentuk jihad untuk menegakan agama Islam, padahal ini merupakan bentuk penyimpangan yang mengatasnamakan agama untuk menghalalkan semua tindakan tadi, apakah ini ada hubungannya dengan politik islam dan islam politik?
    apakah eksistensi islam politik ditentukan oleh sejauh mana masyarakat mendukung atau menolaknya?

    terimakasih..

    BalasHapus
  6. sore mas!
    saya dhritya(2009310006)/kls G

    unutk perkuliahan ke-8, saya ingin memberi komentar yaitu tentang digantinya kalimat dalam piagam Jakarta 'kewajiban menjalankan syariat islam bagi para pemeluknya'
    saya setuju apabila kalimat tersebut diganti menjadi 'ketuhanan yang maha esa' dan dicantumkan pada pembukaan UUD 1945, karena hal tersebut untuk mempertegas ideologi pancasila itu sendiri dimana sistem pemerintahan yang berdasarkan pancasila tidak didasarkan pada satu pandangan agama, melainkan berbeda-beda namun tetap diartikan sebagai satu kesatuan utuh negara Republik Indonesia. hal tersebut juga dikarenakan tidak semuanya penduduk Indonesia adalah pemeluk agama islam. penggantian kalimat tersebut juga diperkuat oleh umat islam sendiri yang ada dipulau jawa, meskipun mereka pemeluk agama islam, tapi mereka juga menentang isi dari piagam jakata tersebut karena agama islam belum dirasa makna sebenarnya oleh para penduduk pulau jawa pada saat itu.

    untuk selanjutnya, saya memiliki beberapa pertanyaan.
    yang pertama, pada saat awal pemikiran poitik islam berkembang, apa yang membuat perbedaan mendasar antara kaum santri dan kaum abangan sehingga keduanya begitu hebat berseteru dalam menyebarkan politik islam? apakah diantara keduanya muncul satu dominasi dalam proses penyebaran/partisipasinya dalam politik di Indonesia?
    yang kedua, mengapa Masyumi bisa terpecah menjadi dua partai baru yaitu NU dan PSII?
    apakah dari NU atau PSII mempunyai unsur penting yang membuat berkurangnya dukungan terhadap masyumi?

    terima kasih banyak

    BalasHapus
  7. selamat malam mas
    saya Alby Rachman Padmakusumah (2009330035)
    ini saya menggunakan google account ayah saya.jadi di atas namanya berbeda.hahaha.

    begini mas, saya sangat penasaran. Apakah Indonesia dengan populasi penduduk Islam terbanyak di dunia,akan berkembang lebih baik pada masa sekarang bila menganut paham Islam (Islam sebagai dasar negara dan nuansa poltik Islam atau Islam politik yang kental) dengan anggapan bahwa penduduk Islam di Indonesia akan patuh pada syariat Islam tersebut? Apabila dibandingkan dengan negara Arab, di mana merupakan tempat asal muasal agama Islam itu sendiri, dan dakwah, kita sebut saja pada sejarahnya dulu Islamisasi nya yang sangat kuat. Poinnya adalah, apakah Indonesia akan berkembang menjadi negara yang jauh lebih baik bila menganut paham Islam tersebut dengan didukung populasi penduduk Islam terbanyak di dunia? Bukankah seharusnya Indonesia dapat menjadi negara yang sangat kuat?

    Terima kasih pak

    BalasHapus
  8. Selamat siang mas...
    Saya Yuanita - 200933046
    Saya mau bertanya, kenapa masalah yang selalu disoroti adalah masalah antara Islam dan Kristen?? Entah perang antara ke-2 nya atau perselisihan antara ke-2nya, kenapa ya mas?? Apakah ada masalah signifikan yang menjadikan dua agama ini menjadi sorotan dan selalu bermasalah?? Selain itu, pada saat kuliah, mas menjelaskan bahwa apabila FPI diajak berbicara, mereka akan dapat bekerja sama tapi apakah itu benar akan berhasil?? Atau membuat mereka semakin rusuh atau bahkan melakukan hal yang lebih seperti terorisme atau pengambila lihan negara Indonesia menjadi negara Islam, menurut mas bagaimana?? apakah hal tersebuta bisa terjadi?? Dan apakah ada kemungkinan bahwa negara Indonesia akan menjadi negara Islam?? Bila itu terjadi, bagaimana nasib negara ini dan rakyatnya, khususnya rakyat non Islam??

    Terima kasih mas...

    BalasHapus
  9. salam sejahtera mas..

    Pada awal kemerdekaan, saya sangat salut dengan perjuangan Hatta untuk mempertahankan wilayah Indonesia dengan mengganti kalimat dalam piagam Jakarta.. Tidak hanya karena berlandaskan syariah Islam namun atas dasar pemikiran bahwa Islam belum mampu menjadi landasan pemersatu bangsa.. Apabila masa sekarang ada gerakan yang memperjuangkan hal tersebut pun, saya rasa persentase keberhasilannya pun sangat kecil.. Karena masyarakat Indonesia saat ini sudah mengalami perubahan pemikiran, bahwa dalam membangun suatu negara tidaklah bijak apabila mencampuradukkannya dengan ajaran agama apapun, tidak hanya Islam..
    Kegagalan Islam dalam perpolitikan pun dapat dilihat dari semakin banyaknya partai politik aliran Islam yg malah kemudian membuat masyarkat Islam sendiri bingung menemukan prinsip Islam yang benar.. Kepentingan2 pribadi parpol yang ditutupi dengan keIslaman menyebabkan lemahnya ideologi yang dianut sehingga parpol tersebut pun tidak dapat diterima oleh masyarakat..

    terima kasih..

    BalasHapus
  10. Selamat sore mas,
    saya Kian (2009320052)

    saya ingin berkomentar, menurut saya jika ada parpol atau organisasi politik yang berdiri dan mengatasnamakan agama menurut saya mereka hanya mementingkan kepetingannya sendiri.
    seperti organisasi FPI misalnya, mereka hanya mementingkan kepentingan kelompoknya saja,tanpa memperdulikan kepentingan orang lain. Dan menurut saya organisasi dan parpol yang seperti ini rasanya seperti ingin mendirikan negara sendiri yang dilandaskan atas ideologi agamanya.
    lalu seperti di aceh,dll, saya kurang setuju dengan adanya penerapan hukum - hukum agama yang diterapkan di daerah - daerah tertentu, sepertinya hal itu tak perlu dilakukan karena mengingat tidak semua penduduk indonesia memeluk agama yang sama, jadi tidak bisa menerapkan hukum agama di daerah - daerah tersebut.

    terima kasih

    BalasHapus
  11. Selamat malem, mas..

    menurut saya, pada zaman sekarang dan dulu persepsi politik Islam sendiri sudah tidak sesuai dan terlalu melenceng jauh dari konsepnya. jika dulu pada zaman K.H Ahmad Dahlan, K.H. Hasyim Asyari, politik Islam memang benar dan layak untuk dijadikan sebagai patokan bangsa ini dalam berpolitik dan berpendapat.
    namun untuk saat ini, politik Islam rasanya sudah tidak sesuai lagi dengan konsep-konsep yang ditanamkan leluhurnya.
    bagaimana tidak, suatu tindakan pengeboman bunuh diri yang menewaskan ratusan nyawa tak berdosa, dikaitkan dengan membela agama?

    Apakah hal ini pantas untuk dipertahankan???

    terima kAsih..
    Zico Kurniawan (2009320121)

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Malem mas, saya mau nanya nih, sewaktu di kelas kan dibilang sila kesatu tuh asalnya lebih ke agama islam, saya mau tanya, mengapa kata2 itu bukannya dari awal tidak ditulis seperti itu, melainkan diganti satu hari setelah diresmikan Pancasila, soalnya jeda-nya hanya sehari, mereka kan sudah sepakat, tapi mengapa pada esok harinya ada tokoh yang tidak setuju? thx mas........

    Nicky Senjaya (2009320122)

    BalasHapus
  14. malam mas.
    saya stephanie andryati (2009310040)

    saya tertarik ia dengan materi ini karena islam menjadi bagian politik dari sebuah negara,sedangkan islam itu adalah suatu agama.itu yang sedikit menarik dari saya tentang materi ini.partai yang besar pada masa-masa sekarang mungkin seperti PKB ia,menurut saya tidak jadi masalah suatu partai politik dibawah naungan suatu agama mungkin lebih baik.namun yang saya pertanyakan mengapa islam menjadi seperti tolak ukur di indonesia? padahal agama lain juga banyak di indonesia.
    terima kasih mas .

    BalasHapus
  15. siang mas, saya Metha Kurnia Martono dari kelas E (2009330085)

    menurut saya, tidak perlu bagi bangsa Indonesia untuk mendirikan pemerintahan yang berlandaskan ajaran agama Islam karena tidak semua warga negara Indonesia beragama Islam dan kita semua tahu Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat pluralitas yang tinggi sehingga tidak bisa jika kita membuat sebuah kebijakan hanya berdasarkan satu agama tertentu saja dan menentang Pancasila. Justru dengan Pancasila, semua yang berbeda kita usahakan untuk menjadi satu tanpa memandang perbedaan yang ada.
    Model-model seperti Islam konservatif yang terlalu berambisi membentuk negara agama menurut saya adalah orang-orang yang berpikiran sempit dan picik.
    terima kasih.

    BalasHapus
  16. selamat sore mas, saya made diangga 2009330127...

    Sesuai dengan pokok bahasan mengenai kekuatan politik Islam di Indonesia, menurut saya, kekuatan politik islam tersebut semakin lemah. Hal ini terlihat sejak terpecahnya Masyumi menjadi NU dan PSII yang menjadi 'rambu-rambu' melemahnya politik islam. Lalu, pada tahun 1999, dimana demokrasi kembali ditegakkan, partai Islam semakin terpecah menjadi lebih dari sepuluh partai dan jumlahnya semakin berkembang hingga saat ini. Ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebabnya. Pertama, ketidakpuasan terhadap partai islam itu sendiri. Awalnya, ada perbedaan pandangan politik yang signifikan di antara tokoh-tokoh islam. Perbedaan tersebut lalu menimbulkan konflik, dimana pihak yang 'kalah' merasa tidak puas. Dengan demikian, pihak yang 'kalah' tersebut terpicu untuk membuat kekuatan politik yang baru. Kedua, pembentukkan parpol dilatarbelakangi oleh upaya mencari kekuasaan dimana upaya tersebut telah menjadi tren. Hal inilah yang juga menjadi motif berkembangnya partai islam. Terlebih lagi, banyak tokoh-tokoh politik saat ini yang mengatasnamakan demokrasi dalam pembentukan partainya. Hal lain yang juga melemahkan kekuatan politik islam adalah adanya kelompok-kelompok radikalis yang juga berperan dalam perpolitikan Indonesia. Inilah yang membuat dukungan terhadap politik islam itu sendiri berkurang.
    Dari uraian tersebut, kekuatan politik islam dapat diprediksikan akan semakin lemah di masa yang akan datang. Maka dari itu, perlu adanya kesadaran untuk bersatu dari para tokoh-tokoh politik islam untuk meningkatkan kekuatan politiknya.

    sekian komentar dari saya mas...terima kasih

    BalasHapus
  17. selamat siang pa, saya andika (2009330189) dari kelas E,

    disini saya ingin berkomentar tentang materi kuliah ini, menurut saya, cara perpolitikan dengan berlandaskan Islam sejak dahulu memang sudah sangat menarik perhatian masyarakat, mengingat masyumi dan NU sempat hampir menguasai seluruh parlemen.tetapi jika seandainya dari dulu kedua partai tersebut menguasai pemerintahan, dan aturan - aturan islam pun dimasukan juga sebagai aturan dan UU negara, mungkinkah negara kita bisa disejajarkan dengan negara - negara arab atau negara timur tengah lainnya yang memang aturan islam berlaku ketat di negara - negara tersebut. tetapi kalau itu benar - benar sampai terjadi di Indonesia,kalau dari sisi positifnya menurut saya Indonesia akan memiliki unsur politik yang sehat, dimana budaya korupsi tidak akan terlalu menonjol, sebab hukum islam dan hukum negara yang memang disejajarkan, tetapi kalau dari sisi negatifnya mungkin banyak terjadi protes dan demokrasi di Indonesia pun tidak akan berjalan lancar, karena tidak akan sepenuhnya di dukung oleh pihak - pihak non-Islam.
    terima kasih.

    BalasHapus
  18. faris sundara putra/ 2009320186

    salam,
    menurut saya kekuatan islam dalam politik bukan dimulai dari parpol masyumi, namun jauh dari itu polik yang bernuansa islam telah hadir bahkan jauh sebelum bangsa ini merdeka dari penjajahan. Serikat Islam, merupakan salah satu contoh dari kekuatan islam berpolitik dari masa sebelum kemerdekaan.

    saya merekomendasikan buku API SEJARAH
    (best seller) karena dalam buku tersebut mengungkap beberapa fakta yang selama ini tersembunyi.

    Isu piagam jakarta akan terus menjadi pemicu masalah bagi negeri ini. bukti nyata yang terjadi, masalah bentuk negara ini dan pancasila sebagai dasar masih diperdebatkan oleh opnum2 tertentu termasuk para teroris. Bila pemerintah tidak peduli pada rakyat atau pun telat merespon pada masalah yang ada dalam masyarat, itulah yang memicu opnum2 tertentu berpeluang membangkitkan kembali isu piagam jakarta dan isu lainya seputar masalah pediriaan negri ini.

    BalasHapus
  19. Aloysius Domenico Kevin Prasetyo (2009330161)

    Posisi Islam di dalam politik akan selalu kuat.. Karena dalam konstituen secara tidak langsung mengharuskan presiden RI beragama Islam. Selain itu Islam adalah mayoritas agama di RI ini dan sistem Indonesia adalah Demokrasi (menghendaki kekuatan rakyat). Jadi posisi ideologi islam di dalam politik indonesia memang tidak dapat ditawar lagi.

    BalasHapus
  20. citra kartika dewi 2009310075

    menurut saya politik islam saat ini kurang mendapat dukungan dari masyarakat indonesia. hal itu bisa terlihat dari pemilu yang lalu bahwa beberapa parpol yang mengusung kekuatan islam tidak mendapatkan banyak suara.mungkin itu terjadi karena indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai macam etnis, budaya, termasuk juga agama. selain itu jika kekuatan islam berkuasa di indonesia bukankah indonesia akan berubah menjadi negara islam?

    terima kasih.

    BalasHapus
  21. 2009 330 118 ( berryl permata sari ) / kelas F

    buat besok kita masih lanjut ngebahas dikotomi islam dalam politik ya mas?

    saya rasa, memang lebih baik apabila kita hanya meresapi nilai-nilai suatu agama tanpa mengidentitaskan suatu dasar negara atas dasar suatu aliran tertentu.

    ketika disusunnya piagam jakarta, keadaan masyarakat pd wkt itu masih tergolong sensitif terhadap negara.

    malah menurut saya, mungkin jangankan menyebut identitas suatu aliran di dalam dasar negara, substansi dasar negara yang mengarah kepada satu aliran pun bisa dibilang masyarakat pd waktu itu akan berontak sana sini.

    BalasHapus
  22. @radit saya tidak setuju dengan yang dikatakan olehnya sebab peran kekeuatan islam sesungguhnya bukan seperti itu, melainkan sebagai tameng dari politik yang berlaku d indonesia karena negara inonesia lebih manyoritas beragama islam.

    tetapi pada dasarnya semua agama merupakakan landasan untuk melakukan sesuatu dalam dunia politik agar berjalan sesuin tujuan negara tanpa ada pembelokan tujuan untuk kepentingan pribadi, tetapi di indonesia agama islam lebih menonjol dalam memeberikan partisipasi politik negara ini dikarenakan agama islam lebih mayoritas di negara indonesia sehingga anda menilai bahwa kekuatan islam tidak berguna bagi keberlangsungan politik d indonesia.

    jd menurut saya bukan kekuatan islam yang gagal dari sistem politik d indonesia melainkan ulah dari anggota2 yang berada dalam kekuatan islam yang ingin mementingkan kepentingan sendiri dari pada kepentingan kelompok atau kepentingan negara INDONESIA>


    makasih....
    andy awaludin hanief 2009310010

    BalasHapus
  23. saya juananda (2009330101)

    kalau kita bandingkan parpol islam dulu dengan sekarang,saya rasa sudah jauh berbeda.
    kekuatan partai berbasis islam sekarang sudah jauh menurun dibandingkan jaman masyumi dulu.
    jaman orde lama dulu kekuatan islam sama besarnya dengan partai berbasis nasionalis.
    tapi sekarang ini coba kita bandingkan antara NU dengan partai demokrat atau pun golkar dan pdi,jumlah suara yang mereka peroleh sungguh berbeda jauh sekali.
    kekuatan berbasis islam itu sekarang sudah jauh berkurang dibandingkan yang dulu,apalagi partai2 yang notabennya berbasis islam murni.
    saya rasa kekutan politik islam untuk jaman sekarang dan dimanasa yang akan mendatang akan sama saja sepeti ini,mengingat partai2 islam di Indonesia sudah tidak berbasiskan islam secara murni.

    BalasHapus
  24. sore pak...maaf baru bisa comment sekarang..
    angga wibowo pratomo 2009310002

    apakah...jika partai itu berbasiskan islam..apakah yang harus memilih orang islam saja?...dan sebaliknya saya perhatikan partai yang berasaskan agama non islam jarang sekali yang memilih,,terkecuali agama mereka yang bersangkutan...

    BalasHapus
  25. saya Dhimas Sindu Aji (2009330040)

    pada masa itu mengapa kekuatan islam sangatlah kuat dalam perpolitikan??

    apakah kecil kemungkinan masuk dalam dunia perpolitikan pada saat itu jika dari golongan non - islam???

    BalasHapus
  26. Sarah Aisha 2007330159

    saya adalah salah satu org yang kurang menyukai ketika agama dicampur dengan politik. agama merupakan suatu kepercayaan dan hal tersebut seyogyanya merupakan urusan masing2 individu dengan Tuhannya. sedangkan politik itu adalah urusan antar manusia yang bermuara pada kepentingan politik masing2 pihak, hal ini merupakan perbedaan yg mendasar.
    saya jauh lebih setuju sebenarnya jika negara ini sekuler saja-walaupun hal tsb masih jauh dr kemungkinan- karena terbukti justru agama hanya dijadikan sebagai salah satu instrumen/alat politik,sama seperti militer pada masa ORBA, jika masih ingat, apa yg dilakukan oleh Soeharto ketika menyadari bahwa dirinya harus me’rangkul’ Islam karena dinilai memiliki potensi untuk menjadi kekuatan politik yg dapat mendukung kelanggengan kekuasaan ORBA, beliau sengaja memberitakan secara besar-besaran ketika dirinya naik haji.
    Agama digunakan untuk menghimpun dukungan sekelompok masyarakat & dapat menimbulkan kesensitifan dan sentimen, hal ini justru sangat berbahaya mengingat masyarakat kita yg walaupun semangat politiknya sangat besar, namun juga harus diakui tdk sedikit yg pengetahuan politiknya masih sgt minim, belum lagi ditambah dengan karakter masyarakat kita yg mudah terprovokasi dan tidak jarang berujung kepada tindakan anarki. maka dari itu, tidak sedikit masyarakat kita yg telah dibodohi oleh para elite2 politik yang menggunakan 'agama' sebagai alat pencapaian kepentingan politik mereka.
    namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Islam memang merupakan salah satu kekuatan politik Indonesia, banyak kebijakan2 politik yg dipengaruhi oleh kekuatan politik tersebut. Kekecewaan Islam terhadap pemerintah pada masa lalu memang tidak bs dihapuskan dari sejarah. Akan tetapi jika berbicara untuk masa kini&masa depan, menurut saya yang semakin terlihat adalah agama memang seharusnya tidak dicampur dengan politik. Perpecahan pada tubuh parpol PKB misalnya telah membuktikan bahwa yg namanya parpol itu memang merupakan partai politik, bukan partai agama karena yg tjd adlh agamanya tdk berubah tp,kepentingan anggotanya yg berubah. kini eksistensi parpol dipertanyakan, knp harus ada sebanyak itu jumlahnya? Apakah kepentingan masyarakat Indonesia sebeda-beda itukah? Atau memang karena parpol2 ‘senior’ tdk dapat menyalurkan aspirasi masyarakat sehingga harus dibentuk parpol2 ‘junior’ sebanyak itu?
    Kemudian isu terorisme sekiranya telah menjelekan citra Islam sendiri sebagai agama scr global, namun saya menyarankan agar kita dapat melihat dengan bijak dan kembali lagi pada pandangan yg telah dipaparkan sebelumnya: agama sering dipakai sebagai instrumen politik untuk mencapai kepentingan politik suatu kelompok. Maka dari itu kita sebagai masyarakat Indonesia, terutama yg mengerti politik jangan sampai mudah terprovokasi yg dpt berakhir pada disintegrasi bangsa. sebagai masyarakat, kita harus bersatu agar Negara ini kuat dan ketika sudah kuat, maka ancaman apapun termasuk terorisme dapat kita lawan bersama.

    Terimakasih- maaf jika kepanjangan.

    BalasHapus
  27. Ronald Frenly Munthe 2007330173
    Sebelum berdirinya negara Indonesia, peradaban Islam sudah mengakar dalam banyak aspek kehidupan masyarakat. Politik Islam atau pun Islam Politik merupakan fenomena sosial yang sangat menarik jika kita mempelajari mengenai sosial politik di Indonesia. Betapa tidak, Indonesia merupakan negara yang masyarakat Islam nya paling banyak di dunia dan merupakan negara yang bercorak Islam yang paling demokratis bersama dengan Turki. Namun begitu, hal ini tidak serta-merta menjadikan Indonesia menjadi negara Islam.
    Melihat latar belakang tersebut, tidak mengherankan bila budaya Islam menjadi dominan, terutama dalam budaya politik yang dirintis sejak munculnya Sarekat Islam hingga saat ini seperti PKB, PBB, PKS dan banyak lagi.
    Setelah lebih dari enam puluh tahun Indonesia berdiri, banyak organisasi-organisasi Islam yang mewarnai panggung politik Indonesia baik melalui wadah parpol, ormas, dan gerakan lainnya. Meskipun berdiri dengan nuansa Islam, akan tetapi, ideologi, prinsip, dan cara pandang gerakan mereka berbeda-beda dan fenomena ini timbul-tenggelam seiring waktu di mana di setiap masa pemerintahan yang berkuasa sering kali kemunculan mereka membawa isu-isu baru. Jika dahulu mengusung syariat dan gerakan separatis, sekarang semakin banyak gerakan fundamental seperti terorisme dan pembentukan negara Islam. Dari sini, kita dapat melihat bagaimana kuatnya pengaruh Islam dalam kancah politik nusantara.
    Walaupun hingga saat ini, baru sekali presiden Indonesia terpilih dari partai berhaluan Islam yaitu KH Abdurrahman Wahid dari PKB, kita dapat melihat bagaimana kuatnya pengaruh organisasi-organisasi Islam dalam pengambilan keputusan seperti berhasilnya dibentuk UU Pornografi, berlakunya Syarikat Islam di beberapa daerah, dan banyak lagi.
    Kekuatan Islam dahulu berbeda dengan masa sekarang. Memang masih banyak partai atau pun organisasi yang mengusung diberlakukannya Syarikat Islam, namun isu terorisme kemudian muncul sebagai isu penting di negara ini. Kekuatan Islam sebagai landasan politik di negara ini masih cukup kuat. Ironisnya, kekuatan besar ini terpecah akibat perbedaan pandangan, ideologi, serta tujuan yang mereka usung. Ada yang berhaluan moderat dan ada yang fundamental. Meskipun begitu, hal ini tidak sepenuhnya buruk karena justru menimbulkan keseimbangan dalam percaturan politik di Indonesia. Berbicara mengenai kekuatan Islam di negeri ini tidak akan ada habisnya karena meskipun bangsa kita bangsa yang majemuk, pengaruh Islam sudah mengakar dan membudaya di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

    BalasHapus
  28. Selamat malam.
    Saya Salita (2009330073)

    Saya pribadi kurang begitu setuju apabila agama dijadikan komoditi politik. Apalagi meninjau Indonesia yang katanya mengakui tidak hanya satu agama saja dalam konstitusinya. Saya lebih setuju kalau untuk urusan politik, terutama yang berhubungan dengan urusan orang banyak, negara mengambil kebijakan yang bersifat sekuler, agar bisa diterima setiap umat beragama. Seperti masalah undang-undang pernikahan, dsb.

    Mengomentari organisasi-organisasi Islam seperti HTI dan FPI, saya rasa organisasi ini hanya sebagian kecil dari umat Islam di Indonesia. Jadi tidak bisa dijadikan sebagai pedoman perilaku umat Islam. Memang gerakan mereka, terutama yang bersifat rusuh sangat dapat dilihat. Tetapi di sinilah seharusnya pemerintah bisa berperan dan membatasi mereka. Lantas apa yang pemerintah lakukan? Saya rasa langkah untuk mengatasi hal-hal seperti ini kurang terlihat. Apabila mereka memang bisa diajak bicara, maka sudah seharusnya pemerintah bisa berunding bersama mereka membicarakan apa yang mereka kehendaki.

    Mengenai parta-partai Islam di Indonesia, saya rasa partai ini harus bisa mengawal pendukungnya ke arah yang lebih baik, mereka harus bisa menyalurkan aspirasi pendukungnya dalam pemerintahan, tetapi dengan porsi yang ditentukan dan tidak mengganggu kepentingan umat beragama lainnya.

    Saya sangat menghargai keragaman agama. Keragaman ini, selain keragaman adat dan lainnya, sudah menjadi ciri khas dan mewarnai kehidupan bangsa Indonesia. Tetapi Indonesia harus tetap menjaga keragamannya dan menghindari perpecahan. Keegoisan satu agama untuk mendominasi harusnya dapat diatasi agar tidak mengganggu umat beragama lainnya. Tetapi untuk saat ini, rasanya masih sulit untuk mencapai hal tersebut, terlebih karena doktrin yang diberikan di organisasi Islam fundamentalis sudah sangat melekat pada anggota-anggotanya, dan kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

    BalasHapus
  29. selamat malem mas saya billy 2009320004
    saya cuman mau komentar pa sebenarnya politik yang membawa keagamaan ini bisa disalaha gunakan bukan?? seperti contoh untuk mendapat massa yang banyak mereka dengan membawa ideologi agama padahal mereka belum tentu semuanya dalam partai itu sevisi dengan partai ini. karena masih banyak orang yang hanya mencari keuntungan atau kepentingan pribadi dalam berpolitik

    BalasHapus
  30. halo mas..
    saya Sandra Triastuti Effendy (2009330015)

    kita harus mengakui bahwa politik dan islam memang merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. ketika itu, islam mampu menancapkan pengaruhnya dan menjadi penggerak dalam perkembangan politik di indonesia. bahkan, perlawanan menghadapi kolonial belanda dalam memperjuangkan kemerdekaan, hampir seluruhnya dimotori oleh gerakan-gerakan islam.

    namun, politik dan agama itu berbeda. meskipun keduanya merupakan sebuah sistem, tetapi politik erat kaitannya dengan upaya memperoleh kekuasaan atau kekuatan. sementara agama merupakan prinsip kepercayaan kepada Tuhan. mengenai islam sendiri, masih banyak perdebatan konsep dan prinsip yang berbeda dari para penganutnya. cara setiap orang menafsirkan agama mungkin berbeda dan itulah yang dialami berbagai kelompok kepercayaan dalam islam.

    berbagai pemikiran politik islam di indonesia bermunculan pada masa itu. pengaruh islam pun telah mengakar dan membudaya dalam masyarakat. namun, saya mendukung adanya perubahan butir pertama dalam Piagam Jakarta menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" dalam pembukaan UUD 45 menjelaskan adanya keanekaragaman agama dan kepercayaan di negara kita.

    oleh karena itu, politik dan islam memang dapat berjalan berdampingan. namun, politik islam bukan merupakan langkah yang paling tepat dalam mencapai kepentingan dan tujuan bersama bangsa indonesia saat ini.

    BalasHapus
  31. Erli Dwi Ratnasari
    2009310062

    Dalam hal ini politik indonesia tidak bisa dipisahkan dari kekuatan islam. hal ini dikarenakan negara kita mayoritas beragama islam.
    tapi hal itu masih banyak menghasilkan konflik, dapat dilihat dari pecahnya partai politik islam seperti pecahnya masyumi menjadi NU dan PSII
    kekuatan islam pada zaman sekarang lebih berkurang dikarenakan banyaknya muncul partai baru yang lebih bersifat nasionalis
    dan mungkin di masa mendatang persoalan antara politik dan agama harus dipisahkan agar tidak ada pihak-pihak yang menyalahgunakannya

    BalasHapus
  32. saya fanny chintya chandra (2009320043)

    maLem mas..
    kenapa kekuatan isLam bisa dibiLang kekuatan poLitik yg tangguh?
    apakah karena negara kita bermayorits agama isLam??

    BalasHapus
  33. Reynard Tjahja Wiguna (2009320111)

    kekuatan Islam di indonesia memang merupakan kekuatan yang besar. tidak dapat dipungkiri lagi, karena negara indonesia merupakan negara dengan penduduk yang mayoritas beragama islam.
    hal tersebut juga tercermin dalam parpol. terdapat banyaknya parpol yang berdasarkan atau berbasis islam yang bermunculan.
    namun seiring berjalannya waktu, kekuatan islam sendiri menurut pendapat saya menjadi bias karena sekarang tidaklah hanya islam saja yang berkuasa dalam parpol, ada juga parpol parpol yang bersifat nasionalis, sosialis, dan lain lain.

    terima kasih..

    BalasHapus
  34. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  35. Malam pak ,,
    Sesuai dengan materi perkuliahan ini ,, saya ingin menyampaikan sedikit pendapat saya tentang politik islam dan islam politik ..
    Dari perpecahan Masyumi yang terjadi ,, itu bisa menjadi salah satu bukti kegagalan dan membuat pandangan buruk masyarakat terhadap islam .. memang itu dapat membuat kekuatan dukungan masyarakat terhadap partai islam menjadi semakin meurun ,, tetapi bila dilihat sekarang kita memiliki parpol islam baru yang sudah mulai menunjukan kemajuan kinerjanya dalam mengendalikan bangsa ini .. mungkin itu juga bisa menjadi salah satu bukti bahwa islam mulai membuat pondasi baru setelah pecahnya Masyumi ..
    Tetapi menurut pribadi saya ,, saya lebih setuju dengan perubahan piagam Jakarta yang menjadi pancasila skrg ini .. krn pancasila benar merupakan cerminan bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika tanpa memihak satu golongan saja ..

    Marsella Fauziah 2009320109

    BalasHapus
  36. limia trifena (2009330192)

    indonesia yang merupakan negara mayoritas umat islam pastinya tidak luput dari kebangkitan kekuatan2 islamis di berbagai sektor pelaksanaan pemerintahan indonesia, terlebih dimulai dari awal kemerdekaan dimana terlihat bagaimana besarnya pengaruh para politikus2 yang berideologikan islam dalam menentukan dasar2 negara.dan menurut saya hal ini tidak dapat kita bendung atau abaikan begitu saja. meskipun secara pribadi saya tidak begitu simpatik akan pelaksanaan perpolitikan yang dikaitkan dengan ajaran agama. karna yang saya lihat sampai saat ini, sebagai golongan mayoritas, kaum islamis sendiri menghadapi kemajemukan umat islam mereka sendiri juga akan keberagaman kepentingan masih2 kelompok,dan terkadang terlihat banyak parpol islam yang tidak dapat mempertahankan ideologi islam mereka karena kemajemukan internal mereka.

    dan terlihat kadang ideologi yang didasarkan oleh agama gampang untuk dijadikan fasilitator penutup kebobrokan dan kelicikan.jadi menurut saya, meskipun kekuatan islam besar namun masih banyak hambatan untuk bisa terus berkembang dan tetap eksis di dunia perpolitikan.

    BalasHapus
  37. npm 2009320192
    menurut saya kekutan politik islam untuk jaman sekarang dan dimanasa yang akan mendatang akan sama saja sepeti ini. sebaiknya jangan mencampur adukan agama dan politik bila ingin semua merasa adil

    BalasHapus
  38. menurut saya

    Renny ferdilla 2009320150

    politik adalah kekuasaan dan kepemimpinan. Tidak ada ruang dan aspek kehidupan masyarakat yang tidak terkait dengan kedua hal ini, bahkan pada tataran manusia sebagai individu sekalipun.
    Kekuasaan dan kepemimpinan memainkan peranan sentral dalam kehidupan, sehingga baik-buruknya kekuasaan dan kepemimpinan akan mempengaruhi baik-buruknya kehidupan suatu masyarakat atau bangsa. Ketika Islam bertujuan untuk membangun kehidupan yang baik dan diridhai Allah SWT, maka kekuasaan dan kepemimpinan menjadi salah satu sasaran penting dakwah.
    dan Islam pun berperan dalam berkembangnya politik politik di Indonesia khusus nya parpol yang berbasis Islam, biasa nya tokoh tokoh utama nya dilibatkan dalam sistem pemerintahan untuk mendapat mendukung dari para masyarakat islam itu sendiri.

    BalasHapus
  39. abraham kristi pambudi (2009330068)

    kekuatan islam dalam dunia perpolitikan sangat ini menurut saya msh sangatlah kuat.. karena dapat kita lihat sendiri mayoritas orang yg duduk duduk di kursi dpr dan mpr merupakan pemeluk agama islam. hanya sedikit yg non islam. selain itu karena indonesia merupakan negara dgn jumlah penduduk islam terbanyak, banyak organisasi2 islam yg muncul. seperti contoh FPI. namun sering kali organisasi seperti itu malah menimbulkan kerusuhan karena idealisme mereka yg sangat kuat.

    BalasHapus
  40. Salam sejahtera Mas...
    Saya kristi birowo 2009330027

    Menurut saya, tidaklah pantas suatu hal suci yang menyangkut ke-Tuhanan harus dinodai dengan dilibatkan dalam politik. Politik adalah suatu ajang kompetisi di mana segala cara dihalalkan, bahkan yang buruk sekalipun.
    Saya percaya nilai Islam yang sejati baik adanya. Sebab ajaran Islam merupakan ajaran Tuhan juga. Namun ada baiknya pula kita jadikan itu sebagai pedoman dan arah, jangan implementasikan ajaran-Nya dalam sistem politik kita.. ( juga untuk semua agama).

    BalasHapus
  41. Mlam mas,saya dicky 2009320053

    Saya ingin berpendapat bahwa politik itu tidak seharusnya di kaitkan dengan agama ,,
    Misalanya saja politik islam,memang kita akui di negara kita ini mayoritas agamanya bebasis islam,tpi bukan karena itulah maka politik negara kita menganut politik islam ..
    Dan politik islam otu menurut saya salah,contoh'a saja FPI,mereka bertindak semena mena melakukan sweeping mengatasnamakan islam,mnrut saya itu adalah suatu tindakan bodoh yang cukup menjadi contoh agar ormas2 laen tidak menerapkan politik islam semacam itu ..

    BalasHapus
  42. malem mas, saya steven 2009320041

    waktu di kelas dikatakan bahwa syarikat dagang islam memilik pengikut sampi 1,5 juta orang pengikut.
    sebenarnya apa saja yang dilakukan syarikat dagang islam hingga memiliki pengikut sebanyak itu?
    makasih mas.

    BalasHapus
  43. 2009320162

    menurut saya,pengaruh dan peran islam di Idonesia dapat dikatakan cukup kuat..
    saya mendukung jika politik apa pun dijadikan landasan di Indonesia dengan syarat berusaha sebaik mungkin untuk memajukan bangsa ini dan mensejahterahkan rakyatnya dan yang terpenting mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan diri sendiri.

    BalasHapus
  44. dimas bayu permana 2009330165

    menurut saya, di masa sekarang, politik islam tak hanya dilakukan oleh parpol berlandaskan dasar ideologi islam, tetapi juga oleh ormas islam. contohnya FPI atau FBR. ketika ormas2 tersebut berusaha untuk menjadi alat kontrol sosial. dan parpol yang dulu identik dengan islam seperti PKS pun sekarang sepertinya sudah lebih mengutamakan ideologi pluralisme, sehingga tidak terlalu mengedepankan pandangan islam. perihal konten piagam jakaarta yang kontroversial, saya setuju jika kata2 yang membahasa ttg syariat islam dihapuskan, kaarena beresiko menimbulkan pemikiran-pemikiran buruk yang akhirnya dapat memecahkan indonesia.

    BalasHapus
  45. Anggayasti Ajeng (2009330224) Kelas J

    sebagai negara dengan penduduk islam terbesar di dunia, program pemerintahan yang memiliki asas-asas islam akan sangat 'menjual.'
    namun yang perlu diingat, Indonesia bukanlah negara islam seperti negara-negara di timur tengah. Indonesia adalah negara demokrasi yang memiliki keanekaragaman budaya. Pluralitas tersebut, bila dilandasi dengan sistem islami, akan membatasi hak-hak mendasar individu-individu yang berbeda keyakinan.
    namun dalam pendapatnya Donald K. Emeron mengenai Islam kultural yang menyatakan islam tidak lagi konsern terhadap urusan politik dan hanya menunjukkan sikap islam yang simpatik saya juga kurang setuju.
    menurut saya kekuatan islam di bidang perpolitikan lebih kepada wujud perwakilan terhdap umat muslim yang memiliki sistem2 yang sedikit berbeda daripada sist demokrasi yang berlaku di negara republik. dan bukan hanya sekedar pembuktian eksistensi.

    terimakasih

    BalasHapus
  46. septy sulistiyani penu 2009310070

    selamat siang mas,,langsung saja pada komentar saya...
    sebenarnya saya agak kurang setuju dengan hal politik islam atau pun islam politik... menurut saya kedua hal tersebut hanya akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi sistem politik indonesia....seperti diskriminasi antar umat beragama...hal ini dapat dilihat dari contoh kasus bom bali 1 dan bom bali 2
    para pelaku bom bali tersebut mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan 'jihad' namun secara logis jelas saja yang mereka lakukan tidak bermoral dan bertentangan dengan ajaran agama yang sebenarnya... jadi menurut saya tidak sebaiknya hal-hal yang berbau politik di sangkut pautkan dengan agama mana pun, lagi pula hal itu jelas sangat tidak bisa di terima oleh negara kita yang berlandaskan pancasila dan uud 45.

    terima kasih

    BalasHapus
  47. sore mas saya danti nurdianti (2009320070)

    jujur saya kurang suka jika masalah agama dan politik dicampuradukan, karena agama merupakan suatu hal yang suci, sedangkan dalam politik kita cenderung menghalalkan segala cara untuk memperoleh hal yang kita inginkan.
    tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa islam dan politik adalah kedua hal yg tidak dapat dipisahkan, contohnya bisa kita lihat pada masa sekarang kebanyakan pemimpin kita memeluk agama islam.

    BalasHapus
  48. halo mas
    saya akrim desman (2009310066)

    menurut saya posisi dan kekuatan islam di indonesia kurang tepat karena apabila kekuatan islam terlalu banyak ikut di ranah politik di indonesia akan menodai islam itu sendiri karena dunia politik tersebut penuh dengan hal2 yang tidak baik seperti menghalalkan segala untuk mendapatkan kekuasaan dan itu sangat bertentangan dengan ajaran islam dan sehingga menurut saya kekuatan islam di indonesia hanyalah sebagai pengontrol dan tidak terlalu banyak ikut di kancah politik..

    terimakasih

    BalasHapus
  49. siang mas .

    saya stephanie andryati (2009310040)


    dalam materi minggu ini yang bertema peran dan kekuatan islam .

    pada ORBA mungkin hal itu bisa menjadi hal yang wajar karena islam sebagai negara pertama yang datang di indonesia .tak salah dan tidak ada yang harus diperdebatkan apabila peran dan posisi islam pada saat itu begitu kuat dengan adanya sarekat islam , masyumi dll.

    namun apabila islam sangat berperan besar dalam kancah politik menurut saya kurang baik,apalagi dengan kondisi sekarang.mayoritas warga Indonesia itu Islam namun 15%pendudukIndonesia memiliki agama Lain jadi untuk kancah politik saya tidak setuju karena takutnya menjadi sebuah kebijakan yang tidak efektif yang akan menimbulkan berbagai kecaman .

    terimakasih =)

    BalasHapus
  50. luqman pradityo
    2009330174

    menurut saya, realitas politik demikian menjadi pudar saat terjadi kebiasaan umum masyarakat dewasa ini baik perkataan maupun perbuatannya menyimpang dari kebenaran Islam yang dilakukan oleh mereka yang beraqidahkan sekularisme, baik dari kalangan non muslim atau dari kalangan umat Islam. Jadilah politik disifati dengan kedustaan, tipu daya, dan penyesatan yang dilakukan oleh para politisi maupun penguasa. Penyelewengan para politisi dari kebenaran Islam, kezhaliman mereka kepada masyarakat, sikap dan tindakan sembrono mereka dalam mengurusi masyarakat memalingkan makna lurus politik tadi. Bahkan, dengan pandangan seperti itu jadilah penguasa memusuhi rakyatnya bukan sebagai pemerintahan yang shalih dan berbuat baik. Hal ini memicu propaganda kaum sekularis bahwa politik itu harus dijauhkan dari agama (Islam). Sebab, orang yang paham akan agama itu takut kepada Allah SWT sehingga tidak cocok berkecimpung dalam politik yang merupakan dusta, kezhaliman, pengkhianatan, dan tipu daya. Cara pandang demikian, sayangnya, sadar atau tidak mempengaruhi sebagian kaum muslimin yang juga sebenarnya ikhlas dalam memperjuangkan Islam

    BalasHapus
  51. Virliane fitria melania 2009320117

    Menurut saya, adanya politik Islam dan Islam politik di Indonesia memang sudah mempengaruhi kehidupan politik kita. Seperti halnya Masyumi yang sejak pemilu 1955 sudah menjadi partai besar yang memegang ideologi Islam yang perannya juga sangat mempengaruhi masyarakat kita.
    Kekuatan Islam ini tidak terlepas akan masyarakat kita sendiri yang memang mayoritasnya beragama Islam, sehingga pada masa sekarang masih ada partai-partai yang berlandaskan Islam dan untuk masa yang akan datang mungkin masih ada tetapi jumlahnya mungkin berkurang dibandingkan masa sekarang. Karena menurut saya pemahaman ini tidak harus selalu berlandaskan Islam, masyarakat kita yang beraneragam budaya dan agama ini juga menjadi pengaruh didalamnya. Masyarakat kita tidak hanya menganut agama Islam tetapi juga menganut agama lain yang harus dihormati dan dihargai keberadaannya. Paham agama yang dikaitkan dengan politik ini seharusnya tidak mendominasi akan sistem yang ada, karena agama merupakan kepercayaan masing-masing individu akan iman mereka kepada Tuhan. Sedangkan politik merupakan kebaikan bersama bagi kita yang tidak boleh hanya mementingkan golongan tertentu saja tetapi mementingkan kehidupan masyarakat lainya.
    Saya sangat mendukung dan salut dengan adanya perubahan Piagam Jakarta menjadi Muqaddimah lalu diubah menjadi Pembukaan UUD yang mana pada butir pertama diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, pada pengesahan UUD 1945.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  52. Islam yang penganutnya termasuk yang terbesar di Indonesia memiliki kekuatan tersendiri dalam bidang politik, jumlah suara yang dapat diperoleh oleh suatu partai politik dari kalangan ini saja bisa sangat menguntungkan, ditambah lagi ketika partai politik itu didalamnya dikelola oleh para pemuka agama seperti kiayi dan ajengan-ajengan pesantren, sehingga semakin mudah untuk mendulang suara, dalam sisi agama pun Islam memang mengajarkan bagaimana berpolitik, namun tetap mengutamakan kepetingan rakyat dan negara, bukan kepentingan kelompok yang hanya mau mencari rupiah dalam bidang politik

    Nindya Raharjani (2009310043)

    BalasHapus
  53. Diah Putri Astuti 2009330133

    Jujur, saya sendiri tidak yakin bahwa partai yang mengusung 'agama Islam' benar - benar dengan niatan yang baik. menurut saja, saya curiga, mereka tetap berusaha untuk kepentingan pribadi dan politik.
    Parpol tidak harus menggunakan agama sebagai 'patokan' untuk mencari pendukung di Indonesia, yg mayoritas beragama muslim. Yg terpenting adalah visi dan misi mereka dan mereka MEMANG MAMPU untuk mewujudkannya.

    BalasHapus
  54. inayah (2007330044)

    politik dan islam adalah kedua istilah yang pemaknaannya sangat berlawanan dan saya tidak menyukainya apabila mereka saling berhubungan. Islam adalah sebuah agama yang tidak selayaknya masuk kedalam urusan perpolitikan. Walaupun masyarakat indonesia ini kebanyakan beragama islam namun tidak berarti juga islam harus masuk kedalam dunia perpolitikan. Saya menyukai sebuah negara yang sekuler dimana didalam perpolitikannya tidak ada unsur agama. Karena apabila agama itu masuk kedalam politik maka akan berdampak kepada citra agama itu sendiri. Seperti contohnya terorisme dimana dengan adanya keterlibatan islam dalam dunia politik yang menyebabkan citra islam baik di indonesia maupun masyarakat internasional semakin jelek. Dan Islam hanya dipakai untuk kepentingan suatu kelompok saja sehingga apabila berdiri suatu partai politik yang berbau islam mungkin hanya dipakai untuk mencari dukungan dari masyarakat indonesia yang beragama islam agar memilih parpol tersebut di pemilu. Namun bagaimana pun islam di indonesia selalu terbagi-bagi yang menandakan dalam perpolitikan juga terpecah belah. Ini yang menandakan selalu adanya persaingan antar islam itu sendiri yang bisa menyebabkan adanya konflik antar islam itu sendiri. Jadi islam menurut saya seharusnya tidak usah masuk kedalam dunia politik karena akan menjeratkan islam itu sendiri.

    BalasHapus
  55. Islam sejak lama menjadi kekuatan politik di Indonesia karena sudah mengakar di budaya kita. Hal itu dibuktikan dengan persentase 80% penduduk kita yang beragama Islam. Belum lagi kita harus mengingat bahwa Islam sudah menjadi bagian dari Indonesia lebih dari 300 tahun. Namun, membayangkan Islam menjadi kekuatan politik di Indonesia adalah hal yang sulit. Pertama, Islam di Indonesia berbeda dengan Islam di Timur Tengah. Konsep ‘smilling Islam’ sangat mengakar di Indonesia dan ini berbeda dengan Islam di Timur Tengah yang berusaha menjadi kekuatan politik di tanahnya. Di Indonesia, penduduk lebih tertarik meletakan Islam di ranah spiritual dan lebih memilih menyerahkan tampuk kepemimpinan pada kaum nasionalis. Hal inilah yang membuat Islam tidak menjadi kekuatan utama politik di Indonesia tapi tetap memiliki pengaruh kuat dalam ideologi bangsa ini.
    Ardiyanto 2009330195

    BalasHapus
  56. halo pak saya osy mirani 2009320044

    pendapat saya menurut saya tentang kekuatan islam dari dulu hingga sekarang masih kuat posisinya dalam politik di ind saya rasa karena mayoritas penduduk ind itu sendiri juga adalah islam.Bukan berarti celah untk berpolitik bagi pemeluk agama lain untk berpolitik sendiri tertutup malah sekrng jaman dmokrasi kebebasan politik itu semakin besar
    dan kelompok anarkis2 yang terus bermunculan dan menyatakan diri berlandaskan islam saya amat tidak setuju memang kesempatan untuk mengeluarkan pendapat di depan umum memg dibebaskan tapi tidak dng cara kasar apalagi itu dapat mencoreng agama islam itu sendiri.sekian

    BalasHapus
  57. Yulia Nurliana 2009320008

    Menurut saya Islam bisa memiliki kekuatan yang sangat besar di Indonesia namun masyarakat Indonesia yang sifatnya mudah dipengaruhi kekuatan dari luar baik globalisasi dan modernisasi membuat kekuatan politik Islam seperti luntur. Masyarakat lebih tertarik kepada partai-partai yang berasaskan kemasyarakatan atau tidak membawa2 nama agama oleh karena itu diharapkan partai-partai Islam mulai membenahi diri mengikuti perkembangan masyarakat agar bisa terus eksis di kancah politik

    BalasHapus
  58. Salam sejahtera mas Kristian,
    saya memiliki pandangan tersendiri terhadap peran Islam di dunia Politik. Seperti yang kita ketahui Islam di Indonesia mencapai 85% dari total penduduk Indonesia (wikipedia, 8 Mei 2010) dan menjadikan Indonesia negara berpenduduk agama Islam terbanyak di dunia. Islam mulai mengambil perannya dalam politik pada masa era orde lama ketika terbentuknya Masyumi yang menjadi salah satu partai terbesar pada masa itu. Islam pada pada itu memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga mampu menyaingi partai nasionalis. Pada tahun 1966-1998 terjadi de-Islamisasi pemerintahan dan memberikan kesempatan bagi Kristen untuk bergabung dalam pemerintahan. Pemikiran ini merupakan pemikiran yang proporsional, dengan tidak membedakan agama bangsa Indonesia menjadi negara yang demokratis walaupun masih ada kaum-kaum mayoritas. Soekarno sangat bijak memilih Pancasila sebagai dasar negara, karena menyadari akan pluralisme pada negara Indonesia. Permasalahan agama menjadi isu yang sangat sensitif akhir-akhir ini, kita jangan sampai salah dalam menyikapinya. Menurut pandangan saya terhadap partai Islam sekarang ini lebih mementingkan diri sendiri yang cenderung lebih ke arah individualisme dan kurang mau menerima masukan dari luar. Namun yang dapat kita lakukan sebagai warga negara yang baik adalah menanggapinya secara realistis, sebab kita adalah Bangsa yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

    Joshua Ferdika G (2009330222)

    BalasHapus
  59. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  60. mengatakan...

    Arlin Gunawan 2009320010/J

    Kekuatan politik partai-partai berbasis Islam telah mempengaruhi kehidupan politik di Indonesia.
    Pada awalnya partai-partai yang semula berlandaskan nilai-nilai ajaran agama Islam sebagai landasan dalam mendirikan partainya, yang tertuang dalam visi dan misi dijanjikan akan terlaksana demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
    Dalam kenyataanya janji ini terabaikan dan bukan untuk kepentingan rakyat melainkan untuk kepentingan golongannya dalam dunia politik.
    Adanya intervensi agama terhadap kehidupan politik dan bernegara (atas dasar ideologi islam)dengan mengatasnamakan agama dalam setiap perbuatannya telah menyebabkan berbagai konflik di tengah masyarakat.
    Hal ini tentu saja menunjukkan bahwa ideologi dan kehidupan demokrasi politik Indonesia tidak dapat digantikan oleh kekuasaan politik dan ideologi Islam.

    BalasHapus
  61. Calvin Kelvianto (2009320110)

    menurut saya, perdebatan hubungan islam ddengan politik di Indonesia tidak akan pernah ada habisnya. islam dan politik memang mempunyai relasi yang dekat sejak pertama kali islam masuk ke Indonesia.. namun saya rasa dengan adanya Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia pada tatanan subtansi bukan pada tatanan formalitas.. meskipun, peranan partai politik Islan dalam perpolitikan Indonesia saya rasa tidak akan pernah ada matinya. terima kasih

    BalasHapus
  62. Raisha Fitri Yolanda (2009320167)

    menurut saya banyak yang menyalahgunakan sistem poltik yang berhubungan dengan islam, seperti kita tau banyak teroris yang mengatas namakan agama islam yang menjadikan sesuatu menjadi alasan contoh jihad padahal itu bukan dari agama islam nya sendiri tetapi dari sikap individu masing-masing. dan saya kurang setuju jika banyak yang mengatakan agama dan politik ada hubungan nya walaupun memang benar tetapi tidak seharusnya agama dicampurkan dengan masalah poltik apalagi disalah gunakan. terimakasih

    BalasHapus
  63. Denisa Meiviany (2009320091)

    politik Islam di Indonesia bila sampai sekarang masih digunakan secara meluas di Indonesia, maka hanya akan menimbulkan konflik. Politik Islam pastinya hanya akan dianut bagi kelompok2 kepentingan tertentu dan dipakai untuk menjadi dasar untuk mencapai kepentingannya dan dasar untuk berkuasa. jadi politik dan islam memang dapat berjalan bbersamaan. tapi, politik islam bukan merupakan langkah yang paling tepat dalam mencapai kepentingan dan tujuan bersama bangsa indonesia saat ini.

    BalasHapus
  64. malam pak, saya indah larasati kelas G (2007320101)

    bagaimana indonesia jadinya saat ini bila awalnya pendiri bangsa kita setuju untuk menggunakan hukum islam sebagai dasar negara?? apakah pemerintahan akan berjalan lebih baik??

    fenomena saat ini adalah sudah berkurangnya rasa menghargai dari masyarakat kepada pemerintah, banyak aturan2 pemerintah yang dikesampingkan oleh sebagian masyarakat, untuk menyelesaikan hal ini pemerintah lalu menggunakan agama sebagai alat untuk menarik perhatian dan masyarakat mengikuti aturan tersebut, bukankah ini menunjukkan bahwa aturan agama memiliki efek yang besar dan berhasil?? apakah krn selama ini masyarakat sudah merasa nyaman dengan demokrasi sehingga takut untuk menerima islam sebagai hukum negara??

    terima kasih

    BalasHapus
  65. Dari sini terdapat sebuah indikasi adanya perpecahan kepentingan yang sangat besar.
    Dilihat dari situasi yang ada, bangsa kita hingga hari ini tidak pernah mau melihat/belajar dari sejarah.

    KESALAHAN PALING BESAR ADALAH: Kita/atau tokoh2 kita selalu memuja sejarah dan ingin menyontoh perilaku dari tokoh-tokoh sejarah. padahal tokoh-tokoh tersebut belum tentu benar dan baik. Kesalahan pun banyak di lakukan oleh mereka, tapi yang dilakukan manusia Indonesia sampai saat ini adalah sekedar mencontoh saja. apalagi kalau tujuannya utk mencari simpati masyarakat dan untuk di panggil "PINTER DAN BIJAKSANA".

    Ga usah jauh-jauh dulu. Seorang Megawati selalu menjadikan Ayahnya sebagai contoh utama. Brainwash ditanamkan ke orang-orang kalau ayah nya adalah sosok paling benar seolah-olah nomor dua setelah Tuhan. Namun banyak masyarakat yang tidak tahu berbagai keburukan dari Soekarno itu sendiri. Bnyak yang tidak tahu bagaimana kepemimpinan soekarno di masa lalau itu ter-ulang.

    Kekuatan Islam pun turut serupa. Tokoh-tokoh jaman sekarang juga kerap mengagungi seorang figur yang saya rasa kurang pantas di agungi. Orang yang paling patut di Agungi hanyalah Muhammad SAW dan ga ada selain itu.

    Apa lagi kalau udah main claim "saudara dari tokoh ini".. orang kita pasti akan sembah sujud dan menganggap kalau hubungan darah akan memiliki sebuah hubungan berpikir yang sama.

    Suku di Indonesia ini ada banyak bung! Malaysia saja walaupun negara nya islam, kita masih bisa liat banyak paha-paha wanita berkeliaran sana-sini. Sampai2 ada tempat judi di deket Kuala Lumpur yang nama daerahnya adalah "Genting".

    Bila anda memang mempnyai yang namanya "leadership" (kepemimpinan) dan ingin membuat perubahan. Contohlah PERJUANGAN Adolf Hitler dalam meraih kekuasaan. Hal lain dari Hitler ga usah di contoh. tapi gerakan strategis menuju kekuasan dia lah yang harus di capai.
    dia punya satu yang banyak kalangan tidak punya: TUJUAN.

    Bila anda adalah massa sebuah organisasi rohani. Apakah organisasi anda benar2 rohani, atau anda digunakan sebagai basis massa saja??
    apakah anda dijadikan massa untuk memperjuangkan seorang tokoh yang telah sukses mengendalikan anda? pendapat ada di tangan anda.

    -Galih Surya Prasetya (2009330120)

    BalasHapus
  66. ryan sanjaya (2009320018)

    jujur pak, saya sangat tidak setuju dengan adanya politik yang dimasukan dengan unsur-unsur agama. karena itu akan merusak ideologi politik yang sebenarnya.. saya lebih suka indonesia menjadi negara yang liberalis daripada negara agamis. namun, bila dilihat perkembangan skema aliran politik, saya lebih memilih partai yang beraliran islam tradisionalis, karena tidak mengearahkan kegiatan negara ke dalam prinsip islam.. thx..

    BalasHapus
  67. jon ricardo (2009320022)

    selamat malam mas..
    sebenarnya saya kurang tertarik dengan topik politik islam dan islam politik..
    karena menurut saya, islam Islam merupakan format dan tujuan yang digunakan untuk melakukan pengaturan kehidupan bangsa dan negara secara formal, legalistik, dan menyeluruh.
    selain itu saya ingin bertanya mas..
    mampukah umat Islam Indonesia menyesuaikan dengan kecenderungan kebudayaan politik yang berkembang?

    BalasHapus
  68. wendita hayuningrisa (2009330180)

    menurut saya islam dan politik tidak dapat disatukan, biarkanlah politik berdiri sendiri tanpa ada campur tangan agama. toh agama yang dianut oleh bangsa indonesia tidak hanya islam. saya pun tidak setuju jika indonesia menganut hukum islam karena menurut saya, aturan-aturan yang ada dalam hukum islam terlalu ketat, terlalu keras sehingga mungkin kadang seseorang tidak dpat membela dirinya sendiri jika seseorang itu melakukan kesalahan. maka dari itu, hendaklah indonesia emnjadi negara yang tetap demokratis dan damai.

    BalasHapus
  69. Gian Kanigara (2009330045)
    Selamat malam mas,

    Kekuatan Islam untuk dijadikan ajang menarik massa di kancah dunia politik Indonesia memang sangat mudah, dan semua orang bisa melakukannya asalkan ia adalah sebuah tokoh masyarakat atau yang dipercaya bisa mengabulkan semua keinginan yang diminta oleh sebagian pendukungnya. Banyak dari masyarakat kita yang salah untuk mengikuti seorang pemmpin yang baik dikarenakan pemimpin mereka adalah tokoh Islam atau guru besar di pesantren, maka tatkala mereka berpikir bahwa ialah yang paling bijak dan tahu selak beluk dunia. Dikarenakan pendidikan yang kurang di Indonesia, maka doktrinasi yang salah pun menjalar ke otak mereka, asalkan menyebut nama Tuhan mereka pun beranggapan bahwa semua tindakan yang mereka lakukan adalah benar dan yang lainnya salah. Sperti contoh FPI; kesatuan anarkis ini mengganggap dirinya adalah polisi manusia yang mereka anggap semua tindakan mereka adalah benar adanya dan tidak bisa diganggu gugat karena ia mengatasnamakan Islam dan menyebut nama Tuhan ketika beraksi, sangat disayangkan.

    Akan lebih baik jika kancah dunia politik tidak dipengaruhi oleh agama, karena sebagai orang yang berpendidikan dan berpikiran luas, lebih baik kita berkompetisi bagaimana cara untuk menjadi yang lebih baik dengan memakai pikiran dan akal, ketimbang menggunakan agama sebagai tolak ukur di bangsa Indonesia yang berprinsip Bhinneka Tunggal Ika.

    BalasHapus
  70. gilang kharisma (2009330194)kelas I.

    posisi islam di indonesia memang sudah sangat kuat sejak zaman kerajaan mengingat kerajaan islam yang pernah ada di Indonesia berada di bawah naungan daulah khilafah islamiyah.

    Namun, sekarang peran Islam dalam politik mulai melemah seiring dengan adanya sekulerisme yang sangat bertentangan dengan nilai islam yang sebenarnya.

    Dan dengan munculnya partai Islam di Indonesia, menurut saya hal itu hanyalah alat bagi sekelompok orang untuk memperoleh kekuasaan dengan mengatasnamakan islam. Bukan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai islam dalam politik.

    BalasHapus
  71. devi natasia h 2009330023

    menurut saya ya mas, saya tidak terlalu setuju bila Islam dijadikan dasar negara di Indonesia ini. pertama, masyarakat islam sendiri saja banyak yang terpecah belah. partai-partai yang berbasis islam bermunculan dimana-mana. mulai dari yang mendukung disahkannya hukum islam (islam radikal) sampa yang tidak bertujuan apa-apa (hanya namanya saja yang partai islam). hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat islam sendiri pun tidak bersatu, melainkan terpecah belah. bila sesuatu hal yang tidak dapat bersatu dijadikan pemimpin negara, mau jadi apa negara ini ? yang ada bakal terjadi banyak pertentangan dimana-mana. atau banyak terjadi kritik terhadap pemerintah. pembangunan negara ini pun akan terhambat karena pertentangan-pertentangan yang ada di dalam tubuh negara ini.

    selain itu, bila hukum islam ditetapkan, bagaimana dengan agama-agama lain yang berkembang di Indonesia ?
    apakah mereka harus tetap menjalankan hukum islam tersebut walaupun berbeda dari kepercayaan mereka ?
    sebut saja daerah Bali yang mayoritas beragama Hindu, Ambon yang mayoritas kristen, daerah timur yang mayoritas katolik.. apakah mereka juga harus menuruti kepercayaan islam ?
    bila hukum islam diterapkan di indonesia, bukanlah tidak mungkin masyarakat yang ada di kota-kota tersebut akana melakukan perlawanan. bila perpecahan terjadi, Indonesia tidak akan dapat berkembang dengan baik.

    menurut saya, janganlah sebuah kepercayaan rohani dijadikan sebuah dasar negara. karena bila agama dicampur dengan kekuasaan politik, bukan tidak mungkin kepentingan-kepentingan agama tersebut itu saja yang diakomodasi. dengan begitu pembangunan indonesia akan terhambat, dan konflik antar masyarakat banyak terjadi di mana-mana..

    makasih mas

    BalasHapus
  72. sebetulnya saya tidak mengerti mengenai piagam jakarta yang katanya masih diperjuangkan sampai sekarang,tapi untungnya awal perjanjian tersebut tidak disahkan..karena menurut saya alasannya: pertama, kembali lagi kpd faktor pluralisme di negara Indonesia, apabila berdasarkan kepada Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk2nya pemeluk agama lain di Indonesia cenderung memisahkan diri dalam merayakan kemerdekaan Indonesia (laksamana muda maeda). Kedua, dapat memunculkan perpecahan antar umat beragama, karena Indonesia adalah negara yang memiliki bermacam-macam agama dan kebudayaan.

    Maria frances shela - 2009320002

    BalasHapus
  73. BANYUBENING - 2009330071

    Siang mas,

    Secara pribadi saya tidak setuju dengan politik yang menyangkut pautkan agama yang bertujuan untuk menjadikan negara ini negara berdasarkan syariat islam. Walaupun saya sendiri Islam. Dikarenakan Indonesia merupakan negara pluralis, dan islam merupakan kepercayaan dan budaya yang datang dari luar bukan dari dalam. Jadi menurut saya, bagaimanapun perjuangan mengenai politik islam di negara ini tidak akan berhasil.

    Idealnya, negara yang memiliki keberagaman budaya dan kepercayaan seperti indonesia seharusnya menjadi sebuah mediator yang objektif terhadap seluruh kepercayaan. Namun pada kenyataannya negara ini tidak demikian. Bila nantinya negara seperti itu diwujudkan di Indonesia, banyak sektor-sektor budaya dan pluralitas yang kita miliki mati. Contohnya saja dapat kita lihat dari perumusan2 UU yang banyak heboh yang berkaitan dengan agama, dan memiliki aplikasi yang rancu karena berbentrokan dengan budaya Indonesia sendiri.

    terima kasih

    BalasHapus
  74. slmt siang pak,maaf pak telat kasih komen.Dewi(2009310005).Menurut saya,islam dan demokrasi bagaikan air dan api.namun di indonesia hal iniseperti tak terlihat.Saya sendiri masih bingung,Indonesia mengklaim diri sebgai negara demokrasi namun mayoritas masyrkt Indo yang memeluk agama islam kurang menyetujui akan hal itu.Dikarenakan banyak paham yang tidak sama dengan inti ajaran itu sendiri.Tetapi seiring berjalannya waktu,sepertinya islam dapat beradaptasi dengan demokrasi sendiri.Karena mengambil hal positif dari suatu sisitem bukanlah berarti menghilangkan ajaran dasar islam sendiri.

    BalasHapus
  75. Chrisopher Kevin (2009330042)

    Menurut saya, kekuatan islam di Indonesia sudah melemah. hanya sebagan daerah yang masih memiliki adat istidat islam yang kuat , seperti di Aceh. alaupun lebih menujurus k arah yang negatif.
    penyebab melemahnya Islam di Idnoesnia , yang utama karena adanya perpecahan kekuatan. di mana Islam di Idnmoneisa pun sudah tidak terpusat di 1 partai atau 2. tetapi terpecah di banyak partai. Tiap partai pun memiliki pandangna yang berbeda - beda tentang Islam. masih ad yang mengganut pandnagan Islam yang kuno, ada juga yang sudah moderat. hal ini terjadi karena peran besar dari pimpinannya.
    Tetapi, perpecahan kekuatan Islam di Idnonesia tidaklah buruk, bahkan memiliki banyak hal yang positid. dengan pecahnya islam, maka demokrasi pun bisa masuk ke Indonesia. Karena di Indonesia tidak semua ornag beragam Islam, maka dengan melemahnya kekuatan Islam, malah bsia di bilang membawa dampak positif.

    BalasHapus
  76. Adrianus Novaryanto
    2009330088

    Syalom,
    Kekuatan politik Islam di Indonesia menurut saya adalah hal yang sangat menarik untuk diperhatikan. Kenapa tidak. Dalam politik islam itu sendiri kita bisa melihat berbagai ekspresi politik yang sangat luas bahasannya. Emenjak awal kemerdekaan di Indonesia, Bung Hatta mengusahakan integrasi Indonesia dengan cara mengganti kalimat pada sila pertama pancasila, sehingga lebih bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia saat itu. Hal tersebut memang mengundang banyak perdebatan, tetapi membawa lebih banyak kebaikan menurut saya.
    Pada era sekarang, perpolitikan Islam Indonesia menunjukkan beberapa sinyal yang menyatakan ingin mengangkat kembali isu piagam Jakarta yang dulu sempat diperdebatkan. Yang menjadi pertanyaan sekarang apakah motif dibelakang isu Piagam Jakarta itu sendiri. Sekarang ini Islam sering disalahgunakan sebagai tunggangan oknum-oknum tertentu yang ingin mencapai keinginan pribadi mereka masing-masing.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  77. ahmad surya fahruri 2009330214

    halo mas,

    menurut saya, pada masa yang lalu memang islam seakan akan memiliki kekuatan besar yang bisa menarik simpati di berbagai bidang terutama seperti yang kita tahu yang terjadi pada partai partai islam besar di masa lalu. mungkin partai partai tersebut mendapat suara karena memang masyarakat Indonesia sebagian besar beragama islam dan merasa patut untuk memberikan suaranya terhadap partai islam tersebut.

    namun, seiring berjalannya waktu, saya rasa partai politik itu tidak bisa lagi disangkut pautkan dengan islam. karena menurut saya, islam di Indonesia zaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. mengapa? karena akhlak yang dimiliki zaman sekarang tidak lah sebaik yang dulu. seolah olah sekarang mereka hanya menjadikan islam sebagai kedok untuk mendapat suara.

    BalasHapus
  78. selamat pagi mas...
    saya jennie suhitono - 2009320030
    perpecahan dlm tubuh islam baik masyumi ataupun NU memberikan kontribusi dalam perkembangan politik di indonesia sendiri.tp kenyataannya saat ini kancah perpolitikan di indonesia masih didominasi dgn keberadaan islam.pejabat negara kebanyakan berasal dari kalangan islam.sbnrnya apakah islam memang menjadi titik pusat dr perpolitikan indonesia ataukah memang kebetulan semata-mata krn islam adalah agama mayoritas di indonesia?
    thnx...

    BalasHapus
  79. Kevin Tiganna Tarigan 2009330223

    Apa itu islam ?dan apa itu politik ? Islam adalah salah satu agama abrahamik yang berasal dari timur tengah. sedangkan poltik adalah suatu proses pembuatan kebijakan yang akan dijalankan suatu pemerintahan. POLITIK + ISLAM = NOL BESAR. Sebuah sistem pemerintahan yang didasarkan pada agama AKAN SELALU SUBJEKTIF ! ini bukan masalah islam itu benar atau salah, karena semua agama itu BENAR. yang salah adalah kombinasi antara agama dan politik.

    Bayangkan Indonesia, sebuah negara dengan berbagai macam agama, suku, ras, bahasa, jika Indonesia akhirnya mendasarkan pemerintahannya pada Islam, yang berarti, pembuatab kebijakan, hukum dan segala bentuk pemerintahan berdasarkan Islam. Bisa-bisa nanti seorang wanita kristen, ataui buddha, atau hindu, dipaksa memakai jilbab. Bayangkan seorang pencuri beragama kristen dipotong tangannya, karena ia melanggar hukum, dan ia dihukum secara ISLAM bukan secara konstitusi negara.

    Anda mau hidup di negara seperti itu ? kalau hal itu jadi kenyataan, saya orang pertama yang akan membentuk tentara pemberontak dan saya akan melakukan kudeta.

    Agama dan politik tidak seharusnya disatukan, karena di Indonesia, memang mayoritas memeluk agama islam, tapi HANYA MAYORITAS, BUKAN MUTLAK. tidak adil bagi non-muslim jika harus didoktrinasi dengan pemerintahan yang berdasar Islam. Saya yakin seyakin-yakinnya, banyak orang islam sendiri yang menentang jika Indonesia dijadikan negara islam. namun sayangnya, Islam menjadi tolok ukur utama dalam pemerintahan Indonesia, para pemimpin di Indonesia secara tidak langsung harus beragama islam, apa dasar saya berkata seperti ini ? berdasar data yang ada. Memang tidak secara eksplisit, namun pemilih indonesia cenderung memilih secara subjektif, bukan objektif, saya tidak menyalahkan mereka, namun saya hanya menyesalkan.

    Namun akhir-akhir ini, kekuatan partai yang berasaskan agama, termasuk islam, cenderung menurun. Banyak orang yang mulai menyadari bahwa sebuah partai yang berasaskan agama tidak pasti yang terbaik. contoh PKS, saya mengkritik hanya secara objektif, mereka hanya berkoar-koar mengenai penegakan syariat islam tanpa ada solusi politik yang kongkret terhadap segala masalah yang sedang dihadapi Indonesia. Saya hanya mengajak untuk memilih secara objektif, agama semuanya baik, namun oknum yang mencemarkan agama tersebut. Pemimpin-pemimpin yang baik tidak dilihat dari agamanya, namun dari kemampuannya.

    Politik harus dipisahkan dari agama, dan agama harus dipisahkan dari politik.

    BalasHapus
  80. r. nadia a karissa
    2009330159

    saya setuju dengan pendapat kevin yang menyebutkan bahwa politik dan islam tidak dapat dipadukan. Islam adalah agama yang kuat dan tidak mudah menerima perubahan, sedangkan politik terus mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. dua hal tersebut sangat bertolak belakang. Islam tidak dapat dipaksakan diterapkan di Indonesia sekalipun Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, karena ada hal lain yang tidak boleh di lupakan, yaitu Indonesia juga menjunjung tinggi keberagaman. meskipun berpenduduk muslim terbesar di dunia, bukan berarti seluruh WNI adalah seorang muslim. dan seluruh warga non muslim pun memiliki hak yang sama. oleh karena itu bila tetap menggunakan konsep agama dalam pemerintahan hal ini hanya akan memicu pertikaian etnis dan lain sebagainya.

    BalasHapus
  81. Nicole Andrea (2009330119)

    tidak hanya Islam saja namun saia rasa setiap agama tidak bisa dicampur adukan dengan politik.menurut saia bukan hal yang baik ketika suatu parpol membawa embel-embel agama dalam statusnya.entah apa pun tujuannya.entah agar dipilih oleh mayoritas penduduk yang menganut agama tersebut atau apa pun.akankah lebih baik adanya jika suatu parpol dibangun berdasarkan nilai-nilai dari suatu agama tanpa mengumbar-umbarkan agama tersebut pada banyak orang.
    menurut saia dengan dipublikasikannya suatu partai dengan basis agama, maka seringkali terjadi perselisihan umat beragama di negara jika terjadi pergolakan di politik negara.
    sedang memang benar juga hal tersebut tidak sesuai dengan Indonesia yang menjunjung tinggi perbedaan dan keberagaman

    BalasHapus
  82. adiarta sukma yuninda (2009330131)

    saya setuju dengan beberapa pendapat teman saya diatas. Islam, meskipun telah menjadi agama mayoritas di Indonesia, tetap tidak akan pernah bisa dijadikan dasar negara ini, karena Indonesia adalah negara majemuk yang masyarakatnya menganut berbagai macam agama. bahkan, dalam Islam sendiri di Indonesia terdapat banyak aliran yang berbeda. sehingga sangat naif apabila menyatukan agama-bukan hanya Islam-ke dalam kehidupan perpolitikan di Indonesia.
    sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang sangat menjunjung tinggi perbedaan, penyatuan Islam dengan politik adalah tindakan yang menyimpang dari apa yang telah dirumuskan para pendiri bangsa terdahulu.
    terima kasih.

    BalasHapus
  83. Satrio Rama
    ( 2009330128 )

    Menurut saya langkah yang dilakukan soekarno benar untuk tidak menggunakan piagam jakarta sebagai landasan utama negara kita. karena negara kita mempunyai tingkat pluritas yang tinggi, dan kurangnya fundamental islam pada latar belakang masyarakat indonesia sendiri jadinya islam sebagai landasan kita kuranglah cocok.

    BalasHapus
  84. Elliza Prita Devi (200933008)

    saya juga setuju dengan pendapat kevin yang mengatakan bahwa suatu agama tidak bisa dicampuradukan dengan ideologi suatu negara. Agama adalah suatu ajaran yang tidak bisa dilihat benar atau salahnya karena agama merupakan kepercayaan dalam diri manusia yang tidak bisa ditembus dengan logika.
    oleh sebab itu sangat tidak pas apabila ideologi agama dijadikan suatu dasar hukum negara, terutama negara indonesia yang kaya akan pluralistik kebudayaan dan perbedaan.
    walaupun mayoritas masyarakat indonesia beragama muslim mereka juga tinggal di sekitar masyarakat yg menganut kepercayaan lainnya.
    agama itu merupakan pribadi seseorang dan tidak bisa diganggu gugat apalagi mencampuradukan agama dan dunia politik yang berpengaruh besar pada masyarakat.

    terimakasih

    BalasHapus
  85. siang mas...

    I Gusti Agung Bagus (2009330069)

    saya setuju dengan pendapat teman-teman diatas, bahwa kita adalah negara dengan MAYORITAS penduduk beragama islam dan bukan NEGARA ISLAM karena di indonesia kita hidup berdampingan dengan masyarakat yang beragama lain dan tingkat pluralitas yang sangat tinggi sehingga islam tidak akan pernah bisa dijadikan negara. selain itu agama sangat berbeda dengan ideologi sehingga tidak mungkin disamakan dan dijadikan landasan sebuah negara yang sangat banyak perbedaannya.

    terimakasih mas..

    BalasHapus