Minggu, 18 April 2010

Pertemuan 11: Militer Pasca Orde Baru

Apa yang sebenarnya paling berubah dari wajah Militer setelah kejatuhan rezim Soeharto. Jawabnnya adalah berkurangnya kadar peran sosial-politik militer dalam kancah nasional maupun lokal. Hal ini memungkinkan untuk mengembalikan supremasi sipil atas militer atau yang disebut oleh Hutington sebagai Objective Civilian Control.
Lantas apa saja yang harus dilakukan oleh militer selanjutnya? bagaimana mereka merespon tuntutan perubahan dalam reformasi? Hal ini tentunya membutuhkan jawaban yang sangat hati-hati sebab bagaimanapun kekuatan militer pernah meninggalkan jejak yang dalam pada Birokrasi, Parlemen maupun dunia bisnis. Oleh karenanya, akan menjadi menarik bila kita mulai meninjau satu-persatu apa saja yang telah berubah dari Militer di Indonesia pasca Soeharto.
Terima Kasih

71 komentar:

  1. Dhimas Sindu Aji (2009330040)

    sebenarnya saya kurang setuju dengan bergabungnya militer dalam kancah sosio - politik, karena dengan begitu peran militer dalam pertahanan dan keamanan negara tidak akan maksimal dan militer juga memiliki kekuasaan yang lebih besar dan mampu mempengaruhi masyarakat.

    tetapi untungnya setelah kejatuhan rezim soeharto peran militer dalam kancah sosio - politik berkurang. dan saya juga setuju dengan pendapat mengenai objective civilian control.

    terimakasih

    BalasHapus
  2. faris sundara putra
    2009320186

    Militer tampa ikut dalam kancah sosio politik saja sudah merasa dirinya eksklusif apalagi ditambah keikutsertaan dalam kancah sosio politik. mengurangi kadar keterlibatan menurut saya tidaklah cukup, mititer harus benar-benar mendedikasikan diri untuk HANKAM Indonesia.

    Saya sendiri merasakan dampak langsung supremasi militer dan sikap eksklusif serta egois. saya yang tingal di cimahi begitu bergesekan dengan masarakat militer. saya sendiri sudah muak tiap pagi harus mengalah tidak jelas pada militer yang mau lewat dan tidak melihat keadaan lalu lintas.

    Jejak dalam demokrasi sendiri pasti bercorak militer bahkan presiden kita adalah mantan militer, yang perlu kita awasi ialah jangan sampai rezim buruk di masa lampau terulang.

    BalasHapus
  3. Selamat malam Mas...
    Saya Yuanita -2009330046

    Saya melihat militer jaman sekarang kurang bertindak tegas dan menunjukkan wibawanya sebagai seorang polisi maupun militer yang baik. Mulai dari tata bahasa, kejujuran, perilaku, pembawaan mereka yang terlalu santai dan terlampau cuek untuk ukuran aparat masyarakat. Tidak dapat mencerminkan seorang penjaga masyarakat yang baik dan dapat kita percaya., terutama dalam hal korupsinya, mereka mengutamakan mencari uang saja daripada menegakkan hukum yang ada di masyarakat. Apakah itu pengaruh dari dwifungsi ABRI yang berlanjut? Apa tidak ada aparat yang benar-benar tulus? Apakah dari proses pembelajaran mereka di militer yang kurang ketat dan kurang memadai sehingga mereka bertindak seperti itu?
    Mungkin segitu aja Mas...

    Terima kasih...

    BalasHapus
  4. Selamat Malam mas
    saya Zico Kurniawan (2009320121)

    Menurut saya sebaiknya peran militer boleh saja di perluas fungsinya (seperti zaman Soeharto dulu) namun jangan sampai mendominasi didalam sistem pemerintahan, layaknya dwifungsi ABRI pada zaman orde baru.

    Saya lebih menyetujui adanya keseimbangan dan keselarasan antari sipil dan militer didalam kursi pemerintahan negeri ini.

    Karena selain menjaga keamanan dan ketertiban negara, mereka juga dapat duduk di kursi pemerintahan.

    Contoh orang militer yang bisa dibilang "sukses" dalam pemerintahan dinegeri ini, antara lain Presiden RI saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono. Karena menurut saya, beliau-lah presiden pertama yang berani secara terbuka memerangi tindak korupsi dinegeri ini.

    Terima kasih

    BalasHapus
  5. Menurut pendapat saya
    renny ferdilla (2009320150)

    dominasi militer dalam politik pada pasca orde baru ini mulai digugat. menurut sumber yang saya baca keterlibatan militer dalam poltik merupakan gejala umum di negara-negara dunia ketiga. di negara dunia ketiga, militer dalam kadar yang berbeda-beda dan variasi yang bermacam-macam disamping melakukan tugas militer juga melakukan fungsi sosial politik. hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa negara-negara dunia ketiga umumnya baru mendapat kemerdekaan sehingga belum memiliki sistem politik yang stabil dan pemerintahan yang mantap.

    keterlibatan militer dalam politik sesungguhnya tidak monoton tetapi terjadi interaksi antara kelompok militer dengan kelompok sipil itu sendiri.interaksi inilah yang membuat pola-pola hubungan diantara kedua kelompok tersebut.
    lebih jauh dwi fungsi ABRI yang sebelumnya sebagai alat legitimasi ABRI terjun dalam politik harus dicabut.
    TNI tidak boleh melakukan fungsi dalam bidang politik tetapi harus kembali sebagai penjaga pertahanan negara dan menjadi militer yang profesional.

    BalasHapus
  6. Salita R (2009330073)

    Peran militer pasca orde baru lebih terfokus pada urusan hankam. Peran sosial mereka sudah berkurang banyak. Saya setuju apabila militer terlibat dalam kancah perpolitikan, tetapi militer tetap memiliki porsinya sendiri dan tidak mendominasi pemerintahan. Bagaimanapun, militer tetap dibutuhkan saran-sarannya terutama dalam hal yang bersangkutan dengan kebijakan luar negeri yang berhubungan dengan keamanan negara.

    Masyarakat sipil dan militer haruslah dapat berdampingan dengan damai dan tidak terlibat konflik.

    BalasHapus
  7. Ronald Frenly Munthe 2007330173

    Militer memegang peran besar dan tanggung jawab besar sejak berdirinya Indonesia hingga bisa seperti saat sekarang ini.
    Terlepas dari kesalahan militer di masa lalu, militer juga memberi partisipasi yang besar dalam pengamanan dan stabilitas negara ini.

    Setelah orde lama dan orde baru berakhir, terjadi perubahan yang signifikan dalam ruang lingkup kerja militer. Jika pada rezim orde baru dan orde lama militer memiliki kuasa atas sipil dengan menjalankan dwifungsi ABRI kala itu, saat ini militer Indonesia harus fokus bidang keahliannya sendiri yaitu pertahanan dan keamanan.
    Akan tetapi, meskipun telah lama berlalu, hingga saat ini masih ada fenomena bahwa tokoh-tokoh negara yang pernah menjabat sebagai petinggi militer tampaknya mendambakan kekuasaan yang lebih besar dari hanya sekedar membawahi tentara.
    Hal ini dapat kita lihat bagaimana tokoh-tokoh bangsa yang berasal dari militer bersaing dalam pemilu untuk memenangkan pemilu agar bisa muncul sebagai pemimpin negara.
    Jika berdasar kepada demokrasi,tidak salah bila seseorang mencalonkan diri sebagai pemimpin bangsa karena itu merupakan hak dan kebebasan individu di negara ini. Akan tetapi, sentimen antara sipil dan militer akan selalu muncul jika berbicara mengenai politik kekuasaan.
    Hal lain yang saya coba soroti disini adalah bahwa sejak militer tidak menjalankan dwifungsinya sejak pemerintahan Soeharto jatuh, kelihatannya kekuatan militer kita pun jatuh karena seperti yang dapat kita lihat dari sejarah (antara 60-70an) tentara Indonesia pada masa itu cukup kuat dan disegani termasuk dalam hal persenjataan perangnya. Namun apa yang kita lihat sekarang? Dengan perekonomian kita yang tidak stabil dan merata, sulit mewujudkan militer yang lebih baik dari saat ini dimana kita tidak mampu mencukupi anggaran militer kita bahkan di sektor lain seperti pendidikan. Meskipun begitu, kita wajib mensyukuri perjuangan militer yang dimiliki bangsa ini dimana mereka terus bekerja menjaga dan mempertahankan keutuhan bangsa ini terlepas darin berbagai kesalahan-kesalahan berharga di masa lalu.

    BalasHapus
  8. steven wijaya (2009320041)

    menurut saya peran militer dalam dunia politik sangat penting, tetapi jangan terlalu mendominasi dan harus diseimbangkan dengan sipil, karena dengan keseimbangan itu tidak akan menciptakan pemerintahan yang otoriter. ketegasan dan kemampuan militer dalam memimpin tidak dapat diragukan lagi, keamanan rakyat dapat tecipta. itu dapat dilihat pada era presiden soeharto yang dapat menciptakan keamanan rakyat, tapi karena terlalu mendominasi maka terjadi pemerintahan yang otoriter.

    makasih..

    BalasHapus
  9. selamat malam mas,
    saya andrean (2009310056)

    Menurut saya mas, dengan adanya reformasi TNI merupakan hal yang ditunggu -tunggu oleh masyarakat sipil karena dengan reformasi tersebut membuat pata ABRI yang duduk di dalam DPR atau DPRD di kikis, sehingga memungkikan untuk masyarakat biasa memperoleh kedudukan didalam DPR atau DPRD lebih besar. dan menurut saya mas untuk reformasi ABRI itu sangatlah sulit karena dana yang disediakan pemerintah untuk menggaji para karyawannya itu tidak sebanding dengan hal yang telah diperjuangkannya (gaji yang kecil). sedangkan di dalam peraturan ABRI tersebut tidak memperbolehkan untuk melakukan bisnis lain selain pekerjaannya.

    BalasHapus
  10. selamat malam mas..
    saya sandra triastuti effendy -I- 2009330015

    pada masa pemerintahan soeharto, militer menjadi anak emas dan memperoleh hak dalam peran hankam dan sosial politik. ketika itu kondisi pemerintahan tidak stabil menjadi salah satu penyebab militer mampu masuk ke dunia politik, faktor subjektif dan objektif. para militer mulai menguasai segala bidang di negara kita, mulai dari hankam, sospol, bahkan ekonomi dan bisnis yang dibentuknya.
    hal ini membawa keuntungan bagi para militer yang mendominasi pemerintahan di atas sipil, namun pada akhirnya terjadi krisis partisipasi yang akhirnya melemahkan kontrol militer itu sendiri.
    akan lebih baik dan efektif, jika militer tetap menjalankan perannya dalam bidang pertahanan dan keamanan dan masyarakat sipil menjalankan peran sosial dan politik di dalam pemerintahan.

    mungkin ini kesimpulan yang dapat saya tangkap dari materi ini, sekian dan terima kasih.

    BalasHapus
  11. abraham kristi pambudi (2009330068)

    menurut saya dengan hilang nya kekuasaan militer dalam dunia perpolitikan sangat memberi dampak positif dalam perkembangan politik. karena bila dunia politik terus di bayang-bayangi militer akan sangat berbahaya bagi perkembangan negara.

    BalasHapus
  12. halo mas
    saya akrim desman (2009310066)

    menurut saya militer pasca soeharto dapt kita lihat bahwa para militer mulai meninggalkan dunia politik sehingga para masyarakat sipil dapat ikut dalam perpolitikan di indonesia tapi menurut saya masyarakat sipil yang ikut tersebut tak dapat mengendalikan kekuasaan dengan baik sehinnga bermunculan lah korupsi dan disini dibutuhkan seseorang yang dapat mengontrol masyarakat sipil tersebut seperti figur seorang militer..

    terimakasih.

    BalasHapus
  13. siang mas !


    saya stephanie andryati (2009310040)

    peran militer dalam masa ORBA .
    sebenarnya saya sudah bosan ia dengan materi yang militer dan pasca soeharto :P
    karena saya sangat tidak setuju apabila suatu pertahanan kemanan masuk dalam urusan politik .
    karena bukan kerjaan militer,militer hanya bertugas mengamankan negara sudah cukup .


    terimakasih =)

    BalasHapus
  14. Erli Dwi Ratnasari
    2009310062

    Menurut saya peran militer di zaman sesudah soeharto masih ada dan mungkin masa dibutuhkan, disini terlihat dari pemimpin kita sekarang yaitu SBY yang berasal dari militer
    mungkin dalam hal ini kepercayaan masyarakat indonesia lebih tinggi kepada militer, selain mampu menjaga keamanan nasional juga mampu menyusun strategi2 tertentu dalam mengatur duniaolitik indnesia, selama masih dalam batas waar dan tidak menggunakan kekuasaannya misalnya dalam hal kekuasaan persenjataan untuk hal yang tidak-tidak

    BalasHapus
  15. luqman pradityo
    2009330174

    selamat malam mas!
    setelah kejatuhan rezim pasca soeharto yang terjadi di Indonesia adalah dwifungsi ABRI secara perlahan-lahan dihapuskan dari negara Indonesia. hal ini merupakan kabar gembira karena di bawah dwifungsi ABRI/TNI dan militerisme telah meminta korban manusia yang tidak kecil. Sehingga kejahatan kemanusiaan ABRI/TNI, telah mendapat sorotan yang tajam dan kerasdari dunia. Akan tetapi, harus diakui Soeharto merupakan tokoh militer Indonesia mutakhir yang memiliki strategi pengendalian politik militer yang hebat. Sampai-sampai, ia secara halus ikut campur dalam setiap kali ada mutasi di tubuh militer sehingga sesungguhnya yang bermain di sana yang paling dominan ialah Faktor Soeharto. Terima kasih.

    BalasHapus
  16. Perubahan militer pasca orde baru selain dalam hal politik, juga memiliki perubahan yang sangat signifikan di dalam strukturnya, misalnya terbentuknya TNI dan POLRI yang dari semula ABRI, ini menunjukan pembagian hak dan kewajiban yang jelas. Dalam hal politik menurut saya peran militer jangan terlalu dihapuskan, karena seperti yang sudah kita ketahui bahwa militer memiliki tingkat disiplin dan tanggung jawab yang tinggi, sehingga diharapkan terjadinya kedisiplinan yang bertanggung jawab secara bersinergi terhadap perkembangan politik di Indonesia, karena politik Indonesia sangatlah rawan dari berbagai gangguan mental dan disiplin, dan apabila militer benar-benar dihapuskan dari politik di Indonesia, maka memungkinkan untuk dimasuki oleh orang-orang sipil yang hanya mau mencari keuntungan saja,
    terima kasih

    Nindya Raharjani (2009310043)

    BalasHapus
  17. Malam mas.....made diangga 2009330127...

    Melihat keterlibatan militer di kancah politik pada masa orde baru, militer tentunya memiliki image buruk di masyarakat. Jika militer dikembalikan ke dalam dunia politik, ini akan mengembalikan luka lama bagi Indonesia. Maka dari itu, saya tidak setuju keterlibatan militer dalam perpolitikan.
    Mengenai Objective Civilian Control, saya setuju dengan penerapannya. Indonesia saat ini sangat meng-uphold demokrasi (pemerintahan rakyat). Dengan demikian, demokrasi memberikan social control bagi pemerintah. Maka dari itu, militer control saat ini tidak relevan lagi......

    BalasHapus
  18. Diah Putri Astuti 2009330133

    Militer sudah mulai kehilangan perannya dalam politik. Militer menjadi berkurang kegiatannya dan mulai harus fokus dalam militer.
    Indonesia juga tidak berperang seperti masa - masa perebutan kemerdekaan. Ini pun mengurangi aktivitas militer.
    Hal ini yang membuat militer mulai melihat peluang untuk 'berbisnis' yg beberapa adalah ilegal.
    Jika isu ini benar, ini akan menjadi 'noda' untuk kesekian kalinya bagi Indonesia. Presiden harus segera bertindak tegas untuk mengusutnya.

    BalasHapus
  19. selamat malam saya Sebastian N. Bayu 2004320162

    jangan pernah melibatkan lagi militer didalam dunia politik karena kita semua tentu sudah mengetahui apa yang terjadi apabila hal tersebut terjadi.

    pasca orba peran militer menurut saya sudah mulai kembali ke bidang awalnya yaitu hankam, walaupun masih ada penyimpangan2 yg terjadi didalam militer(TNI & POLRI), tetapi tidak seperti yg terjadi pada masa orba

    BalasHapus
  20. Uun Sutini (2009320067)
    Ketika lengsernya militer dalam kancah politik sejak jaman pasca Soeharto, menyebabkan perubahan yang signifikan dalam urusan kenegaraan. Contohnya, semua warga Indonesia berhak untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dalam segala urusan militer tidak perlu lagi ikut campur. Hal tersebut bagus bagi perkembangan sosial Indonesia, karena pada saat ini kehidupan sosial-politik Indonesia ditangan oleh para elit politik yang ahli di bidangnya. Sedangkan militer mulai fokus dengan urusan pertahanan dan keamanan Indonesia.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  21. saya radit (2009330024)

    selama masa pemerintahan Soeharto, militer bisa dikatakan mencapai masa kejayaannya. Tokoh-tokoh militer yang dekat dengan istana mendapatkan jabatan di pos-pos pemerintahan yang strategis dalam domain sosial-politik.
    Militer sangat istimewa pada saat itu.
    Setelah Soeharto lengser, secara psikologis militer indonesia belum terbiasa dengan dihapuskannya dwi fungsi ABRI. Mereka masih menginginkan jabatan dan tidak bisa dipungkiri, mereka masih sangat berpengaruh, bahkan, presiden saat ini pun berasal dari tokoh militer dan dalam pemilu terakhir dua kandidat lain selain presiden sekarang juga adalah mantan petinggi militer.
    Selain itu masih banyak juga petinggi militer yang ditempatkan di pos-pos tinngi, misalnya menjadi dubes. Posisi ini biasanya diberikan kepada petinggi militer yang hampir maupun telah memasuki masa purna-tugas.
    JAdi kesimpulannya, hingga sekarang kekuatan militer walaupun telah banyak berkurang dalam domain sosial politik, namun tetap memiliki taring dan pengaruh yang lumayan kuat.

    BalasHapus
  22. Militer di Indonesia mengalami pergeseran fungsi pada masa orde baru. Peran sebagai bagian dari pemerintahan menjadi besar dan kuat. Sehingga, menggeser peran mereka sendiri sebagai alat pelindung negara.
    Pasca lengsernya Soeharto, mereka harus kembali ke 'barak'. Namun yang terjadi, mereka kesulitan dengan peran 'normal' mereka. Tidak aneh jika pertahanan Indonesia diragukan dan mendapat ancaman dari negara-negara tetangga. Hal inilah yang memacu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk merevitalisasi perangkat militernya lagi. Baru-baru ini, presiden menyatakan akan meningkatkan anggaran belanja militer.
    Ardiyanto 2009330195

    BalasHapus
  23. halloo pak say osy mirani(2009320044)
    mengenai militer dari jaman dulu hingga sekarang sepertinya tidak dapat dilepas dengan pemerintahan kita meskipun sekarang peran militeer dalam birokrasi dibatasi.akan tetapi kewenangan militer dalam proses pemerintahan sekarang menurut saya tetap ada karena petinggi2 militer ind skrng msh berperan aktif dlm segala hal termasuk birokrasi.menurut saya alangkah lebih baik kalau militer berhungsi hanya sebagai pihak yg menjaga ketahanan rep ind sajalah.tks

    BalasHapus
  24. dimas bayu permana 2009330165

    Militer memiliki image yang buruk pada saat orde baru, dengan adanya dwifungsi ABRI memberikan gambaran betapa ABRI yang seharusnya menjaga keamanan negara justru memegang peranan di politik. dapat dilihat juga bahwa peran ABRI pada massa itu yang cenderung tidak netral yaitu mendukung soeharto. Pasca orde baru, ABRI banyak melakukan reformasi di sistem birokrasinya. Dwifungsi ABRI perlahan di hapuskan dan ABRI kembali menjalankan fungsinya menjaga keamanan negara.

    BalasHapus
  25. selamat malam mas
    saya septy sulistiyani penu 2009310070

    sepertinya, saya kurang setuju dengan persepsi yang menyatakan bahwa militer pasca orde baru sudah mulai tidak terlalu brkecimpung dalam dunia politik.

    saya pribadi melihat hingga saat ini masih banyak anggota militer yang berkecimpung dalam dunia politik meskipun memang peranannya tidak se "ekstrim" pada jaman soeharto, namun bukan berarti para militer akan ikut berubah sikap seiring dengan turunnya masa pemerintahan soeharto. jelas saja hal ini tidak dapat dihindarkan dari tawaran dunia politik yang dapat memenuhi "kepuasan duniawi" bagi para individu yang berkecinpung di dalamnya. banyak para militer saat ini yang saya lihat mereka tidak menjalankan kewajiban seperti bagaimana seharusny. baik dalam sistem pertahanan negara maupun dalam pelayanannya kepada masyarakat. para militer hanya mengejar karir yang mngkin saja bisa dijadikan kesempatan untuk maju ke kancah politik indonesia.

    maaf mungkin agak melenceng sedikit namun, saya sendiri agak kecewa dalam hal ini, saya melihat rakyat cenderung lebih mempercayai militer untuk berkecimpung dlam dunia politik, tentu saja ini menyebabkan militer mudah untuk memperoleh suara dari rakyat.

    saya berharap rakyat sendiri lah yang lebih cakap dlam mempercayakan suara mereka kepaada para calon wakil rakyat.

    terima kasih.

    BalasHapus
  26. salam sejahtera..
    saya Eunike Gloria (2009330007 / G)

    Menjadi hal yang sangat menarik melihat perjalanan militer Indonesia terutama pasca Soeharto, di mana militer mengalami degradasi yang sangat signifikan.
    Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya dwifungsi abri dan keterlibatan militer di luar bidang pertahanan keamanan.
    Namun sebagai spekulasi, bahwa peran militer untuk ke depannya akan sulit mengalami kebangkitan serupa seperti masa orde baru karena di dalam militer belum ada lagi tokoh yang berperan seperti Soeharto.
    Kuatnya militer zaman orde baru menurut saya disebabkan kuatnya karakter Soeharto yang mendominasi. setelah Soeharto lengser sampai sekarang belum ada tokoh dalam militer yang sekuat beliau.
    Maka menjadi perhatian kita semua bahwa militer Indonesia masa reformasi ini dan untuk masa depan masih dapat berubah arah tergantung ada tidaknya tokoh kuat yang muncul di dalamnya.

    terima kasih..

    BalasHapus
  27. sore mas, saya kian 2009320052
    menurut saya setelah kejatuhan orde baru peran militer di indonesia seperti keliahatan melemah. dapat dilihat dari pengamanan pulau - pulau yang sekarang diklaim oleh malaysia, dan juga dalam meredam gejolak yang ada di nusantara, seperti gam, rms, opm, dll.
    apakah harus dibutuhkan figur seseorang pemimpin yang seperti suharto lagi untuk menguatkan militer di indonesia ?

    BalasHapus
  28. Sore mas,saya dinny 2009320099

    menurut saya,selepas orde baru yang ditandai dengan kejatuhan soeharto,militer mulai mengurangi eksistensinya di kancah sosio-politik.
    Ini merupakan suatu hal yang baik menurut saya,karena yang saya ketahui pada perkuliahan sebelumnya,pada era soeharto,kaum militer begitu eksis dikancah sosio-politik.Mereka merajai segala bidang,seakan haus kekuasaan.Sehingga bidang bidang yang ada tidak di kuasai oleh ahlinya melainkan kaum mititer.
    karena militer tidak lagi menguasai semua aspek,semoga mereka dapat lebih fokus menjaga keamanan dan ketahanan nasional bangsa Indonesia.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  29. mas saya billy guyana wahyudi(2009320004)

    saya sangat tidak setuju terhadap militer yang masuk kedalam perpolitikan Indonesia. mereka seharusnya menjadi suatu abdi negara ketika dibutuhkan. karena jelas ketika mereka masuk ke kancah politik terlihat jelas bahwa yang mereka lalkukan hanya memberi keuntungan kepada sebagian kelompok

    BalasHapus
  30. diva domela (2009320078)

    militer yang ikut campur di dalam kehidupan sosial-politik merupakan hal tidak sepantasnya terjadi. namun pada masa orde baru, militer memiliki kebebasan untuk ikut serta dimanapun itu disebabkan oleh keadaan yang terpuruk dan kacau. kejatuhan rezim soeharto akhirnya mengurangi hal tersebut. hal ini merupakan awal yang baik karena telah mengembalikan supremasi sipil. militer mulai tidak ikut campur di dalam kehidupan sosial-politik, namun lebih menjalankan tugasnya untuk menjaga pertahanan negara. disini dapat diliat juga bahwa pembagian tugas sudah mulai lebih jelas dan tidak ada monopoli dari pihak militer. terima kasih.

    BalasHapus
  31. Denisa Meiviany (2009320091)

    di sini tidak seharusnya militer ikut campur tangan dalam kehidupan di dunia sosial-politik. jadi setelah kejatuhan orde baru peran militer di indonesia seperti keliahatan kurang atau jadi lemah.
    sangatlebih baik jika militer berhungsi hanya sebagai pihak yg menjaga ketahanan Indonesia d bandingkan sekarang yang mempunyai berbagai fungsi yang tidak seperti awal bagaimana terbentuknya

    BalasHapus
  32. Calvin Kelvianto (2009320110)

    Perna militer yang sangat dominan pada era Soeharto hingga memunculkan Dwifungsi ABRI saya rasa telah hilang setelah jatuhnya rezim Soeharto atau yang dikenal juga denga masa orde baru.. hal ini baik karena menurut saya militer tidak mempunyai hak untuk mencampuri urusan politik di Indonesia.. Militer sebaiknya bertugas sebagaimana semestinya, sesuai dengan kesepakatan awal berdirinya militer dalam hal in ABRI/TNI..

    BalasHapus
  33. 2009320162

    JIka dibandingkan posisi militer pada zaman era soeharto,dimana pengaruh militer pada saat itu sangat berpengaruh dalam pemerintahan,maka pada saat ini kita dapat melihat sendiri bahwa peran militer di dalam kancah sosial-politik tidak kelihatan.Sudah seharusnya sejak dahulu militer beperan hanya dalam mempertahankan keamanan Indonesia dari negara-negara lain,bukan malah sebaliknya ikut campur dalam hal pemerintahan.
    namun,yang masih jelas terlihat saat ini adalah banyaknya panglima dari militer yang berlomba untuk menduduki jabatan di pemerintahan.Menurut saya,Hal ini mencerminkan bahwa di Indonesia memperbolehkan orang dari latarbelakang manapun untuk menduduki posisi-posisi di Indonesia yang bertolak belakang dari profesi yang digeluti sebelumnya.
    hal ini bisa saja suatu saat dapat memecahbelah Indonesia karena penerapan yang dilakukannya tidak sesuai dengan lingkungan dan masyarakat Indonesia.
    Dan saya rasa orang-orang yang berasal dari militer tidak sesuai menduduki jabatan tertinggi di Indonesia berdasarkan sejarah yang pernah terjadi di Indonesia.

    BalasHapus
  34. helga chandra saputra (2009330021 )

    menurut saya, saya lebih setuju militer pada jama setelah orde baru, karnea toh tugas militer yah milter saja, mengurusi keamanan, tidak usah ikut campur dalam politik, karena semua itu ada bagian-bagiannya, jadi menurut saya dengan runtuh nya orde baru, ini merupakan awal yang baik bagi bangsa Indonesia karena menurut saya, ini akan lebih stabil keadaan nya..

    makasiihh ^^

    BalasHapus
  35. ryan sanjaya (2009320018)
    menurut saya, saya tidak setuju dengan adanya peran militer di dalam urusan politik, sebaiknya militer hanya fokus di bidang pertahanan dan keamanan daripada harus mengurusi politik. berilah kesempatan pada orang publik untuk mengurusi politik di indonesia.

    BalasHapus
  36. Jon Ricardo (2009320022)

    saya mengakui eksistensi militer pd jaman orde baru yg sangat mendominasi pemerintahan saat itu. pasca orde baru,tentunya militer mengalami "kemerosotan" dlm artian tidak bisa mendominasi kekuasaan lagi seperti dulu.

    BalasHapus
  37. wendita hayuningrisa (2009330180)

    militer pada masa orde baru memang sangat berkuasa, militer menduduki bidang sosial dan politik selain bidang keamanan. militer sangat berkuasa mungkin karena soeharto juga merupakan militer, sehingga militer pasti diagung-agungkan juga oleh presiden soeharto.
    saya tidak setuju dengan berkuasa militer di berbgaia bidang, karena menurut saya militer cukup sajalah mengurusi bidang pertahanan dan keamanan negara, biar urusan sosial dan politik warga sipil yang mengambil alih.

    BalasHapus
  38. jika dibandingkan dengan zaman orde baru, tentunya militer pasca orba jauh lebih baik, karena peran sospolnya sudah berkurang, jadinya militer bisa fokus dengan masalah hankam saja, dan penyelesaian masalah menggunakan kekerasan bisa dihindarkan.
    akan tetapi, jika dibandingkan dengan militer yang ideal, maka militer indonesia masih jauh dibawahnya.
    selama ini seringkali militer mengeluh soal ketidak sediaan sarana prasarana. jadi, menurut saya, pemrintah pusat seharusnya lebih peduli soal hal ini, sehingga usaha untuk menjadi militer indonesia lebih berkualitas bisa berjalan baik.
    michelle (2009330163)

    BalasHapus
  39. Gilang Kharisma (2009330194) kelas I

    Militer pasca orde baru telah kembali ke fungsi awalnya yaitu untuk menjaga ketahanan negara. Militer aktif tidak lagi diizinkan untuk berpartisipasi dalam bidang sosial politik.

    Namun demikian, para ex-ABRI atau para purnawirawan ABRI masih sedikit diuntungkan dalam kancah politik. karena masyarakat seringkali berpikir bahwa seorang ex-ABRI memiliki kemampuan memimpin yang baik. Dan hal itu terlihat saat pemilu 2009 yang lalu, dimana ada 1 capres dan 2 cawapres yang merupakan ex-ABRI.

    BalasHapus
  40. Virliane fitria melania 2009320117

    Menurut saya, perubahan militer di Indonesia pasca orde baru ini sudah berjalan lebih baik setelah dihapusnya dwi fungsi ABRI yang telah membuat masyarakat resah dan banyaknya tuntutan reformasi, karena perannya yang terlalu mendominasi dalam kancah sosial-politik yang demikian menghegemoni juga di segenap bidang, lebih mementingkan kepentingan penguasa dan kerap melukai rakyat dengan serangkaian pelanggaran HAM serius. Perubahan ini meskipun belum sepenuhnya tercapai dengan masih adanya beberapa yang berperan ke dalam sosial-politik, kadarnya sudah lebih baik dan berkurang banyak daripada masa orde baru yang sangat mendominasinya. Ini sudah merupakan perubahan yang bagus agar mereka profesional untuk melaksanakan tugas utamanya yaitu menjaga pertahanan dan keamanan negara.

    BalasHapus
  41. Adrianus Novaryanto
    2009330088

    Syalom,
    militer pasca soeharo sudah seharusnya disupremasi oleh sipil. Pada era soeharto militer terlalu mengintervensi kancah perpolitikan karena adanya dwi-fungsi ABRI. dengan dihapuskannya dwi-fungsi ABRI langkah-langkah menyambut supremasi sipil terhadap militer sudah mulai terlihat dengan jelas.
    dengan adanya supremasi sipil terhadap militer, tidak bisa dipungkiri perpolitikan Indonesia menjadi semakin terbebas dari kegiatan militerisasi sehingga membuka kesempatan untuk sipil sekalipun terjun ke dunia politik. Selain itu, militer juga cukup mengurusi bidang yang memang adalah bagian mereka yaitu pertahanan dan keamanan.

    BalasHapus
  42. selamat sore mas kris.sy alby rachman padmakusumah (2009330035) mau bertanya:

    Apa yang dimaksud posisi masyarakat sipil harus di atas militer?
    Apa perbandingan keuntungan dan kerugiannya?
    Apakah hal ini sudah diaplikasikan di dalam masyarakat kini?

    menarik saat memperhatikan kekuatan masyarakat sipil yang mampu menundukkan kekuatan militer, melihat kekuatan militer yang bersenjata dan dengan senjatanya tersebut mereka mampu menebarkan teror untuk membuat masyarakat sipil tunduk kepada mereka, kalau militer tersebut berkehendak.KESADARAN dan FAKTOR-FAKTOR apa yang membuat militer tidak melakukan hal tersebut,padahal mereka memiliki kekuatan dan kekuasaan?

    BalasHapus
  43. selamat malam mas..
    saya devi natasia h 2009330023

    saya sangat setuju akan dicabutnya peran militer dalam dunia sosio-politis dan bisnis atau yang kita kenal Dwi Fungsi Militer. karena dengan begitu militer akan lebih fokus dalam menangani masalah pertahanan negara.

    seperti sebelumnya yaitu masa Soeharto, militer memegang peranan yang sangat besar dalam dunia politis dan bisnis. militer menguasai birokrasi dalam pemerintahan. hampir seluruh keputusan yang dibuat pastilah terdapat campur tangan antek-antek militer didalamnya. hal tersebut membuat terbelenggunya kebebasan masyarakat sipil. masyarakat sipil tidak dapat lgi ikut campur tangan dalam menentukan masa depan negri ini. militer mengambil alih semuanya..

    namun keadaan tersebut berubah sejak soeharto undur diri dari jabatannya sebagai presiden. sejak saat itu masyarakat sipil ingin berontak dari belenggu yang diciptakan oleh militer dengan menggulingkan militer itu sendiri. masyarakat sipil ingin memegang kendali dalam kancah pemerintahan.

    dengan keadaan yang seperti itu, maka masyarakat sipil kembali bebas dalam menentukan masa depan negri ini. tidak ada lagi militer yang mengambil keuntungan dari keterlibatan mereka dalam pemerintahan dan bisnis. dengan begitu militer akan lebih fokus untuk menangani masalah pertahanan.

    BalasHapus
  44. Andre Kurniawan
    2009330169

    selamat malam mas, militer pasca soeharto memang sudah kehilangan taringnya. dulu militer yang sangat disegani dan dihormati oleh rakyat pasca soeharto sudah tidak dapat berkuasa seperti dulu lagi. dwifungsi ABRI yang diberlakukan oleh soeharto seperti menanamkan kesombongan pada militer, mereka merasa dirinya berkuasa karena dapat mengatur rakyat dengan masuk ke dalam pemerintahan. tapi perlu disadari bahwa konsep dwifungsi ABRI tersebut tidak lagi cocok bila digunakan untuk saat ini yang notabene kondisi politiknya sudah cukup stabil untuk diatur sendiri oleh rakyat. memang pada saat indonesia mendapat masalah pemberontakan G30S yang menyebabkan stabilitas negara gincang, diperlukan suatu pemerintahan otoriter yang diatur oleh militer, karena rakyat belum mampu untuk memerintah karena kondisi negara yang saat itu sedang kacau. militer seharusnya mengambil alih pemerintahan hanya sampai kondisi indonesia stabil, tetapi pada masa soeharto militer tetap dimasukkan ke dalam politik, walaupun pada saat itu kondisi negara sudah stabil.
    menurut saya untuk saat ini militer kembali kepada tugasnya saja, yaitu menjaga keamanan negara dan tidak masuk ke dalam kancah politik

    terima kasih.

    BalasHapus
  45. Selamat siang pak
    Saya Yulia Nurliana 2009320008

    Militer memang menurun kekuasaannya namun bukan berarti hilang atau mati. Menurut saya militer masih mewarnai dunia pemerintahan dan perpolitikan walaupun tidak se ekstrim jaman orde baru.
    Militer masih dipercaya untuk memerintah Indonesia, sebagai contoh adalah sepak terjak presiden SBY yang dipercaya untuk memerintah selama 2 periode. Memang militer benar-benar memiliki kekuatan yang bagus. Baik dari segi disiplin maupun kecakapan memimpin.
    Kelembagaan militer yang peminatnya mulai menurun membuat beberapa sosok mantan militer lebih baik memasuki kanca perpolitikan. Oleh karena itu sebaiknya militer dipisahkan dari pemerintahan agar tidak terjadi kekacaua seperti masa orde baru

    BalasHapus
  46. BANYUBENING -2009330071

    Menurut saya militer memang sebaiknya tidak disangkut pautkan dengan perpolitikan. Jadi langkah peran militer yang dikurangi setelah rezim soeharto merupakan langkah yang tepat.
    Namun demikian, mengomentari beberapa pemimpin negara yang berasal dari kalangan militer, saya melihat bahwa kepemimpinan mereka lebih terarah dan terfokuskan dalam masa kepemimpinan mereka. Selain itu, negara Indonesia yang notabennya kekurangan militer di berbagai sektor, sangat tepat bila pemimpin kita berasal dari militer agar di stiap keputusannya tetap 'national security' menjadi alasan yang utama.
    Yang menjadi salah adalah apabila otoritas tersebut digunakan seperti pada saat rezim soeharto. Tentu keseimbangan dalam pemerintah sangat baik bagi perkembangan demokrasi kita juga.
    Singkatnya, saya pikir sebagai pemimipin negara kita membutuhkan seseorang yang tegas seperti orang-orang dari militer, namun dalam pembagian dalam kabinetnya tetap harus rata dan adil demi membangun negara yang tetap seimbang di segala sektor.
    Demikian, terimakasih.

    BalasHapus
  47. Giana 2009320173

    tidak seharusnya militer ikut campur dalam masalah politik di pemerintahan. ikut campurnya militer dalam dunia politik sehingga timbulnya Dwi-fungsi ABRI. dalam ikut campur tangannya militer membuat warga sipil susah berkutik. semua ditangani oleh militer.
    akan tetapi sejak soeharto lepas dari jabatannya, warga sipil mulai maju dan berontak. jadi memang sudah seharusnya masalah politik, perekonomian bahkan bisnis ditangani oleh pemerintah dan masyaraktnya, ABRI cukup dalam bidang pertahanan dan keamanan.

    BalasHapus
  48. Christopher Kevin (2009330042)

    saya masih binggung tntang statment bahwa sebaiknya peran militer di Indonesia di matikan saja dalam sosio politik.
    kalau dilihat , dalam perpolitikan di Indonesia, banyak orang yang tidak memenuhi kulaitas untuk melakukan kegiatan dalam perpolitikan. dan masyarakatnya pun bisa di bilang apats tentang politik dsbnya.shingga, permaslahan moral pun bisa di bilang menjadi permaslahana utama.
    tetapi, bila militer di jadikan peran utama lagi, maka langkah masyarakat pun kaan mati. sehingga tidak adanya evolusi dalam pemeritahan Indonesia. Karena militer maish berkuasa. Bahkan jaman orde baru pun bisa terulang kembali.
    menurut saya, ada betulnay dengan apa yang disebutkan politik jalan tengah. tetap[i, bukan seperti pada masa orde baru, dimana militer pada kahirnay lebih dominan. menurut saya, ada baiknaya da badan pengawas yang memerhatikan dengan baik kegiatan militer dalam kancah perpolitikan. sehingga masyarakat dan militewr bsia seimbang, bahkan kalau perlu masyarakat lah yang menjadi dominan. bukan militer. tetapi militer tetap harus ad peranan.

    BalasHapus
  49. Peran Militer dalam kancah sosio-politik itu diperlukan hanya jika negara itu sendiri merupakan negara yang masih baru merdeka atau baru melewati masa penjajahan. Sebab negara yang baru merdeka masih rentan dalam sistem politiknya dam rakyatnya masih bergantung kepada militer.
    Namun di zaman yang sudah modern ini sangat diutamakan militer lebih memfokuskan diri dengan keamanan warga negara dari ancaman-ancaman luar.
    Supremasi sipil atas militer menjadi hal yang penting, karena ini akan menciptakan netralitas birokrasi antara militer dengan sipil, masyarakat yang mandiri dan otonom, partai politik dan sistem partai yang kuat dan otonomi daerah yang luas.
    Maka dari itu perlu adanya sosialisasi kehidupan kewarganegaraan yang berdasarkan 'civil society' kepada militer.

    Joshua Ferdika G (2009330222)

    BalasHapus
  50. Arlin Gunawan 2009320010/J

    Yang telah berubah dari Militer di Indonesia pasca Soeharto adalah berkurangnya peran dominasi militer.
    Sering terjadinya benturan kepentingan antara militer dan rakyat pada masa itu.
    Kekuatan militer memang merupakan salah satu faktor penting bagi kedaulatan negara.
    Tetapi kekuatan tersebut hendaknya merupakan kekuatan yang melindungi rakyat serta berperan dalam menjamin keamanan, kenyamanan dan stabilitas suatu negara, tanpa dicampuradukan dengan peranan lain seperti peranan dalam kegiatan berpolitik.

    BalasHapus
  51. jennie suhitono (2009320030)

    keikutsertaan militer dlm sosial-politik dlm masa orde baru bukanlah suatu keputusan yg bijaksana.militer menjadi titik pusat dalam semua bentuk pemerintahan shg sipil menjadi lebih terbatasi.mgkn hal ini krn presiden soeharto saat itu berlatar belakang militer, tp tentunya itu bukanlah hal yg hrs dilakukan.militer memiliki porsinya sndiri dlm bidang hankam,bukan porsinya dia untuk merambah k sosial politik yg seharusnya sipil saja yg berperan.memang ada saja org sipil yg msk dlm pemerintahan tp itupun sedikit shg tdk dpt memberikan peran yg merubah kebijakan scr lbh signifikan dan efektif.untungnya skrg ini militer sudah kembali k porsinya sehingga dwifungsi militer tdk terjadi lg.
    thnx...

    BalasHapus
  52. chakra Pratama
    2009330043

    Militer pasca orde baru seakan mengalami kemerosotan. Maksud saya adalah dalam hal prestasi dan wibawa. Dulu ketika pemerintahan Soeharto, militer Indonesia berhasil melaksanakan operasi woila, yaitu membebaskan pesawat garuda yang di bajak oleh teroris, namun sekarang, prestasi militer seakan tidak segimilang dulu.

    apakah hal ini ada hubungan dengan pemerintahan soeharto yang mengalokasikan dana militer lebih tinggi daripada pemerintahan sby, atau apakah memang militer indonesia sudah capek dan jenuh??

    BalasHapus
  53. Kevin Tiganna Tarigan-2009330223

    apa dualisme militer di indonesia sudah tidak ada ? jawabannya TENTU, masih ADA. memang tidak secara eksplisit seperti pada masa orde baru, namun pemegang posisi penting di Indonesia, PASTI memiliki hubungan dengan militer, lihat saja bapak presiden "kebanggaan" kita semua bapak eS Be Ye, atau bapak pengusung partai Hanura dan Gerindra, si mas prabowo dan wiranto. militer masih memegang peran politik yang kuat. pengaruh orde baru masih ada, dan tidak secara ekspilisit, banyak petinggi militer yang keluar dari dunia kemiliteran dan masuk ke dalam dunia politik. ini semacam hukum tidak tertulis, bahwa jika ingin menjadi petinggi politik di indonesia, harus beragama islam, jawa dan ada koneksi militer.

    BalasHapus
  54. Arum Namira (200933151)

    Aktifnya militer di dunia sosial-politik Indonesia tentunya membuat bias tugas dan fokus militer yang sesungguhnya. Jabatan-jabatan yang semestinya diisi dan dikelola oleh sipil kemudian dikendalikan oleh militer.

    Dengan dihapuskannya dwi-fungsi ABRI tentunya menandakan adanya supremasi sipil terhadap militer. Hal ini penting agar militer mengambalikan fokusnya semula, yaitu menjaga ketahanan negara. Walaupun saya juga setuju dengan pendapat Kevin mengenai dualisme militer yang masih terjadi di Indonesia secara implisit, namun menurut saya Indonesia sudah mengalami banyak kemajuan mengenai masalah dualisme militer ini.

    BalasHapus
  55. AGNES KUSUMANINGTYAS 2009330060

    dengan aktifnya militer dalam dunia sosial dan juga politik, mengakibatkan militer pada zaman itu menjadi tidak efektif. karena mereka tersita perhatiannya untuk mengejar karir di dunia politiknya. dan dengan aktifnya mereka dalam dunia politik mengurangi jatah kursi bagi rakyat sipil yang mau terlibat di dunia politik,karena adanya dominasi dari pihak militer.

    supremasi sipil terhadap militer tidak sepenuhnya terhapuskan sekarang ini. karena dapat kita lohat, para elit politik dan pemerintah sekarang ini mayoritas berlatarbelakang dari mereka yang dulunya adalah militer.

    BalasHapus
  56. inayah (2007330044)

    militer pasca soeharto peranannya berkurang di pemerintahan karena adanya supremasi sipil dan dwi fungsi Abri dihapuskan karena meminimalisir justifikasi militer yang sangat kuat terhadap politik yang sudah berlangsung. Tetapi mungkin penghapusan dwi fungsi ini menyebabkan politik indonesia sempat terhambat. Dwi fungsi ABRI ini sebenernya baik dilakukan di indonesia. Akibat adanya supermasi sipil menyebabkan sipil memegang kendali atas masalah-masalah militer seperti buat anggaran, strategi pertahanan yang berurusan dengan militer tetapi sebenernya sipil tidak mengerti masalah itu. Akibat hal itu, sipil kewalahan sendiri dimana politisi sipil dianggap masih lemah dalam menyelesaikan konflik yang akhirnya memaksa militer untuk terjun kembali ke politik seperti koordinasi sospol militer kedaerah konflik. Oleh karena itu, mengharuskan militer kembali ikut campur dalam politik negeri ini.

    BalasHapus
  57. Selamat malam Mas... saya memiliki pendapat tentang militer itu sendiri. Militer merupakan suatu kelompok elit yang dipersenjatai guna melindungi kepentingan kejayaan sebuah negara. Kepentingan kejayaan ini dapat berarti memastikan negara itu ada atau dapat diartikan mencari kejayaan di luar negaranya (imperialisme). Militer adalah suatu arsenal karena memiliki kemampuan memaksa.
    Kesalahan besar apabila membiarkan militer keluar dari jalur dan masuk ke ranah politik. Sifat memaksa yang dimiliki tidak dapat diterapkan pada kehidupan sipil. Militer bukanlah suatu institusi yang pelatihannya dipusatkan pada perkara tawar-menawar. Militer merupakan badan yang memiliki pemikiran bahwa tindakannya adalah yang terbaik bagi sesama, kehendaknya dapat dipaksakan demi tercapainya sebuah kebaikan.
    Penyimpangan wewenang karena kemampuan militer yang demikian akan sangat rentan terjadi.
    Ranah sipil dan zona militer adalah dua hal yang tidak bisa dibiarkan bersanding sejajar. Salah satunya akan mencurigai yang lain.

    BalasHapus
  58. pos kristi birowo berasal dari mahasiswa dengan nama Florentinus Kristi Birowo. NPM : 2009330027. Terima kasih atas perhatiannya.

    BalasHapus
  59. Siang mas,saya dicky andreas 2009320053.
    Sya inggin berkomentar bahwa setelah kejatuhan orde baru peran militer di indonesia seperti keliahatan melemah. dapat dilihat dari pengamanan pulau - pulau yang sekarang diklaim oleh malaysia, dan juga dalam meredam gejolak yang ada di nusantara, seperti gam, rms, opm, dll.
    Apakah sosok seperti soeharto memang dibuthkan kembali dalam bangsa indonesia ini ?

    BalasHapus
  60. r. nadia a karissa
    2009330159

    pada era soeharto, peran militer dalam kancah politik sangat dominan. bukan hanya di pemerintahan pusat saja, tapi kepala-kepala daerah di seluruh Indonesia sempat didominasi dari kalangan militer.
    paska lengsernya soeharto peran militer tidak lagi sedominan dulu. misalnya dapat kita lihat pada pilpres tahun 2004 dan 2009 dimana beberapa capres dan cawapres dari tiap-tiap partai yang lolos memiliki latar belakang militer yang tidak bisa dipandang sebelah mata. bukan hanya itu, departemen-departemen pemerintah mayoritas memiliki peranan militer yang sangat mendominasi.
    peran militer dalam segala aspek pemerintahan indonesia sudah terlalu dalam dan melampaui jobdesk masing-masing pihak sehingga dapat memicu konflik intern. sedangkan warga sipil yang diharapkan menduduki posisi di pemerintahan tidak kunjung sesuai dengan yang diharapkan. sehingga lagi-lagi militer muncul dalam pemeerintahan.

    BalasHapus
  61. selvianita 2009320192
    pulih kembalinya kekuatan militer, gagalnya proyek pemilihan umum yang demokratis pertama pascaotoritarianisme. Sepeninggal Soeharto, Indonesia diintip oleh nyaris semua modus operandi itu. Benar bahwa kejatuhan Soeharto telah membuka ledakan partisipasi politik, merebakkan kebebasan, menyebabkan terbangunnya kepercayaan diri gerakan sosial dan ajal kekuasaan sakral-personal. militer pun dicampuradukan dengan seluruh kegiatan pemerintahan sehingga sulit dibedakan mana yang seharusnya kewenangan militer atau pemerintah.
    Harus kita katakan secara terus terang, pengukuhan peran politik TNI dan
    Polri dalam UUD adalah pengkhianatan hebat terhadap amanat reformasi.
    Mereka, para politisi di parlemen itu, tengah menyeret Indonesia kembali
    ke zaman kegelapan, dengan ancaman yang jauh lebih buruk dari contoh
    kekejaman mana pun yang bisa ditemukan dalam sejarah modern kita.

    BalasHapus
  62. Untari Sabdiana (2009330137)

    dikarenakan kepercayaan penuh dari soeharto yang notabene merupakan anggota militer, membuat militer mempunyai keyakinan kuat dalam memimpin negeri ini. sedangkan melalui dwi fungsi abri seharusnya sudah jelas bahwa abri tidak bisa sepenuhnya menjalani kehidupan perpolitikkan indonesia. mereka juga perlu bantuan dari warga sipil. begitu pula warga sipil, tidka bisa sepenuhnya menjalankan perpolitikkan indonesia tanpa abri.
    mereka seharusnya bekerja sama dengan baik, bukannya saling menyalahkan.

    BalasHapus
  63. adiarta sukma yuninda (2009330131)

    militer adalah pihak yang menjaga pertahanan dan keutuhan negara, sudah seharusnya tidak ikut campur dalam keadaan politik dalam negeri. militer hanya memiliki kepentingan menjaga negara. jadi saya tidak setuju dengan adanya perluasan militer ke bidang lain selain masalah pertahanan, seperti yang terjadi pada masa orde baru, dimana hampir semua lini pemerintahan dipimpin oleh orang yang memiliki latar belakang militer.
    terima kasih.

    BalasHapus
  64. Inggrid Putri Omega (2009330144)

    Tentu banyak hal yang sudah berubah sejak jatuhnya rezim Soeharto. Terlihat jelas tidak adanya perannya militer dan dwifungsi ABRI. Pembebasan pers dan demokrasi lebih terlihat sejak jatuhnya Soeharto dan hak asasi manusia lebih dihargai dari segi moral maupun materi.
    terima kasih.

    BalasHapus
  65. Nicole Andrea (2009330119)

    saya sangat mendukung adany supremasi politik. terlibatnya ABRI dalam sosial-politik negara membawa dampak buruk. Secara sosial masyarakat tidak dapat dipimpin dengan sistem ABRI yang tegas dan keras. secara politik sendiri memang kenyataannya militer dengan kaum politisi tidak dapat berhubungan.

    BalasHapus
  66. Harmonisnya hubungan antara militer dan sipil pasca orde baru diharapkan dapat memperbaiki situasi domestik untuk bisa semakin stabil. Salah satunya cara untuk memperbaiki hubungan tersebut adalah dengan dihapusnya dwifungsi ABRI dan mengembalikan perannya sebagai militer yang professional dan tidak terlibat pada urusan-urusan politik. Bgaimanapun dominasi militer dalam urusan politik hanya akan menodai demokrasi. Militer cenderung mengakomodasikan kepentingannya melalui cara-cara kekerasan dan ini nantinya akan merusak iklim demokrasi yang sedang dibangun oleh negara ini.

    Riska 2006330173

    BalasHapus
  67. Satrio Rama
    ( 2009330128 )

    kalau menurut saya, profesionalisme militer harus segera ditingkatkan. tetapi sudah banyak saya lihat kemajuan profesionalisme yang ditunjukan militer indonesia kepada dunia. tetapi mungkin keprofesionalismean dari militer akan lebih ditingkatan jika gaji mereka seimbang dan at least dapat memnuhi kebutuhan mereka sehari.

    BalasHapus
  68. Hilaria Ananda (2009330025)

    dengan telah dihapuskannya dwifungsi ABRI maka sekiranya kinerja militer dapat lebih terfokus dan semakin meningkat.mungkin militer kita memang jauh tertinggal dari kekuatan militer negara-negara lain baik dari sisi jumlah, skill, ataupun sarana yang dimiliki.tapi saya yakin dengan profesionalitas yang telah dan sedang dilangsungkan bagi militer ini, militer dapat berkembang kearah yang lebih baik lagi..

    BalasHapus
  69. Erick Radiktya (2007330111) kelas:I
    Malem Mas..
    Kejatuhan militer pasca Soeharto memang dapat kita lihat dari peran sosial politik militer itu sendiri. Militer sekarang dapat dilihat lebih profesional tanpa melakukan pkerjaan 'ganda'. Tetapi dapat kita cermati kejatuhan militer juga mengakibatkan sisi negatif yg signifikan apabila dilihat dr penyelewengan kekuasaan yg dilakukan oleh pejabat sipil yg sekarang lebih mendominasi. Menurut saya lamabat laun di Indonesia akan terjadi gerakan militer yg akan kontra pada supremasi sipil itu sendiri, karena seperti kita ketahui bahwa militer memiliki doktrin nasionalisme cukup kuat untuk melawan penyelewengan kekuasaa tersebut.
    Terimakasih.

    BalasHapus
  70. I Gusti Agung Bagus Artayasa (2009330069)

    pemerintahan pasca orde baru telah banyak membuat perubahan besar semenjak jatuhnya rezim soeharto. salah satu hal yang paling mencolok adalah pencabutan dwi fungsi abri dalam sistem politik Indonesia. hal ini membuktikan bahwa jelas telah dilakukan supremasi sipil. dengan dilakukan hal ini diharapkan sipil dapat kembali pada bidangnya yaitu nasalah sosial politik dan militer dapat fokus terhadap bidangnya sndiri terutama abri yaitu menjaga stabilitas dan kedaulatan negara.

    terimakasih mas...

    BalasHapus
  71. limia trifena (2009330192) kelas J

    setelah turunnya soeharto, masyarakat banyak melihat militer kehilangan taringnya. bahkan militer tampak kehilangan jati diri mereka saat semasa pemerintahan orde baru karena berbagai hak dan posisi istimewa yg diberikan oleh soeharto yg membuat militer sbgai tentaranya rakyat menyimpang dari tugasnya. dan semakin kehilangan kredibilitas dan kewenangan mereka seiring dengan jatuhnya soeharto.
    secara pribadi saya setuju dengan adanya supremasi sipil dengan dicabutnya dwi fungsi abri, sehingga posisi dan peran militer berusaha di kembalikan lagi ke tempat mereka semula, dibawah kontrol sipil dan bekerja sama mendukung pemerintahan sipil. karena memang kodrat sipil yang merupakan perwakilan rakyat secara luas harus didukung oleh militer sebagai aparat negara yang menjaga bangsa dan rakyat, meskipun saat ini kita masih dapat melihat bagaimana kesemena-menaan dalam tubuh militer kepada rakyat kecil dan masyarakat sipil yang masih meraja rela dan militer yang masih menganggap mereka berkuasa atas negara ini. anggapan dan kesombongan yang ada dalam diri militer inilah yang membuat keberadaan dan peran mereka jauh dari rakyat dan kadang malah tidak pernah mendapat dukungan dari rakyat. sehingga saat ini, bukan hanya pemerintahan sipil yang berselisih dengan militer namun juga masyarakat yang sering kali disulitkan dan dirugikan oleh kewenangan dan tindakan militer.

    BalasHapus